• Berita Terkini

    Jumat, 09 Februari 2018

    Banjir Meluas di Utara Jateng

    SRI PUTJIWATI/RADAR KUDUS
    PATI – Bencana banjir meluas di Bumi Mina Tani. Banjir telah melanda di Kecamatan Gabus, Jakenan, Jaken, Juwana, Kota, dan Sukolilo. Kini merambah di Kecamatan Dukuhseti dan Tayu.

    Kepala BPBD Pati Sanusi Sisoyo menjelaskan, banjir tersebut diakibatkan intesitas hujan tinggi di utara kemarin (8/2/2018). Hujan terhadi sekitar pukul 03.00 hingga pukul 08.00.

    Hujan tersebut menyebabkan sungai tidak mampu menampung air. Debit air sungai meluap ke pemukiman dan lahan pertanian warga.

    “Ketinggian banjir itu sekitar 10-70 sentimeter. Ada delapan desa yang menjadi dampak bencana banjir di Pati utara. Ada ratusan rumah dan puluhan hektare sawah terendam air. Ketinggian air di rumah warga bervariasi. Sedangkan total kerugian yang dialami warga mencapai Rp 549 juta,” ungkapnya.

    Dia merinci, banjir di Desa Dumpil ada 14 rumah tergenang, Desa Dukuhseti ada 39 rumah terendam, Desa Banyutowo ada 42 rumah tergenang, dan Desa Bakalan ada 50 rumah. Selain itu, di Desa Bakalan ada sekitar 12 hektar sawah dan 17 hektar tambak terendam air.

    Sedangkan, di Desa Kembang ada 50 rumah dan 10 hektar sawah terendam air. Ada juga sekitar 20 hektar sawah di Desa Grogolan terendam, Desa Ngagel ada delapan rumah dan delapan hektare sawah terendam air, dan Desa Tegalombo ada 15 hektare sawah terendam air.

    Terpisah, Kasi Pembangunan Desa Ngagel Setyo Widi Nugroho memprediksi, banjir disebabkan area hutan Ngarengan rusak. Sehingga limpasan air dari hutan mengalir ke sungai. Akhirnya melimpas ke pemukiman dan persawahan. 

    “Kami berharap air yang kini merendam pemukiman dan perawahan secepatnya surut. Karena tanaman di sawah belum bisa dipanen. Usianya belum matang. Kemungkinan nanti kondisinya puso. Ini merugikan petani. Selain itu, menggangu aktivitas warga yang rumahnya terendam air,” katanya.

    BANJIR bandang juga menerjang Dukuh Tempur, Desa Sumberejo, Kecamatan Donorojo, Jepara kemarin. Pasalnya, Sungai Pasokan dan Cilik meluap.
    Kedua arus sungai bertemu di dukuh tersebut sehingga menyebabkan luapan air sampai perkampungan. Tinggi banjir bandang mulai satu meter sampai dua meter. Air masuk rumah warga sekitar pukul 04.30. Puncak banjir bandang sekitar pukul 06.00. Air kembali surut pada pukul 07.00.

    Ada 89 kepala keluarga di enam RT terdampak banjir tersebut. Namun, tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Selain perkampungan, satu tempat ibadah dan lembaga pendidikan terkena dampak banjir. Tiga ruangan MTs Miftahul Huda terendam. Semua jenis administrasi, buku, dan alat elektronik rusak.

    “Beruntung 15 komputer untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sudah kami tempatkan di atas. Sebelumnya sudah kami antisipasi kalau ada banjir bandang. Karena sungai ini setiap tahun meluap. Untuk pembelajaran, semua siswa libur. Sebagian datang ke sekolah membantu membersihkan ruangan,” kata Kepala MTs Miftahul Huda Hanif Syaifudin.

    Kepala RA Al Hikmah Rahmat mengungkapkan, 13 ruang di kompleks PAUD/RA Al Hikmah dan MI Miftahul Huda 2 terendam banjir. Seluruh buku pelajaran rusak. Satu printer juga mengalami kerusakan. “Tidak sempat menyelamatkan barang sekolah karena sibuk menyelamatkan barang di rumah. Setelah selesai, seluruh dewan guru ikut membersihkan sisa banjir,” paparnya.

    Terpisah, Kamituwo setempat Baidowi mengungkapkan, banjir tersebut tidak sampai menyebabkan kerusakan parah. Hanya ada beberapa dapur semi permanen warga yang terbawa banjir berserta perabotnya. Sedangkan, kerusakan terbanyak terjadi pada barang elektronik warga seperti kulkas, mesin cuci, dan lainnya. “Setelah surut warga langsung membersihkan rumah masing-masing dibantu warga yang tidak terdampak banjir. Alhamdulillah tidak sampai evakuasi pengungsian,” paparnya.

    Hujan yang juga menyebabkan longsor di rumah Hengki, 40, warga RT 2 RW 1, Dukuh Kemiren, Desa Tempur. Longsoran tersebut mengakibatkan sebagian rumah ambles. Selain itu, bagian rumah yang tersisa mengalami keretakan. Longsoran mencapai 15 meter dengan panjang 20 meter.

    Selain rumah Hengki, tiga rumah tetangga mengalami hal yang sama. Ketiga rumah yang terdampak milik Warti, Tumbas, dan Muhdi. “Kemungkinan ada longsoran susulan. Bersama dengan warga dan aparat desa setempat kami terus siaga di sekitar lokasi,” Kata Babinsa setempat Serka Abdul Munif.

    Sementara itu, rumah roboh di Desa Bumiharjo. Kejadian bermula ketika hujan lebat dan angin kencang. Sekitar pukul 14.00 rumah milik Mariyoto, 45, RT 4 RW 8. Desa Bumiharjo terdengar suara gemuruh di belakang rumah. Bagian dapur dan rumah bagian belakang korban roboh diterpa angin. “Waktu kejadian, saya di rumah bagian depan. Tidak ada korban. Hanya barang-barang perabotan yang rusak tertimpa atap,” kata Mariyanto. (war/put/ris)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top