• Berita Terkini

    Rabu, 20 Desember 2017

    Jumlah Rumah Rusak Akibat Gempa Bertambah Lebih dari Seribu

    TASIKMALAYA–Hanya dalam sehari, jumlah rumah rusak akibat gempa di Tasikmalaya bertambah lebih dari seribu unit. Itu pun masih mungkin bertambah karena belum keseluruhan data terverifikasi.



    Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tasikmalaya kemarin (19/12) menyebutkan, sudah 2.635 rumah yang terverifikasi terdampak gempa. Sehari sebelumnya (18/12), jumlahnya baru 1.547 rumah rusak.


     ”Totalnya bertambah 1.088 rumah,” kata Kepala Pelaksanakan (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya E. Z. Alfian.


    Alfian melanjutkan, 2.635 rumah rusak yang sudah terdata sejauh itu setara 85 persen rumah terdampak gempa 6,9 skala Richter yang mengguncang selatan Jawa Jumat tengah malam lalu (15/12). Artinya, masih tersisa 15 persen yang harus didata sekaligus diverifikasi.


    Dari total 2.635 rumah rusak, yang masuk kategori rusak berat sebanyak 306 unit. Sisanya sebanyak 2.001 rumah di kabupaten di Jawa Barat itu terverifikasi rusak ringan. Sedangkan 328 rumah lainnya rusak sedang.


    Berkaitan dengan data final hasil verifikasi rumah rusak terdampak gempa, Alfian menyampaikan bahwa instansinya memprediksi jumlah rumah rusak di wilayahnya tidak akan lebih dari tiga ribu unit. ”Tapi, itu masih perkiraan. Bisa saja lebih,” kata dia.


    Semula BPBD Kabupaten Tasikmalaya menarget pendataan dan verifikasi tuntas hari ini (20/12). Dengan demikian datanya bisa langsung dipaparkan dalam rapat koordinasi (rakor) yang bakal dilaksanakan pada hari yang sama.


    Namun, kendala di lapangan membuat proses pendataan dan verifikasi terhambat. Di antaranya luas wilayah dan medan yang berat. ”Kami memaklumi kendala yang dirasakan petugas,” ucap Alfian.


    Meski begitu, rakor pasca gempa yang terjadi akhir pekan lalu bakal tetap dilaksanakan hari ini. Disamping mengundang pejabat teras instansi pemerintah di Kabupaten Tasikmalaya, kata Alfian, BPBD setempat juga mengajak instansi swasta turut hadir.


     Itu dilakukan lantaran peran pihak swasta juga dibutuhkan oleh pemerintah. ”Mereka juga sudah ada yang memberikan bantuan kepada para korban,” imbuhnya.

    Melalui rakor tersebut, BPBD Kabupaten Tasikmalaya bakal menentukan langkah berikutnya. Termasuk di antaranya yang berkaitan dengan fase pemulihan pasca gempa.


    Bukan hanya BPBD Kabupaten Tasikmalaya, BPBD di wilayah lain di wilayah Jawa Barat pun masih terus mendata dan memverifikasi bangunan terdampak gempa. Selain rumah, bangunan lain seperti fasilitas umum pun turut didata dan diverifikasi.


    Untuk membantu petugas, SMKN 3 Tasikmalaya juga sudah menyerahkan laporan hasil pendataan yang mereka lakukan. Laporan tersebut terdiri atas berkas, dokumen foto, dan hasil analisis kerusakan.


    Maptuh, kepala SMKN 3 Tasikmalaya menyampaikan bahwa laporan itu bukan hanya diberikan kepada BPBD Kota Tasikmalaya. Tapi, juga kepada BPBD Provinsi Jabar, sampai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). ”Sudah dilaporkan semua,” ucapnya.


    Sejalan dengan laporan tersebut, pihak SMKN 3 Tasikmalaya juga sudah mulai merapikan puing bangun yang terdampak gempa. Maptuh menjelaskan, itu dilakukan sejak Minggu (17/12).


    Langkah tersebut diambil agar proses renovasi bisa langsung dilakukan. ”Juga supaya tidak ada puing bangunan yang menimpa siswa,” ujarnya.


    Maklum, aktivitas esktrakurikuler tetap berlangsung meski sudah masuk masa libur sekolah. Seperti tampak ketika Jawa Pos menyambangi sekolah tersebut kemarin.

    Puluhan pelajar kelas X dan XII SMKN 3 Tasikmalaya tetap datang ke sekolah. Mereka berlatih untuk bersiap diri lantaran turut serta dalam lomba tingkat kota yang dilaksanakan bulan depan. ”Dua minggu libur. Yang seminggu dipakai latihan,” jelas Salma Herdiana yang ikut dalam latihan tersebut. (syn/ttg)



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top