• Berita Terkini

    Rabu, 06 Desember 2017

    Terlilit Hutang Jadi Alasan Kades di Kebumen Ngrampok Warganya

    KapolresKebumenAKBP Titi Hastuti/fotofuadhasyim/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Ponco Sujatmiko (40), Kepala Desa Jatiluhur Kecamatan Rowokele mendapat kado pahit jelang berakhirnya masa jabatannya sebagai kades pada28 Desember 2017 mendatang. Bukan penghargaan yang ia dapat, tapi dinginnya lantai sel penjara yang akan menemani hari-harinya. Ini setelah Ponco ditangkap polisigara-gara merampok Parsini (74), warga Margolunyu Jatiluhur yang notabene adalah warganya sendiri.

    Kelakuan Ponco memang sangat keterlaluan. Tak hanya merampok nenek 74 tahun. Dia juga mencuri sebuah laptop di rumah milik Mino, salah satu perangkat desasetempat pada Mei 2017 silam. Ironisnya, laptop yang ia curi ternyata milik inventaris desa Jatiluhur, tempat dia memimpin selama ini.

    "Dari penyelidikan sementara, tersangka melakukan tiga pencurian. Dua kali di rumah korban Parsini dan satu lagi mencuri laptop," kata Kapolres Kebumen AKBPTiti Hastuti didampingi Kasatreskrim AKP Koliq Salis Himawan, Kapolsek Rowokele AKP Tamzil Mardiono dan Kasubag Humas AKP Willy Budiyanto pada ekspose kasus di halamanMapolres, Selasa (5/12/2017).

    Kepada petugas, kata Kapolres, tersangka mengaku nekat merampok karena terlilit hutang yang banyak. Pelaku juga mengaku kesulitan untuk mencukupi kebutuhansehari-hari.

    Kapolres menuturkan, aksi pelaku tergolong nekat. Sebab dia nekat mengancam korban Parsini menggunakan pisau pada 26 November 2017 kemarin. Korban yangketakutan akhirnya menyerahkan uang Rp 200 ribu agar pelaku pergi. Parahnya, selang dua hari kemudian, sang kades kembali membobol rumah Parsini. Sama seperti aksisebelumnya, dia juga menggunakan cadar alias penutup wajah agar tidak dikenali.

    Pelaku kemudian membekap korban dan mengambil uang Rp 2 juta yang ada di saku celana Parsini. Padahal uang itu adalah kiriman dari anak korban di luar kotauntuk kebutuhan sehari-hari.


    Perampokan yang terjadi pada Selasa (28/11) pagi sekitar pukul 06.00 WIB itu berjalan mulus karena korban hanya sendirian di rumah. Yang bikin gemas, KadesPonco sempat berpura-pura menenangkan korban usai kejadian.

    "Tersangka juga ikut mengantar korban saat melapor ke Polsek Rowokele," imbuh Kapolres.

    Nah disinilah akhirnya aksi busuk sang kades terbongkar. Korban menduga pelaku perampokan adalah sang kades. Sebab dia hapal dengan suara dan bentuk tubuh si perampok yang sangat mirip dengan sang kades. Yang lebih koplak lagi, saat merampok, sang kades ternyata menggunakan jaket warna biru bertuliskan PNPM Mandiri Perdesaan. Jaket itu rupanya juga dikenali korban.

    Polisi kemudian melakukan gelar perkara. Kemudian siang harinya, sang kades kembali dipanggil ke Mapolsek Rowokele. Setelah diinterogasi, Kades Ponco akhirnya mengakui semua perbuatannya.

    "Dia kami tahan untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Kapolres.

    Saat disinggung adanya tindak pidana lain, seperti penyelewengan dana desa atau raskin yang dilakukan pelaku, kapolres menjelaskan jika itu masih dalam tahap penyelidikan.

    Kasatreskrim AKP Koliq Salis Himawan menambahkan, selain menangkap pelaku, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti. Diantaranya uang tunai, jaket bertuliskan PNPM, sandal jepit, kamera pocket merk Canon serta laptop merk Lenovo. "Laptop sempat dijual tapi kita dapatkan lagi," ujar Koliq.

    Dia mengatakan, pelaku dijerat pasal 365 KUHP dengan ancaman pidana selama sembilan tahun. Kapolsek Rowokele AKP Tamzil Mardiono menjelaskan, pelaku memenangkan pilkades  tahap II tahun 2011. Dia kemudian dilantik bersama empat kepala desa lain oleh bupati saat itu Buyar Winarso di pendopo rumah dinas bupati, 28 Desember 2011. "28 Desember besok, jabatannya resmi berakhir," ucapnya. (has)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top