• Berita Terkini

    Selasa, 12 Desember 2017

    Pengamat Politik Soal Pilgub Jateng: Rekom Last Minute jadi Strategi

    SEMARANG – Hingga saat ini, belum ada satu pun parpol yang menurunkan rekomendasi kepada figur yang bakal diusung dalam Pilgub Jateng, 2018 mendatang. Padahal, tidak sampai sebulan ke depan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah membuka pendaftaran calon gubernur dan calon wakil gubernur.

    Pengamat Politik dan Pemerintahan Undip M Yulianto menjelaskan, persepsi publik dalam menilai politik Pilgub di Jateng tidak bisa tampil menonjol. Memang dalam peta politik nasional, Jateng sangat terlambat jika dibandingkan Jatim yang sudah menurunkan rekomendasi untuk Pilgub Jatim, 2018.

    Diperkirakan, semua parpol masih menunggu keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam menentukan rekomendasi. Kesannya, parpol masih menunggu langkah apa yang akan diambil PDIP. Apalagi ada wacana settingan head to head. "Mereka (parpol) masih menimang-nimang siapa figur yang cocok untuk melawan calon dari PDIP. Dan saat ini, PDIP belum mengeluarkan rekomendasi," terangnya.

    Beberapa bulan lalu, lanjutnya, PKB mencoba memancing lewat deklarasi Mantan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar sebagai cagub. "Tapi seolah-olah itu malah nggembos di tengah jalan," bebernya.

    Setelah Marwan Jafar, Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said muncul di tengah masyarakat. Meski belum punya kendaraan partai politik, dia berani membuka wacana bakal meramaikan Pilgub Jateng. Tapi saat ini, sudah ada koalisi parpol yang berencana mengusungnya.

    Begitu juga dengan Ferry Juliantono. Meski menjabat sebagai Wakil Ketua DPP Partai Gerindra, belum jaminan dia bakal mendapatkan rekomendasi dari partai. "Pak Ferry baru memperkuat jaringan di itnernal partai. Sampai sekarang belum ada keputusan bahwa dia akan diusung Gerindra. Jadi, secara faktual, balum ada partai yang mengumumkan atau menurunkan rekomendasi," terangnya.

    Fenomena ini, menurutnya, karena PDIP dianggap masih menjadi sentral peta politik di Jateng. Karena itu, tidak heran jika PDIP santai-santai saja mengeluarkan keptuusan rekomendasi.

    "Bisa jadi, ini strategi PDIP untuk mengeluarkan rekomendasi saat last minute. Pertama, karena ingin menentukan calon yang lebih siap. Kedua agar bakal calon tidak keluar dan ditangkap partai lain ketika PDIP sudah mengeluarkan keputusan," bebernya.

    Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto juga memperkirakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan menurunkan rekomendasi di saat-saat terakhir. Menurutnya, strategi itu tidak akan menurunkan kualitas persiapan calon menghadapi Pilgub. Dia menilai, masih ada waktu yang cukup sejak waktu pengumuman dari partai, penetapan calon oleh KPU, hingga pemungutan suara.

    “Justru yang khawatir dan segera mengejar ditetapkan itu kan partai lain, yang sebenarnya mereka tidak punya calon. Kami kan juga punya survei," ucapnya.

    Mengenai kekuatan mesin partai, pihaknya optimsitis sudah siap dari sisi resources. Apalagi partai banteng moncong putih ini punya 19 bupati/wali kota, 14 wakil bupati/wakil wali kota, 384 anggota DPRD kabupaten dan kota, 27 anggota DPRD provinsi, dan 18 anggota DPR RI. "Ini kalau semua happy, maka luar biasa. Struktural partai kita sampai anak ranting, bukan main-main," tegasnya. (amh/ric)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top