• Berita Terkini

    Jumat, 22 Desember 2017

    Istri Korban Pembunuhan Suami di Pemalang Tinggalkan Bayi Mungil

    radartegal
    PEMALANG - Meninggalnya ibu muda yang dibunuh suaminya sendiri di Desa Pedurungan Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang masih menyisakan duka mendalam bagi keluarganya. Peristiwa itu terjadi persis empat hari yang lalu. Korban Siti Asyiah, 34, yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh jahit, harus pula meninggalkan anaknya yang masih berumur enam bulan, Fafizah.

    Bocah mungil itu sedang disuapi bubur ketika wartawan datang mengunjungi rumahnya pada Kamis (21/12/2017) siang. Usianya masih terlalu dini untuk bisa menangkap peristiwa yang menimpa keluarganya: Ibunya tewas di tangan Mulyono, 38, yang tak lain adalah ayahnya sendiri, setelah dihujami kampak, persis di bagian belakang kepalanya hingga retak.

    Kunaeni, kakak perempuan korban, bercerita, semenjak pembunuhan itu, dia harus bertanggung jawab mengasuh dan merawat Hafizah, termasuk memberinya susu  kemasan yang dibelinya dari toko sebagai ganti air susu ibunya.

    "Awalnya memang menangis saat diberi susu formula, tapi sekarang sudah manut," ujar Kunaeni.

    Kunaeni sendiri hidup dengan dua anaknya yang masih kecil. Rumahnya bersisian dengan rumah korban. Sembari menyuapi bubur, dia meneruskan ceritanya. Saat pembunuhan itu berlangsung, dirinya sedang membeli sarapan. Pelaku menyusup lewat pintu rumahnya dan membuka jendela yang menghubungkan langsung ke kamar korban.
    "Saat itu rumah gak dikunci karena saya lagi beli sarapan, pelaku masuk rumah ini, lalu menyusup  lewat jendela yang tembus langsung ke kamar adik saya," katanya sembari menunjuk jendela yang dilalui pelaku. Jendela tersebut terbuat dari kayu dan dilapisi kaca di bagian tengahnya.

    Menurutnya, sejak keluarga tersebut pisah ranjang, