• Berita Terkini

    Sabtu, 06 Januari 2018

    Antisipasi Hama Keong, Petani Diminta Pasang Jebakan

    IMAM/ESKPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Musim hujan yang masih terus terjadi membuat area persawahan banyak yang tergenang air. Kendati demikian tanaman padi akan mampu bertahan tergenang selama satu pekan.  Namun petani perlu mewaspadai perkembangan hama keong mas. Untuk itu petani dihimbau agar memasang jebakan telur.

    Himbauan tersebut disampaikan oleh Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang)  Kebupaten Kebumen. Himbauan dilaksanakan mengingat banyaknya air dapat meningkatkan perkembangbiakan keong mas. Jika tidak diwaspadai bisa jadi hama keong akan membuat kerusakan yang cukup merugikan.

    Kepala Distapang Kebumen Ir Pudji Rahayu menyampaikan, jebakan telur dapat dilaksanakan dengan menancapkan ranting atau bambu yang telah dibelah. Ini dapat dipasang di tengah-tengah area persawahan maupun di dekat pematang. “Keong mas, selalu meletakkan telur diatas air, ranting atau bambu ini diharapkan menjadi tempat bagi keong untuk meletakkan telur,” tuturnya, Jumat (5/1/2018).

    Dijelaskannya, siklus hidup keong mas sangat terpengaruh pada temperatur, hujan dan ketersediaan air serta makanan. Saat tidak ada air, keong mas dapat bertahan hidup dengan mengubur diri dalam tanah yang lembab. Keong yang telah berukuran 2,5 centimeter dapat mulai bertelur. Bahkan setelah satu atau dua kali bertelur keong akan bertambah besar. “Dengan adanya beberapa ranting tersebut, petani akan mudah dalam membasmi telur keong mas,” katanya.

    Keong mas sendiri, lanjut Ir Pudji Rahayu, sanggup hidup selama 2-6 tahun. Bahkan dalam satu bulan keong mas dapat bertelur beberapa kali. Dalam sekali bertelur, terdapat sekitar 500 butir dan akan menetas dalam 8-14 hari. Selama satu minggu setelah menetas, keong muda dapat menjadi ancaman serius bagi petani. Selain itu keong sawah mencapai usia dewasa dalam waktu 60 hari. “Untuk itu penting sekali bagi petani melakukan tindakan pembasmian hama keong,” jelasnya.

    Dalam kesempatan ini Ir Pudji Rahayu juga menyampikan agar para kelompok tani dapat memanfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi atau AUTP. Hal ini penting sekali agar terdapat jaminan jika terjadi bencana puso karena banjir.  AUTP sebagaimana yang selalu di sampaikan Bupati Kebumen disetiap kesempatan dan para penyuluh pertanian dari Distapang dapat dilaksanakan dengan  menghubungi Balai Penyuluhan Pertanian. “Untuk premi, petani cukup membayar Rp  36.000  per  hektar. Jika terjadi puso petani akan mendapatkan klaim Rp 6 juta per hektar,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top