• Berita Terkini

    Selasa, 26 Desember 2017

    Natal Aman, Keberhasilan Bersama

    JAKARTA— Perayaan Natal 2017 berlangsung aman. Tidak ada aral melintang sedikitpun saat malam Natal dan pagi harinya. Polri memastikan keamanan perayaan Natal ini merupakan keberhasilan bersama. Korps Bhayangkara sebagai koordinator bersama dengan sejumlah kementerian, tokoh gereja, ulama dan organisasi masyarakat (Ormas).



    Aksi teror tidak lagi menjadi momok saat Natal. Sweeping terhadap peggunaan atribut Natal tidak terjadi. Pun, tak ada pemaksaan dalam menggunakan atribut Natal yang biasanya terjadi di pusat perbelanjaan. Karopenmas Divhumas Polri Brigjen M. Iqbal menjelaskan, sejak tiga bulan hingga dua bulan sebelum Natal, Polri memang berupaya menciptakan kondisi aman. ”Banyak operasi untuk menciptakan keamanan itu,” ujarnya.


    Yang menonjol, rangkaian penangkapan terhadap 20 terduga teroris untuk mencegah adanya aksi yang menganggu Natal. Selanjutnya, Operasi Zebra juga menjadi salah satu pencegah dan penjaring kemungkinan adanya aksi tertentu. ”Tidak hanya itu,” jelasnya.


    Polri juga bekerjasama dengan TNI, sejumlah Kementerian, tokoh gereja, ulama dan ormas. Semua bersepakat untuk menjaga agar tidak terjadi gangguan selama Natal. ”Bersama-sama menjaga keamanan,” ujarnya dihubungi Jawa Pos kemarin.


    Menurutnya, kendati sudah dilakukan berbagai penangkapan, namun Polri tetap mengerahkan 90 ribu personil dalam rangka Operasi Lilin. Penjagaan di gereja dilakukan, bukan hanya untuk menjaga dari gangguan keamanan. Namun, lebih kepada memberikan rasa aman. ”Kehadiran polisi itu membuat masyarakat merasa aman,” jelasnya.

    Kehadiran polisi di gereja juga merupakan bukti polisi merupakan sahabat masyarakat. Kalau ada sesuatu yang bisa dibantu, tentu dilakukan polisi. ”Kalau perlu bantuan mengangkat meja dan kursi, polisi bisa,” terangnya.


    Dia mengatakan, masih terkait perayaan Natal, himbauan Kapolri Jenderal Tito Karnavian begitu efektif. Tidak terjadi satupun sweeping dari ormas, pun tidak ada pemaksaan dalam penggunaan atribut Natal yang terjadi di pusat perbelanjaan. ”Tidak ada laporan dan temuan soal itu,” jelasnya.


     Namun begitu, keberhasilan mengamankan Natal tidak lantas membuat Polri hanyut. Masih ada momentum tahun baru yang harus dijaga. ”Tahun baru tidak akan kendor dalam menjaga keamanan,” paparnya.


    Begitu pula dengan pengalaman bergesernya aksi teror dari Natal dan tahun baru ke awal tahun, seperti Aksi Teror Thamrin. Dia menjelaskan, Polri selalu sigap untuk melakukan preemtif strike. ”Kami akan berusaha semaksimal mungkin mendahului serangan aksi teror,” tuturnya.


    Upaya pengamanan Polri tidak hanya soal aksi teror, namun ada yang sebenarnya jauh lebih besar ancamannya. Yaitu, narkotika. Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN) bertubi-tubi melakukan pengungkapan kasus narkotika. Dari diskotik MG International Club yang memiliki laboratorium narkotika, home industry narkotika di apartemen hingga penyelundupan jaringan Malaysia-Aceh seberat 100 kg sabu.


    ”Kami berupaya melindungi masyarakat dari ancaman narkotika, apalagi saat tahun baru yang biasanya membuat permintaan atas narkotika meningkat,” terang jenderal berbintang satu tersebut.


    Sementara Kepala Humas Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Jerry Sumampow menuturkan, PGI mengapresiasi kinerja kepolisian dan semua masyarakat yang turut membantu mengamankan perayaan Natal 2017 agar tidak terjadi gangguan. ”Hingga hari ini, kami tidak mendapatkan laporan apapun soal gangguan. Aman sekali, terima kasih,” tuturnya.


    Kemungkinan besar kondisi aman ini merupakan pengaruh dari langkah Polri yang sejak awal melakukan berbagai upaya melumpuhkan gerakan radikal. ”Karena itu kami berharap langkah semacam ini terus dilakukan,” ujarnya.


