• Berita Terkini

    Selasa, 16 Januari 2018

    Balkon Tower 2 Gedung BEI Ambruk, 77 Orang Terluka

    fotomiftahulhayat/jwapos
    JAKARTA – Dikelola perusahaan kenamaan Cushman & Wakefield. Namun, hal itu tidak menjamin Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) bebas masalah. Kemarin (15/1/2018) lantai mezanin alias balkon Tower 2 Gedung BEI ambruk. Sebanyak 77 korban harus dirawat di rumah sakit karena insiden itu.


    Polisi masih menyelidiki penyebab ambruknya bagian bangunan yang menggantung tersebut. Tim Pemprov DKI Jakarta serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR) akan membantu penyelidikan.


    Namun, dengan fakta bahwa seharian kemarin tidak ada gempa di Jakarta dan tidak ada aksi teror, sangat mungkin pengawasan dan perawatan gedung yang kurang baik menjadi penyebab peristiwa tersebut.


    Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kemarin mendatangi lokasi musibah menyatakan, Tower 2 Gedung BEI secara administrasi layak beroperasi. Gedung 32 lantai itu mengantongi Sertifikat Laik Fungsi (SLF) yang diterbitkan pada 25 Mei 2017. Masa berlaku sertifikat tersebut berakhir pada 25 Januari nanti. Kurang 10 hari lagi izin tersebut expired.


    ’’Inspeksi terakhir itu dilakukan pada Mei 2017. Izin terakhir itu keluar di situ,’’ kata Anies kemarin.

    Dalam inspeksi tersebut, lanjut Anies, tim pemprov mengalami kesulitan untuk mengakses semua gedung. Hal itu tercatat dalam berita acara. ’’Tapi, secara umum, gedung tidak ada permasalahan,’’ lanjutnya.


    Balkon Tower 2 Gedung BEI ambruk pukul 11.20 kemarin. Konstruksi yang berfungsi sebagai selasar penyambung tower 1 dengan tower 2 itu ambruk ketika para mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang yang melakukan kunjungan melaluinya.


    Dari rekaman CCTV, terlihat banyak mahasiswa yang berjalan dan berkumpul di satu titik balkon. Tak lama kemudian, lantai balkon kolaps. Para mahasiswa pun jatuh. Beberapa orang yang lewat di bawah balkon juga tertimpa.


    Monica Wareza, karyawan yang sedang berada di lantai 1, mengaku sempat mendengar suara lantai yang ambruk. Dia bersama rekan-rekannya pun keluar ruangan dan turun ke lantai ground lewat tangga. Di sana dia melihat orang-orang yang terluka dan menangis karena lantai balkon runtuh. Monica bersama rekan-rekannya langsung mengamankan diri di Pacific Place, mal yang letaknya berseberangan dengan BEI.


    Sampai tadi malam, tower 2 masih steril. Belum ada penjelasan dari pengelola gedung kapan tower 2 kembali dioperasikan. Pengoperasian tower 1 yang bersebelahan dengan tower 2 juga dibatasi kemarin. Hanya satu orang per satu perusahaan penyewa gedung yang bisa masuk.


    Ambruknya salah satu bagian bangunan Gedung BEI itu cukup mengejutkan. Gedung BEI dikelola oleh Cushman and Wakefield, operator realestat internasional asal Amerika Serikat. Perusahaan itu mengelola gedung di 70 negara. Diperkuat puluhan ribu karyawan. Cushman and Wakefield merupakan salah satu pengelola realestat terbesar di dunia.


    Gedung BEI terletak di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD). SCBD dikenal sebagai pusat finansial terdepan yang dipenuhi gedung perkantoran elite.

    Direktur Cushman and Wakefield Indonesia Farida Riyadi menyatakan, pihaknya masih menunggu penyelidikan dari pihak berwajib untuk menentukan penyebab musibah itu. Dia menegaskan akan membantu biaya perawatan para korban. ’’Soal kerugian, kami belum bisa taksir berapa. Kami juga masih menunggu penyelidikan dari Puslabfor Mabes Polri,’’ katanya.


    Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, saat ini penyelidikan terus dilakukan. Tahap awal, pihaknya mencari blueprint gedung tersebut. Dari situ, akan diketahui bangunan itu kuat untuk berapa tahun. ’’Misalnya, kalau kekuatannya untuk 25 tahun. Kalau belum sampai 25 tahun, ini ada apa? Itu yang ditanyakan,’’ ujarnya.

    Setelah mendapatkan blueprint gedung tersebut, polisi akan memeriksa kontraktor pembangunan gedung tersebut. ’’Kami tanya ke kontraktornya,’’ kata mantan Wakabaintelkam tersebut.


    Saat ini belum diketahui apakah ada tanda-tanda tertentu yang menunjukkan bagian bangunan itu mengalami kerusakan. Misalnya, retakan. ’’Fakta yang ada, hanya banyak mahasiswa yang kunjungan dan menunggu di sana,’’ paparnya. (dee/has/rin/idr/c5/ang)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top