• Berita Terkini

    Jumat, 15 Desember 2017

    Minta Uni Eropa dan Negara Lain Akui Kemerdekaan Palestina

    FOTOBIROKEPRESIDENANFORJAWAPOS
    BRUSSELS – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi bertemu dengan Komisioner Uni Eropa untuk urusan Luar Negeri dan Pertahanan Federica Mogherini di Brussels kemarin (14/12). Pertemuan tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti upaya memperkuat perjuangan diplomasi untuk Palestina.


    Dalam Pertemuan itu Retno menyampaikan harapan kepada negara-negara Uni Eropa, yang menjunjung tinggi hukum dan norma internasional, untuk tetap berpegang kepada keputusan ‘status quo’ yang telah ditetapkan PBB mengenai status Jerusalem saat ini. Retno juga meminta agar semua negara-negara Uni Eropa dapat mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka.


    ”Indonesia mengharapkan negara-negara Uni Eropa dan negara lain untuk tidak mengikuti jejak unilateral Amerika Serikat mengenai status Yerusalem. Untuk tidak memindahkan kedutaan mereka dari Tel Aviv ke Jerusalem juga,” kata Retno melalui keterangan resmi.


    Pada kesempatan itu juga, Retno menyampaikan hasil-hasil dari KTT Luar Biasa OKI mengenai Palestina. Retno menyampaikan bahwa anggota OKI bersatu dan tegas mengecam serta menolak keputusan AS yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel. 


    Selain meminta dukungan negara-negara Eropa untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka, Retno juga mengajak Uni Eropa untuk mendukung Palestina melalui berbagai bantuan kemanusiaan, ekonomi, dan peningkatan kapasitas.


    ”Hal ini penting agar baik pemerintah dan rakyat Palestina dapat meningkatkan kapsitasnya dalam memerintah negaranya sendiri,” ungkap diplomat 55 tahun itu.

    Sementara itu, Presiden Joko Widodo akhirnya kembali ke tanah air setelah mengikuti KTT Luar Biasa OKI di Turki. Jokowi yang tiba pukul 12.30 di Bandara Halim Perdanakusuma disambut Wapres Jusuf Kalla dan Menteri Koordianator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.


    Jokowi menuturkan usai KTT luar biasa itu diharapkan ada tindakan nyata berikutnya. Salah satunya adalah memperjuangkan lebih lanjut kondisi Palestina di Dewan Keamanan PBB.


    ”Di Dewan Keamanan PBB, negara-negara OKI harus dapat memastikan adanya pertemuan open debate mengenai situasi di Palestina,” ujarnya.


    Dewan Keamaman PBB seringkali disebut sebagai anggota elit di tubuh badan internasional itu. Ada lima negara yang jadi anggota tetap yakni Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat. Selain itu ada sepuluh negara anggota tak tetap DK PBB.


    Saat ini yang menjadi anggota adalah Bolivia, Mesir, Ethiopia, Italia, Jepang, Kazakhstan, Senegal, Swedia, Ukraina, dan Uruguai. Diantara anggota tidak tetap DK PBB itu ada tiga negara yang juga anggota OKI, yakni Mesir, Kazakstan, dan Senegal. Sedangkan Indonesia sedang berupaya kembali masuk jadi anggota tidak tetap DK PBB sejak tahun lalu.


    Lebih lanjut, Jokowi juga menyerukan agar negara-negara anggota OKI mendukung penuh upaya Palestina untuk mendapatkan status keanggotaan di sejumlah organisasi internasional. Caranya, negara anggota OKI bisa membantu melobi negara-negara lain itu.

    ”Anggota OKI juga harus mendukung setiap pencalonan Palestina dalam keanggotaan di berbagai organisasi internasional dan negara OKI harus memulai lobi dukungan kepada negara-negara gerakan nonblok” ujar dia.


    KTT Luar baisa OKI menghasilkan resolusi OKI mengenai al Aqsa, komunike final berisi 23 poin, dan deklarasi Istanbul. Diantara isi komunike itu adalah deesakan kepada DK PBB untuk melaksanakan tanggung jawabnya dengan menegaskan kembali status legal Al Quds Al Sharif. Juga mendesak DK PBB untuk mengakhiri pendudukan Israel atas negara Palestina dan memastikan perlindungan internasional atas rakyat Palestina. (and/jun)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top