• Berita Terkini

    Kamis, 21 Desember 2017

    RSUD R Soedjati Purwodadi Rawat Dua Anak Suspect Difteri

    INTAN M SABRINA/RADAR KUDUS
    GROBOGAN – Dua anak yang diduga suspect difteri masih diisolasi kemarin (20/12/2017). Keduanya dirawat di RSUD R Soedjati Purwodadi, Grobogan.

    Kondisinya saat ini telah membaik. Namun, kepastian terkena difteri atau tidak masih menunggu laboratorium. Kemarin pertugas kesehatan telah mengambil sampel terakhir untuk diujikan.

    Marsih Dwi Astutik, 40, warga Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh mengaku, menjaga anaknya AT, 8, di ruang isolasi RSUD dr R Soedjati Purwodadi. Anak lelakinya itu dicurigai terkena difteri.

    Sepekan sudah siswa kelas III SD ini dirawat. Kali pertama masuk RSUD Kamis (14/12) lalu. Selama menunggui anaknya di rumah sakit, Marsih membawa masker dan jas medis pelindung.

    Marsih telaten menjaga anaknya. Mereka hanya berdua di ruangan tersebut. AT terlihat terbaring lemas dengan infus yang menancap di tangan kanannya. Namun, dia tampak sehat. Sesekali memainkan ponselnya.

    ”Kejadiannya dua hari sebelum dirawat di sini. Anak saya tiba-tiba demam tinggi. Lalu saya membelikannya obat penurun panas. Setelah itu, demam turun, namun malamnya demam kembali ditambah pusing,” tururnya.

    Melihat kejadian itu, dia membawa anaknya ke puskesmas. Diagnosa dokter menduga AT terkena difteri. Puskesmas menyarankan langsung ke dokter spesialis anak. Anaknya diagnosa yang sama dan meminta AT diopname di RSUD.

    Awalnya AT ditempatkan di UDG RSUD. Selepas itu, dipindahkan ke ruang isolasi. ”Anak saya langsung di cek laboratorium beberapa kali. Hampir setiap hari dicek. Terakhir pengecekan hari ini (kemarin, Red) untuk memastikan positif terkena atau tidak,” paparnya.

    Selama dirawat intensif, kondisi kesehatan AT stabil dari hari ke hari. ”Anak saya hanya memiliki gejala panas dan pusing. Tenggorokannya untuk menelan masih biasa saja, tidak sakit,” ungkapnya.

    Dia mengaku, masih heran anaknya terkena difteri. Sejak kecil hingga delapan tahun ini selalu ikut imunisasi. “Tidak ada yang terlewatkan,” tegasnya.

    Terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Suwindi mengatakan, Januari, Juli dan Agustus, ada empat anak diduga difteri. Setelah dilakukan kultur di provinsi mereka dinyatakan negatif difteri.

    Di bulan ini dua anak yang dicurigai difteri. Yakni, AT, 8, warga Kecamatan Toroh dan BB, 3, warga Kecamatan Purwodadi. Kedua pasien ini di rawat di ruang isolasi karena mengantisipasi penyebaran infeksi atau menular.

    ”Kini keduanya berangsur membaik setelah diberikan Anti Difteri Serum (ADS). Untuk anak yang bernama AT sudah diberi ADS sebanyak empat vial atau 40 ribu unit. Selain itu, kerabat dan lingkungan bermainnya juga diberi obat untuk pencegahan. Sebab, virus ini mudah menular melalui udara,” imbuh Pengelola Program Kejadian Luar Biasa (KLB) Via Riana.

    AT dan BB kini menunggu hasil laboratoriun kesda provinsi. ”Biasanya hasil keluar dua pekan setelah pengiriman sampel. Bahkan tindak lanjut program provinsi yang akan menjadi patokan kami ke depan. Kalau dinyatakan negatif berarti mereka bisa langsung dipulangkan,” paparnya.

    Untuk pencegahan utama masyarakat, jelasnya, harus dengan kesadaran diri mengikutkan program imunisasi kepada anaknya. Apabila tidak diimunisasi akan mudah terserang berbagai penyakit, bahkan akan mudah menularkan. ”Sekiranya ada lima kali imunisasi dari balita sampai SD. Seharusnya ada dister tambahan di umur 18 bulan,” tegasnya. (int/ris)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top