• Berita Terkini

    Sabtu, 02 Desember 2017

    Masjid Agung Kebumen Bakal Menggelar Ngaji Kebangsaan

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Masjid Agung Kauman Kebumen akan mengelar acara “Ngaji Kebangsaan” pada 9 Desember mendatang. Selain untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Ngaji Kebangsaan juga dilaksanakan guna memperkokoh persatuan dan kesatuan NKRI.

    Dalam kegiatan Ngaji Kebangsaan tersebut, Yayasan Masjid Agung Kauman Kebumen akan mengundang dua pembicara yakni Debuty Sisnas Sekjen Wantannas RI Jakarta Mayjen Aris Martono  Haryadi dan DR KH Mursudi Suhud MBA Jakarta. Dalam kesempatan ini, Yayasan Masjid Agung Kauman Kebumen mengundang semua takmir dan Imam masjid atau mushola se Kebumen untuk dapat menghadiri acara tersebut.

    Ketua Panitia Pelaksana H Mudji Rahardjo SH menyampaikan, pengajian dilaksanakan sekaligus untuk membentengi masyarakat dari penyebaran dan pengaruh paham radikalisme. Sebab Islam merupakan agama yang Rahmatan Lil 'alamin  (rahmat bagi seluruh umat). Islam juga menjadi rahmat bagi agama Non Islam.

    “Ini sangat penting mengingat Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam suku, agama ras dan budaya,” tuturnya didampingi  Sekretarisnya H Nurtaqwa Setyabudi SH, Jumat (1/12/2017).

    Dengan memahami makna Rahmatan Lil 'alamin maka akan tercipta persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini sekaligus membentengi para umat dari paham radikalisme yang cenderung menggunakan kekerasan dalam mencapai tujuan. “Selain itu kita juga menginginkan agar masjid menjadi pusat kegiatan masyarakat yang positif dan tidak bermuatan politik,” jelasnya.

    Sementara itu Ketua Yayasan Masjid Agung Kauman Kebumen K Ahmad Nasrulloh ADH menyampaikan, dengan adanya ngaji kebangsaan pihaknya ingin mengingatkan kembali bahwa masjid menjadi bagian penting akan perjuangan dan terbentuknya Negara Indonesia. “Dari masjid ini maka Indonesia menjadi bangsa yang besar,” paparnya.

    Dijelaskannya, jika kembali melihat sejarah, maka para pahlawan dan pejuang Indonesia banyak yang berasal dari kalangan santri dan kyai. Saat belum ada TNI maka pejuang-pejuang  bangsa tergabung pada laskar-laskar yang dipimpin oleh para ulama. Masjid menjadi pusat kegiatan masyarakat dan tempat pertemuan. “Dari masjid lahirlah persatuan dan kesatuan bangsa untuk bangsa ini,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top