• Berita Terkini

    Jumat, 19 Januari 2018

    Janda Tiga Anak di Grobogan Ditemukan Menggantung

    GROBOGAN  – Dalam dua hari terakhir, terjadi dua kasus bunuh diri. Kemarin, Karno, 50, warga Dusun Pagergunung, Desa Dokoro, Wirosari, mengakhiri hidupnya sendiri. Sehari sebelumnya, kejadian yang sama terjadi di Dusun Beber, Desa Mayahan, Tawangharjo, dengan korban Sri Mulyati, janda tiga anak yang berusia 46.

    Karno kali pertama ditemukan Rudi Hartono, 31, warga setempat. Saat itu, dia sedang perjalanan pulang dari hutan. Sontak dia kaget saat melihat ada sosok manusia menggantung menggunakan kain sarung di pohon nangka.

    Kejadian ini, lantas dilaporkan ke Polsek Wirosari. Mendapatkan laporan, pihak kepolisian kemudian menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama tim medis Puskesmas Wirosari dan tim Inafis Polres Grobogan. Hasil pemeriksaan tak ditemukan tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban.

    Kapolsek Wirosari AKP Toni Basuki mengatakan, usai diidentifikasi jenazah kemudian diserahkan ke keluarga untuk segera dimakamkan. ”Penyebab korban bunuh diri diduga karena punya sakit menahun,” tandasnya.

    Sedangkan bunuh diri yang dilakukan Sri Mulyati, 46, warga Dusun Beber, Desa Mayahan, Tawangharjo, diduga karena terbelit utang. Janda tiga anak ini, mengakhiri hidupnya di rumah kosong milik Muh Ali, warga desa setempat.

    Sri Mulyati menggantung di kayu balok dengan seutas tali sepanjang sekitar 4 meter. Jasad korban kali pertama ditemukan tetangga korban, Susilo yang hendak mengambil kulit kacang untuk pakan ternak. Saat masuk ke gudang rumah milik Muh Ali, dia sangat kaget. Ada tubuh manusia yang menggantung. Dia lantas mengabarkan ke warga. Saat dicek, tubuh korban sudah mulai membusuk.

    Di dalam saku baju korban, ditemukan surat wasiat. Surat dengan bahasa Jawa yang ditulis menggunakan pensil itu, dituangkan dalam selembar kertas bergaris. Isi tulisan tersebut ”kagem sederek sederek sedoyo kulo. Kulo sekeluarga nyuwun pangaputen, nyuwun tulong ponakan jenengan dekek panti, lan genduk ampon kebebanan nopo2 nggih pakde, bude, bulik, om. Matur nuwun”.

    Kades Mayahan Saerozi langsung melaporkan kejadian ini ke Polsek Tawangharjo. Dari hasil pemeriksaan tim Inafis, korban meninggal karena bunuh diri. Tak ditemukan tanda penganiayaan pada tubuh korban.

    Kapolsek Tawangharjo AKP Sudarsono mengatakan, dari pemeriksaan tim kesehatan dan di RSUD R Soedjati tak ada tanda-tanda penganiayaan. ”Korban murni bunuh diri. Sebelumnya korban telah membuat surat wasiat,” katanya. (mun/lin)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top