• Berita Terkini

    Sabtu, 10 Februari 2018

    Ibu di Klaten Tega Seret Anak 300 Meter Pakai Motor


    KLATEN – Warga Desa Paseban, Kecamatan Bayat disuguhi pemandangan mengerikan. FRK yang baru berumur empat tahun sengaja diseret menggunakan sepeda motor. Mirisnya lagi, si pelaku Ignatia Santi Kusuma Sari adalah ibu kandungnya.

    Bak boneka, FRK diseret sejauh 300 meter dari rumahnya. Dia harus menahan kesakitan karena tubuhnya beradu dengan aspal jalan kampung. Si ibu yang seperti kesetanan itu baru melepaskan anaknya setelah diteriaki warga setempat.

    Peristiwa yang terjadi, Kamis (8/2) pukul 17.30 tersebut juga terekam closed circuit television (CCTV) warga sekitar dan menjadi viral di media sosial
    “Dia menyeret (FRK, Red) seperti sedang menyeret boneka. Anaknya diam saja padahal terseret di jalan aspal,” ungkap saksi mata Sumarmi, 57, Jumat (9/2/2018).

    Sumarmi tak habis pikir melihat Santi, sapaan Ignatia Santi Kusuma Sari, tega memerlakukan buah hatinya sedemikian keji. Sore itu, Santi menyetir sepeda motor matic menggunakan tangan kanan. Sedangkan tangan kirinya memegang tangan FRK.Tanpa rasa bersalah, Santi lalu menyeret FRK menyusuri jalan kampung.

    “Setelah diteriaki warga, dia baru menjatuhkan anaknya lalu kabur,” ujar Sumarmi geram.

    Akibat tubuhnya bergesekan dengan aspal, FRK mengalami luka lecet di bagian lutut dan jari kakinya. Dia segera dibawa ke Puskesmas Bayat untuk mendapatkan pertolongan pertama.

    Malam harinya, sekitar pukul 20.30, FRK menangis kesakitan karena lukanya mulai membengkak dan segera dilarikan ke RSUD Bagas Waras Klaten.

    Sementara itu, setelah melepaskan FRK, Santi kabur ke arah Kecamatan Wedi. Sesampainya di Desa Melikan, Santi terlibat kecelakaan beruntun dan menjalani perawatan di puskesmas setempat. Saat kejadian, polisi yang menangani kecelakaan belum mendapatkan informasi bahwa Santi telah menganiaya anaknya.

    Ditambahkan Sumarmi, saat Santi menyeret FRK, sang suami F.X. Didik Wijanarka, 38, sedangk bekerja di Muntilan. Selama ini, FRK dan kakaknya BEK, 9, dirawat oleh neneknya. Tapi tetap tinggal satu rumah dengan Santi.

    Sehari-hari, lanjut Sumarmi, Santi jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Perilaku kejam Santi terhadap anaknya cukup lama menjadi buah bibir tetangganya. Namun, Sumarmi tidak menduga Santi tega menyeret FRK.

    “Kalau dibilang depresi sepertinya tidak. Kalau bertemu saya juga menyapa. Tapi, saya tidak tahu kenapa selalu ada percecokan di dalam rumah dengan siapa saja,” jelasnya.

    Di sisi lain, CCTV yang terpasang di depan rumah Wahyanto, 48, dan merekam kejadian saat Santi menyeret FRK telah diamankan polisi untuk penyelidikan. (ren/wa)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top