• Berita Terkini

    Senin, 12 Februari 2018

    BG3 Dorong Hari Jadi Purworejo Dirubah

    fotolukmanhakim/purworejoekspres
    PURWOREJO - Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Ormas Bintang Gajah-gajah Grup (BG3) mendorong Pemkab Purworejo agar segera melakukan revisi Hari Jadi Purworejo. Pasalnya, hari jadi Purworejo 5 Oktober seperti yang setiap tahun diperingati dinilai tidak sesuai dengan fakta sejarah.

    Hal itu terungkap dalam forum doa bersama dan gendu-gendu roso yang digelar di sekretariat BG3, Desa Kedungsari Kecamatan/ Kabupaten Purworejo, Sabtu (10/2) malam. Forum tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh Purworejo serta perwakilan elemen-elemen masyarakat di Kabupaten Purworejo.

    Ketua BG3, Dwi Darmawan mengungkapkan, dalam kesempatan tersebut forum menyepakati jika hari jadi 5 Oktober dinilai tidak relevan dan menuntut Pemkab Purworejo agar segera merubahnya.

    "Dalam waktu dekat ini, BG3 akan menggalang dukungan kepada elemen-elemen masyarakat yang sepakat dengan perubahan hari jadi. Secara resmi, nanti akan kami tuangkan dalam surat dan akan kami kirimkan kepada DPRD Kabupaten Purworejo," kata Kepala Desa yang akrab dipanggil Wawan ini.

    Wawan menambahkan, perubahan tanggal hari jadi yang disepakati forum tersebut mengerucut kepada realitas sejarah yakni kapan pertama kali nama Purworejo serta adanya pemerintahan Kabupaten Purworejo yang dipimpin oleh Cokronegoro.

    "Kami merasa ini adalah bentuk tanggung jawab kami generasi penerus untuk meluruskan sejarah," katanya.

    Ketua DPRD, Luhur Pambudi Mulyono yang juga hadir dalam kesempatan tersebut mengaku siap mengawal aspirasi BG3. Secara pribadi, dirinya juga sepakat bahwa hari jadi Purworejo yang saat ini resmi diperingati dinilai kurang relevan.

    "Banyak yang bilang nanti kalau merubah hari jadi bisa kualat. Saya katakan tidak kualat karena ini justru meluruskan. Jika memang ini menjadi kehendak dari teman-teman BG3, mari kita lakukan secara prosedural dan insya Allah saya siap mengawalnya," katanya.

    Penasehat BG3, Kang Mamat alias Kyai Merah menambahkan, meski forum yang berasal dari berbagai elemen masyarakat tersebut sepakat pada perubahan, namun ia berharap agar tetap menghormati pendapat lain terkait hari jadi.

    "Saya berharap sebelum ini menjadi keputusan resmi BG3, dilakukan semacam kajian melalui sarasehan dengan menghadirkan pakar atau sejarawan. Dalam sarasehan tersebut masyarakat yang pro maupun kontra kita undang agar tidak menjadi perdebatan lagi di kemudian hari," katanya. (luk)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top