• Berita Terkini

    Sabtu, 16 Desember 2017

    Warga Cilacap Mengungsi, Bangunan di Banyumas Rusak

    BANYUMAS – Gempa dahsyat berkekuatan 6,9  skala richter mengguncang pesisir selatan Jawa tadi malam (15/12/2017). Gempa yang berpusat di lepas laut pada posisi 11 km sebelah barat daya Kabupaten Tasikmalaya itu memantik peringatan tsunami. Akibat kejadian ini hingga pukul 01.20 dini hari warga Cilacap di tepi pantai mengungsi. Sedangkan di Banyumas dan Banjarnegara sejumlah bangunan mengalami kerusakan.

    Berdasarkan pengamatan Banyumas Ekspres goncangan gempa bumi sangat terasa. Warga pun berhamburan ke luar rumah. Di Cilacap setelah goncangan gempa berhenti warga yang di tepi pantai mengungsi, takut terjadi tsunami. Mereka mencari keluar kota mencari tempat yang lebih tinggi. Sebagian yang lain mencari bangunan bertingkat untuk evakuasi bila terjadi tsunami. Bahkan beberapa hotel di Cilacap dipenuhi warga sekitar yang mengungsi mencari tempat yang tinggi.

    Salah seorang warga Perumahan Gumilir Indah, Dani Agung (32) mengatakan, dirinya dan seluruh warga di perumahannya ketakutan. Akibatnya, waga perumahan keluar rumah masing masing. "Takut terjadi hal yang tidak diinginkan, kami keluar rumah sambil bawa anak," katanya.

    Tak hanya itu, sebagai langkah antisipasi, sebagian warga juga telah siaga dengan memposisikan kendaraannya dalam posisi siap melaju. "warga disini sudah siap siap di mobil, antisipasi hal yang tak diinginkan," katanya sembari tetap terjaga.

    Ia juga menyebutkan, jalur menuju Jeruk Legi cukup padat. Banyak kendaraan menuju tempat tersebut untuk mengungsi. "Dari gojek, jalur ke Jeruk Legi padat, banyak yang mengungsi ke sana," katanya.

    Terpisah, laporan dari Tagana Banyumas, akibat gempa yang terjadi mengakibatkan kerusakan beberapa rumah di Banyumas, seperti di  Kecamatan Kedungbanteng dan Ajibarang. Di Kedungbanteng, rumah milik Ibu Wastuti RT 01 RW 04 Desa Windujaya ambrol pada bagian ternit dan cor gunungan atap rumah. "Kerugian ditaksir sekitar Rp 2 juta. Dan beruntung tidak ada korban jiwa," kata Komandan Tagana Banyumas, Ady Chandra.

    Sementara di Ajibarang, rumah milik Bapak Kuseri (42) warga RT 06 RW 02 telah dilaporkan roboh. Namun informasi lebih lanjut, kata dia masih dalam pengembangan Tagana yang berada di TKP. "Informasi lebih lanjut masih dalam proses," ujarnya, semalam.

    Di Banjarnegara gempa  merusak kanopi dan neon bok Bank Jateng karena rangkanya sudah lapuk.

    Seorang warga Karangkobar, Susantoro mengatakan ambruknya kanopi dan neon box sempat membuat warga panik.

    Sebab menimbulkan suara keras. Untungnya tidak ada yang tertimpa. Sehingga tidak menimbulkan korban luka-luka maupun korban kiwa.
    Segera setelah gempa, Kapolsek Karangkobar, AKP Suyit Munandar mengintruksikan anak buahnya untuk patroli dan mengecek lokasi terdampak gempa. "Saya perintahkan anggota yang sedang piket untuk patroli dan mengecek wilayah," terangnya.

    Menurut Suyit, kanopi dan neon box yang roboh ini disebabkan rangkanya yang sudah lapuk.

    Selain itu, gempa juga membuat pagar rumah warga RT 3 RW 3 Desa Ambal Kecamatan Karangkoba, Sumaryo Mardi  ambruk. Tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut karena penghuni sudah berada di luar rumah.


    Sebagaimana rilis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), gempa itu terjadi pukul 23.47 WIB. Tidak hanya daerah-daerah di pesisir selatan Jawa yang merasakan guncangan. Di Jakarta pun guncangan terasa cukup keras hingga menimbulkan kepanikan.


    Kabag Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko membenarkan bahwa telah terjadi gempa bumi. Termasuk kabar keluarnya peringatan terjadinya Tsunami. ”Sesuai informasi yang saya sebar,” katanya Sabtu dini hari (16/12). ”Peringatan dini tsunami itu mencakup Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat,” sambungnya.


    Di Yogyakarta, guncangan terus menerus dirasakan sekitar lima menit. Salah satunya di Hotel The101 Jalan Margoutomo, Yogyakarta. Saking kerasnya guncangan, penghuni hotel itu sampai mendengarkan bunyi grek...grek....guncangan. Lampu, kain yang tergantung, tampak berayun-ayun. Tak pelak, penghuni kamar langsung berhamburan menuruni tangga darurat.


    ”Saya kira badan yang kurang sehat, bergoyang. Ternyata makin kuat dan baru sadar itu gempa,” kata Budi, warga asal Riau yang sedang menginap di Hotle The 101. ”Maka secepatnya keluar kamar melalui tangga darurat. Alhamdulillah sampai di bawah goncangan mereda,” lanjutnya.

    Hingga pukul 00.17 WIB, warga masih berkumpul dan saling menelepon di sepanjang Jalan Margoutomo. Mereka masih belum berani masuk ke dalam gedung. Takut terjadi gempa susulan.


    Prakirawan BMKG Cilacap, Feriharti Nugrohowati melalui whatsapp menginformasikan hasil monitoring BMKG sampai saat ini menunjukkan belum terjadi gempabumi susulan.

    "Meskipun demikian untuk masyarakat di wilayah Sukabumi dan sekitarnya ada tim himbauan agar tetap tenang," katanya.

    Sementara itu, BMKG dalam siaran persnya Sabtu dini hari (16/12/2017) menyampaikan  peringatan tsunami itu dicabut pada Sabtu dini hari (16/12) pukul 02.14 WIB atau 2 jam dari terjadinya gempa pertama.

     Warga diminta tenang namun tetap waspada dan tidak mudah mempercayai informasi yang menyesatkan (yda)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top