• Berita Terkini

    Senin, 22 Januari 2018

    Angin Puting Beliung Makan Korban Jiwa Warga Karanggayam

    fotowarga
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Tak hanya menimbulkan kerusakan puluhan rumah, hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Kebumen, akhir pekan kemarin, ternyata memakan korban jiwa.

    Adalah  Ratem (45) seorang buruh tani warga RT 03 Rw 03 Desa Selogiri Kecamatan Karanggayam yang meninggal akibat tertimpa pohon pinus berukuran besar, Jumat (19/1/2018) lalu.

    Informasi yang berhasil dihimpun Kebumen Ekspres di lapangan, musibah tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Kejadian berawal saat korban bersama Saminem (40), rekan buruh tani yang lain, tengah dalam perjalanan pulang usai "buruh macul" di lahan warga.

    Saat itulah, hujan disertai angin kencang disertai suara gemuruh menyapu hutan pinus. Tak lama kemudian, pohon pinus tumbang. Naas bagi korban yang berjalan di depan itu, sebuah pohon tumbang menimpa dirinya. Tubuh korban lantas terjepit pohon pinus.

    Baca juga:
    (Ratem, Buruh Tani yang Meninggal Tertimpa Pohon Upahnya Rp 25 Ribu Perhari)

    Melihat kejadian itu, Saminem telah berusaha menolong korban dengan mengangkat batang pohon. Namun apa daya, tubuhnya tak kuasa lantaran ukuran batang pohon yang besar.

    Korban baru berhasil dievakuasi setelah mendapat bantuan warga yang beramai-ramai mengangkat batang pohon yang menimpa korban. "Saat itu, dia (Ratem/korban) masih hidup," kenang Saminem ditemui, Minggu (21/1-2018).


    Oleh warga, korban dipanggul pulang menuju kediamannya yang terpencil menggunakan tandu dari "risban" (kursi panjang) melintasi jalan sempir dengan medan yang licin. "Dia meninggal dalam perjalanan," kata Saminem.

    Saminem sendiri selamat dari kejadian tersebut meski tubuhnya sempat tertimpa ranting pohon. Hanya, dia pingsan saat mengetahui korban meninggal.

    Di mata keluarganya, Ratem dikenal sebagai pribadi yang baik dan pekerja keras. Selain menjadi buruh tani, korban juga tak pernah melupakan kewajibannya sebagai ibu rumah   tangga.  "Orangnya baik,. Kalau kerjanya belum selesai, dia tidak mau pulang. Tapi namanya  musibah ya sudah kehendakNya. Harus iklas," ungkap Supyanto (50),suami korban.

    Baca juga:
    (Jalan Buruk, Perempuan ini Lahirkan Bayinya di Atas Truk)



    Tempat tinggal korban memang dikenal sebagai daerah terpencil. Lokasinya berada di perbataasan Kebumen - Banjarnegara. Sehari-hari, warga setempat banyak yang berprofesi buruh tani atau penderes karet perhutani. (saefur/cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top