• Berita Terkini

    Sabtu, 13 Januari 2018

    MIBS Kebumen Dapat Hadiah Masjid dari WNA Arab Saudi

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Milad Pesantren Muhammadiyah Integrated Boarding School (MIBS) Kebumen tahun yang keempat tahun menjadi momentum istimewa. Pasalnya, pondok pesantren yang berada di dalam lingkungan SMA/SMK Muhammadiyah Kebumen ini mendapat hadiah sebuah masjid. Salah satunya dari keluarga Syekh Ahmed Al Marsyud WNA Arab Saudi.

    Masjid yang diberi nama Jami’ Abu Ahmad Al Marsyud, diresmikan dengan ditandai penandatanganan prasasti oleh Syekh Ahmed Al Marsyud dari Arab Saudi dan Agung Danarto,dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kemarin.

    Masjid Jami’ Abu Ahmad Al Marsyud dibangun dengan total biaya sekitar Rp 700 juta. Mendapatkan bantuan dari keluarga Syekh Ahmed Al Marsyud sebesar Rp 320 juta yang disalurkan melalui Yayasan Al Muwahidin Surabaya. Selebihnya dari para donator juga yang jumlahnya bervariasi.

    Hadir pada acara tersebut, Bupati Kebumen Mohammad Yahay Faud, tiga tamu dari Arab Saudi yaitu Syaikh Ahmad Al Marsyud, Syekh Turki Al Mana dan Syekh Abdulaziz Al Hubaisyi. Yang salah satunya merupakan penyumbang dana pembangunan masjid.

    Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kebumen, KH Abduh Hisyam, menyampaikan bahwa Muhammadiyah melalui Pesantren MIBS ini berusaha bersama-sama membangun dan menyiapkan generasi yang cinta Masjid.

    "Generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan. Setelah masjid dibangun, diresmikan, tugas selanjutnya adalah memakmurkan masjid," ujar Abduh Hisyam.

    Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad, mengatakan masjid hendaknya bisa menjadi pusat kegiatan kegiatan dan dakwah. Menurunya sejak dilantik menjadi Bupati Kebumen, pihaknya beserta jajarannya hingga saat ini melakukan Safari Subuh berjamaah. Keliling dari satu masjid ke masjid yang lain.

    Bahkan dua bulan terakhir,  selain subuh berjamaah juga memberikan bantuan bagi warga dalam program subuh berbagi. "Hal ini diharapkan, masjid selain sebagai pusat dakwah juga memberikan manfaat bagi warga sekitar," kata Yahya Fuad.

    Agung Danarto, dari PP Muhammadiyah, menyampaikan bahwa Muhammadiyah hingga saat ini masih konsisten dalam berjuang membangun bangsa. Sebagai contoh, di Sorong, Papua, Muhammadiyah memiliki Universitas Muhammadiyah Sorong yang ternyata Mahasiswanya 75 persen lebih beragama non muslim.

    Menurutnya, masyarakat disana mempercayakan putra putrinya untuk belajar di UMS tersebut, tidak ada masalah. "Artinya bahwa Muhammadiyah sudah mengaplikasikan toleransi dengan baik. Dari segi Aqidah kita memiliki batasan yang jelas, Lakum dinukum waliyadin. Tapi kepentingan memajukan bangsa dan negara, memberikan bekal kepada generasi bangsa untuk lebih baik juga penting," bebernya.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top