• Berita Terkini

    Jumat, 22 Desember 2017

    Polres Brebes Dalami Kasus Penganiayaan Mahasiswa

    BREBES--Pihak penyidik Polres Brebes terus melakukan pendalaman terhadap kasus penganiayaan mahasiswa semester I di Universitas Peradaban Bumiayu (UPB) oleh seniornya yang terjadi beberapa hari yang lalu.

    Kapolres Brebes AKBP Sugiarto melalui Kasat Reskrim Polres Brebes AKP Arwansya mengungkapkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus tersebut (penganiayaan). Dan saat ini, pihaknya telah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi-saksi.

    "Penganiayaan di UPB masih kita dalami dan sudah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi," ungkapnya, Kamis (21/12/2017).

    Sejauh ini, kata dia, pihaknya juga masih mengumpulkan barang bukit dalam penganiayaan yang mengakibatkan luka cukup parah pada korban. Yang jelas, sejauh ini pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut.

    "Kita masih mengumpulkan sejumlah barang bukti penganiayaan yang menyebabkan korban mengalami luka cukup parah," tegasnya.

    Terpisah, pascapenganiyaaan tersebut, Rektor UPB Yahya Muhaimin ancam membekukan kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) yang menyebabkan penganiayaan mahasiswa junior oleh seniornya. "Kita akan tinjau lagi UKM Mahapala, bukan tidak mungkin kita bekukan jika memang diperlukan, terangnnya.

    Diberitakan sebelumnya, kasus kekerasan di lingkungan kampus hingga menyebabkan seorang mahasiswa semester I mengalami cidera parah, mencoreng dunia pendidikan di Kabupaten Brebes. M Sukron Mamun, 19, diduga mengalami penganiayaan oleh sejumlah seniornya, hingga menyebabkan luka fisik maupun psikis.

    Ditemui di rumahnya usai menjalani perawatan di rumah sakit, Sukron didampingi Vidia Nurul Nazah yang merupakan tante korban, menceritakan awal terjadinya penyiksaan yang dialami dilingkungan kampus Universitas Peradaban Bumiayu (UPB) pada Senin, (11/12) lalu.

    "Semua berawal dari pesan (Chat) WhatsApp (WA) yang saya kirim ke seorang teman, isinya mengenai keluhan tidak adanya kegiatan UKM Mahapala di Kampus. Dalam chat tersebut saya juga sempat bercanda terkait sepinya kegiatan," ungkap Sukron, Rabu (20/12).

    Dirinya tidak menyangka jika screenshoot pesan WA tersebut oleh temannya kemudian dikirim ke dalam grup, dan mendapat tanggapan serius dari para seniornya. Hingga pada hari Senin tersebut, dipanggil ke Kampus oleh para pelaku.

    "Saya nurut saja, selain memang ada kuliah, saya juga bermaksud untuk mengklarifikasi dan meminta maaf," kata Sukron.

    Namun, setibanya di kampus dirinya diperintahkan untuk masuk ke dalam ruang sekretariat. Di ruang tersebut dirinya mengalami kekerana fisik, selain pukulan dan tendangan, sukron juga disundut rokok serta siraman kopi panas. Di dalam ruang sekretariat, selain para pelaku yang berjumlah lima orang, juga terdapat mahasiswa lain yang melihatnya. Hal itu terjadi sejak sekitar pukul 11.00 hingga pukul 15.00 WIB.

    "Saya sudah meminta untuk dimaafkan, bahkan jika harus meminta maaf kepada seluruh mahasiswa di kampus akan saya lakukan. Tapi mereka tetap tidak menggubris, hingga saya tidak sadarkan diri (pingsan)," jelasnya.

    Sukron melanjutkan, ketika sadar dari pingsan, dirinya masih berada di dalam ruang sekretariat. Para pelaku juga masih berada disana, akhirnya dia berhasil keluar dan pulang ke rumah.

    Vidia Nurul Nazah, sempat curiga atas kondisi keponakannya tersebut yang pulang dalam kondisi lemah dan mengalami beberapa luka. Namun saat ditanya, Sukron menjawab mengalami kecelakaan sepeda motor.

    "Bibirnya sobek mengeluarkan darah, mata lebam dan lemah. Tapi dia ngaku hanya mengalami kecelakaan," jelas Vidia.

    Namun setelah keluarga mendesaknya, barulah Sukron mengaku jika dirinya telah mengalami penganiayaan dari para senior di kampusnya. Atas kondisi tersebut Sukron dibawanya ke Rumah Sakit untuk dilakukan pemeriksaan, selain itu keluarga juga mendatangi kampus untuk mengklarifikasi.

    "Dari pemeriksaan medis diketahui jika Sukron menderita patah tulang belikat, disamping juga beberapa luka lain di tubuhnya. Saya lantas meminta visum, untuk kemudian melapor tindakan ini ke pihak kepolisian," kata Vidia.

    Dikataakan Vidia, sejak saat itu pihak kampus mapun keluarga para pelaku sudah mendatangi rumahnya untuk meminta maaf atas kejadian yang menimpa Sukron. "Secara pribadi kami sudah memaafkan para pelaku, tapi biarkan hukum ditegakan. Tujuannya agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi, atau ada lagi korban lainnya," kata Vidia.(ded/pri)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top