• Berita Terkini

    Kamis, 07 Desember 2017

    Soal Pro Kontra Cabut Bantuan bagi Perokok, ini Kata Bupati Kebumen

    ISTIMEWA
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Wacana Bupati Kebumen, Mohammad Yahya Fuad, mencabut bantuan bagi rumah tangga miskin (RTM) yang masih merokok, tiba-tiba menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Masyarakat Kota Beriman pun "terbelah" menyikapi topik "rokok versus kemiskinan" tersebut.

    Sebagian masyarakat mendukung rencana Bupati Fuad. Sebagian lain, tak menyetujuinya dengan mengemukakan banyak argumentasi.

    Dimintai tanggapannya soal itu, Mohammad Yahya Fuad, Rabu (6/12/2017), mengaku bisa memahami adanya perbedaan pendapat di kalangan masyarakat itu. Namun demikian, Bupati merasa perlu menegaskan, wacana menghentikan bantuan bagi RTM yang merokok, bukan semata ditujukan kepada RTM yang menerima bantuan dari dana pemerintah.

    Melainkan, lebih ditujukan kepada penerima bantuan berupa paket sembako yang diberikan Bupati pada program safari Subuh. "Kalau bantuan pemerintah sudah ada aturannya sendiri. Yang saya katakan kepada teman-teman Kades dan Camat, jangan berikan sembako kepada warga yang membutuhkan namun masih merokok. Itupun dalam konteks bercanda," ujar Yahya Fuad.

    Sekedar informasi, Bupati Fuad memang gencar menggelar program safari Subuh di masjid-masjid dan mushola seantero Kebumen. Nah, dalam dua bulan terakhir, Bupati membagi-bagikan paket sembako. Paket bantuan sembako ini bukan dana yang berasal dari pemerintah.

    Dari program safari Subuh itulah, Mohammad Yahya Fuad mengatakan, pihaknya banyak menjumpai fenomena masyarakat yang lebih mengutamakan rokok daripada kebutuhan dasar lainnya yang lebih penting seperti kesehatan, kewajiban membayar listrik. Bahkan menebus beras pada program rastra atau dulu disebut raskin seta kebutuhan lainnya. Padahal, mereka tergolong keluarga miskin alias RTM.

    Melihat fakta itu, Bupati pun gemas. Dalam data terbaru yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS),  ada kenaikan jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar  27,77 juta orang pada Maret 2017. Jumlah penduduk miskin ini naik sekitar 6.900 orang dibandingkan September 2016. Dan, salah satu yang memberi "kontribusi" kemiskinan itu adalah konsumsi rokok. Rinciannya, kontribusi rokok untuk kemiskinan di perkotaan mencapai 11,78 persen dan di pedesaan sebesar 11,53 persen
    "Pengeluaran untuk membeli rokok berada pada urutan nomor dua. Hanya kalah dari pengeluaran untuk membeli beras yang berada di peringkat pertama," kata Yahya Fuad.

    Itu sepertinya juga berlaku di Kebumen. Data RTM di Kebumen versi Unit Pelayanan Terpadu Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (UPT P2K) menyebutkan, ada 18,06 persen masyarakat miskin di Kebumen. Jumlah itu setara dengan sekitar 60 ribu Kepala Keluarga (KK) RTM. Dan, 60 persen diantaranya adalah perokok. "Ini kan ironis sekali. Di saat kebutuhan dasarnya belum terpenuhi, ada yang lebih mengutamakan membeli rokok yang bisa mencapai ratusan ribu perbulan atau hampir 40 persen dari pendapatan," kata Yahya Fuad.

    Dalam konteks mengurangi kemiskinan di Kebumen, Yahya Fuad meyakini, mengatur konsumsi rokok atau menghentikannya sama sekali akan berdampak signifikan dalam mengurangi angka kemiskinan. "Kita bicara dalam konteks angka kemiskinan, belum lagi soal dampak negatif dari sisi kesehatan," ujar dia.

    Jadi sekali lagi, Yahya Fuad menegaskan, wacana mencabut bantuan bagi RTM yang masih merokok lebih kepada semangat menyadarkan masyarakat. Dalam kerangka lebih besar, mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Kebumen.

    Disadari Yahya Fuad, mengurangi angka kemiskinan bukan pekerjaan mudah. Selain adanya program dari pemerintah, juga membutuhkan bantuan dari masyarakat. Angka kemiskinan di Kebumen sendiri saat ini masih lebih tinggi daripada Jawa Tengah yang 13 persen. Sementara, Kebumen masih di angka 19 persen. "Kalau program penanggulangan kemiskinan bisa berjalan dan masyarakat ikut terlibat, saya optimis angka kemiskinan akan berkurang hingga di angka 11 persen atau lebih. Berat memang, namun bukan mustahil untuk diwujudkan," demikian Yahya Fuad.

    Terkait penanggulangan kemiskinan, Bupati mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyusun data riil di lapangan. Data itu nantinya akan menjadi patokan dalam menerapkan program yang tepat mengurangi kemiskinan. Tak hanya melibatkan elemen dan unsur yang ada saat ini, Pemkab juga akan merekrut tenaga pendamping yang akan mengawal program bantuan RTM.(cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top