• Berita Terkini

    Jumat, 26 Januari 2018

    Kisi-Kisi USBN Akhirnya Terbit

    JAKARTA – Publik sempat cemas kapan keluarnya kisi-kisi ujian sekolah berstandar nasional (USBN). Sebab ada beberapa ketentuan baru di dalam USBN. Diantaranya sepuluh presen butir soalnya berupa isian. Secara resmi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) melansir kisi-kisi USBN 2018 kemarin (25/1/2018).


    Kisi-kisi USBN 2018 itu meliputi jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK sederajat. Kepala BSNP Bambang Suryadi menuturkan penerbitan kisi-kisi USBN 2018 disertai dengan keluarnya surat edaran revisi prosedur operasional standar (POS) Unas 2018. ’’Untuk POS USBN 2018 belum dirilis,’’ katanya kemarin (25/1). Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengatakan dengan keluarnya kisi-kisi tersebut para siswa dan guru sudah bisa bersiap sambut USBN.


    Dia menegaskan para guru dan siswa menuntaskan proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang ada di Kurikulum 2006 atau Kurikulum 2013. Menurut dia jika semua kompetensi itu dikuasai, maka siswa bisa tenang memngikuti USBN maupun unas. Bambang mengatakan para siswa diminta fokus belajar dan menjaga integritas. Sebab jika menjalankan USBN maupun unas dengan integritas, maka akan menghasilkan lulusan yang unggul dan kompeten.


    Bambang mengatakan kisi-kisi USBN disusul oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud.Sedangkan untuk kisi-kisi mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dibuat oleh Kementerian Agama (Kemenag). Dia menuturkan kisi-kisi USBN memuat level kognitif dan lingkup materi berdasarkan kriteria capaian standar kompetensi lulusan. ’’Kisi-kisi USBN dijadikan acuan pengembangan dan perakitan naskah soal USBN,’’ tuturnya.


    Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji menyoroti munculnya soal isian dalam USBN maupun di unas. Khusus untuk di unas, soal berbentuk isian disebut pemerintah sebagai isian singkat. Intinya sama saja, yakni bukan soal pilihan ganda seperti umumnya.


    Indra mengatakan soal isian sebagaiknya berkategori C2 (memahami) dan C3 (mengaplikasikan). Kemudian ke depan dikembangkan sehingga bisa memasukkan soal isian kategori C4 (analisa) dan C5 (evaluasi). Dia berharap soal isian tidak berada di level C1 (menghafal). ’’(Karena, red) sama aja membodohi bangsa,’’ tuturnya.


    Dia mengatakan di penyiapan generasi muda yang siap berkompetisi, dituntut proses pembelajaran yang mengembangkan kemampuan high order thinking (berpikir tingkat tinggi). Sudah bukan eranya low order thinking (berpikir level rendah) yang cenderung menghafal (remembering). Indra menjelaskan level pendidikan mulai paling rendah adalah menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, evaluasi, dan paling tinggi ada berkreasi. (wan)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top