• Berita Terkini

    Kamis, 28 Desember 2017

    Setahun BNN Tangani 46 Ribu Lebih Kasus Narkoba

    JAKARTA – Sejak jauh hari pemerintah Indonesia sudah menabuh genderang perang melawan narkoba. Berbagai upaya terus dilancarkan guna menyelesaikan persoalan berkaitan dengan barang haram tersebut. Namun apa daya, masih banyak masalah yang membelit. Apalagi sampai saat ini Indonesia menjadi salah satu pasar besar jual beli narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) yang berada di garda terdepan dalam penanganan narkoba tidak menutupi hal itu.



    Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengungkapkan bahwa saat ini persentase penakanan demand masih dibawah regenerasi pangsa pasar yang dilakukan jaringan pengedar narkoba. Padahal, menakan demand merupakan hal penting untuk mengurangi suplai yang masuk. ”Negara kalah dalam mengimbangi kegiatan jaringan (pengedar narkoba) meregenerasi pangsa pasar,” ungkap Buwas ketika ditanya di kantor BNN Rabu (27/12).



    Dengan kondisi tersebut tidak heran bila penyalahgunaan narkoba di dalam negeri terus terjadi. Menurut pejabat yang lebih akrab dipanggil Buwas itu, Indonesia sangat berbeda. Dia menyampaikan, peredaran narkoba di beberapa negara tidak sebanyak di tanah air. Dari jenis misalnya. Narkoba yang beredar di Indonesia amat banyak. BNN mencatat tidak kurang 68 jenis narkoba sudah masuk dan beredar. ”Kalau di Indonesia semua ada. Bahkan yang bukan narkotika pun dipakai,” kata dia.



    Gawatnya jaringan pengedar narkoba tidak hanya menyasar orang dewasa. Mereka juga mengincar generasi muda. Dari yang masih duduk di sekolah dasar sampai mahasiswa. Semua dijadikan sasaran. Melalui mereka pula, regenerasi pangsa pasar dilakukan. Karena itu, tahun depan BNN bakal berupaya lebih keras menekan demand. ”Akan kami dalamkan,” ujarnya menegaskan. Upaya tersebut dilaksanakan lewat berbagai media.



    Salah satunya melalui keluarga. Bersama seluruh jajaran BNN, Buwas bakal merangkul kaum ibu. Mereka akan dibina supaya lebih awas dan sigap menangkal narkoba. Selain itu, modul pendidikan anti-narkoba yang sudah selesai disusun dan diterapkan di empat wilayah juga akan terus diupayakan supaya bisa masuk ke seluruh wilayah. ”Modul tersebut telah diluncurkan di 4 wilayah. Yaitu Maluku Utara, Bali, Surabaya (Jawa Timur), dan Kalimantan Timur,” jelas dia.



    Meski begitu, bukan berarti upaya lain seperti penindakan dikurangi itensitasnya. Perwira tinggi (pati) Polri bintang tiga itu memasikan upaya tersebut tetap dilaksanakan. Sejak Januari sampai Desember tahun ini, 46.537 kasus narkoba ditangani oleh BNN. Dari angka tersebut jumlah tersangka yang dijerat mencapai 58.465 orang. Itu belum termasuk 79 tersangka yang tewas setelah dihadiahi timah panas oleh petugas. ”Sebenarnya amunisi kita cukup untuk 58 ribu,” ucap Buwas.



    Tapi, pria asal Pati itu melanjutkan, tidak semua dipakai. Sebab, sebagian besar pengedar narkoba yang ditangkap BNN tidak melawan. ”Jadi, kita hanya bisa melakukan tindakan tegas bila mereka (pengedar narkoba) melakukan perlawanan,” tegas Buwas. Karena itu, petugas tidak akan segan mengambil tindakan tegas apabila pengedar melawan ketika ditangkap. Dia memastikan petugas tidak pandang bulu saat mereka bekerja.



    Khusus akhir tahun ini, BNN sudah berkoordinasi dengan TNI dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Ditjen Bea Cukai Kemenkeu) untuk mengantisipasi masuknya narkoba. ”Karena permintaan akhir tahun ini meningkat,” tutur Buwas. Koordinasi dilakukan lantaran BNN tidak mungkin bekerja sendiri. Mereka juga perlu bantuan instansi lain untuk memastikan upaya yang tengah dilaksanakan berjalan baik.



    Direktur Jenderal (Dirjen) Bea Cukai Kemenkeu Heru Pambudi pun mengakui hal itu. Menurut dia koordinasi antara instansinya dengan BNN sudah lebih dari kerja sama. ”Tapi, sudah satu tim,” imbuhnya. Dia memastikan bahwa dalam penanganan kasus narkoba, musuh Ditjen Bea Cukai Kemenkeu dengan BNN sama. Karena itu, gerakan dan langkah yang dilakukan kedua instansi tersebut harus selalu selaras. Mulai tingkat atas sampai tataran paling bawah. (syn/)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top