    Menurutnya, rangkaian perayaan Natalitu biasa sampai awal Januari. Seperti perayaan Natal komunitas dan keluarga. Bergantung pada seberapa besar komunitas tersebut. ”Maka, kami harap Polri juga peduli dengan pengamanannya,” ungkapnya.


    Yang juga penting, Polri telah melakukan perbaikan metode dalam pengamanan Natal. Tahun lalu, metode pengamanan yang begitu mecolong dalam mengerahkan pasukan bersenjata sempat membuat masyarakat yang ke gereja mendapat suasana yang lain. ”Namun, tahun ini pengamanan metodenya memperbanyak petugas berseragam preman, sehingga tidak membuat masyarakat gereja merasa khawatir. Ini kemajuan dari Polri,” ujarnya.


    Dia menuturkan Polri perlu untuk semakin kreatif dalam menemukan metode pengamanan yang cocok untuk gereja. Tentunya, perlu sosialisasi yang lebih banyak dengan pihak gereja agar bisa disempurnakan metode pengamanan tersebut. ”Pengamanan itu perlu disesuaikan dengan kondisi masyarakat gereja,” jelasnya.

    Sementara itu, kemarin (25/12) Presiden Joko Widodo ikut menyampaikan ucapan selamat hari Natal kepada umat Kristiani. Ucapan itu dia unggah ke tiga akun sosial medianya, yakni INstagram, Facebook, dan Twitter. Sementara, hingga kemarin sore, belum tampak ada unggahan di akun YouTube Presiden.


    ’’Keragaman adalah rahmat bagi kita semua,’’ ujar Jokowi. Ucapan selamat hari natal itu dikemas dalam sebuah gambar kartu ucapan dengan latar warna paspor Indonesia, hijau tosca. Kartu itu bertuliskan, Selamat Merayakan Hari Natal 2017 Bagi Segenap Umat Kristiani dengan diawali dengan Nama Presien Joko Widodo di bagian atas.

    Harapan pun disampaikan Presiden dalam perayaan natal kali ini. ’’Semoga kedamaian dan keselamatan senantiasa menyertai kita, di dunia dan di negeri ini,’’ tutur ayah dari Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep itu.


    Bila tidak ada perubahan, Presiden Juga akan menghadiri perayaan Natal nasional sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. ’’Tahun ini diadakan di Pontianak 28 Desember nanti,’’ terang Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Rencananya, perayaan akan dipusatkan di rumah adat Radakng Pontianak.


    Presiden memastikan, pemerintah berupaya memastikan perayaan natal dan tahun baru berlangsung aman. Dari sisi bahan pangan, dia sudah emminta menteri pertanian untuk menjaga stoic dan terutama stabilitas harga pangan. Terlebih, menjelang perayaan natal ada beberapa kejadian bencana yang tentu berpengaruh terhadap ketersediaan pangan.


    ’’Saya minta Polri dan Tni dibantu BIN untuk mengantsipasi terjadinya gangguan-gangguan keamanan dan ketertiban,’’ tuturnya. Sehingga, bisa memberikan rasa aman pada masyarakat yang merayakan natal maupun menikmati liburan panjang. Pengawasan dan pengamaman terhadap tempat-tempat publik, tempat ibadah, bandara, pelabuhan, stasiun, hingga terminal bus harus ditingkatkan.


    Menag Lukman Hakim Saifuddin tidak ketinggalan menyampaikan pesan Natal 2017 kepada umat kristiani. ’’Selamat menerbar kedamaian bagi sesama. Damai di bumi, damai di hati,’’ tuturnya. Lukman berharap Natal tahun ini menjadi momentum untuk terus meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama.


    Menurut Lukman Natal bisa menjadi momentum umat Kristiani untuk kembali ke ajaran agama yang esensinya adalah memanusiakan sesama. Dia mengajak umat untuk saling menghargai dan menghoirmati sesama saudara sebangsa. Baik kepada saudara yang sama-sama merayakan Natal dan yang tidak. Termasuk kepada yang tidak mengucapkan ’’Selamat Natal’’ kareka keyakinannya.


    Pesan Natal Lukman itu dia sampaikan dari Saudi. Sebab saat ini dia sedang melakukan pembahasan persiapan haji periode 2018 H/1439 M. Lukman dijadwalkan berada di Saudi hingga 26 Desember. Sedangkan perayaan Natal Nasional digelar pada 28 Desember 2017 di Pontianak, Kalimantan Barat. (idr/byu/wan)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top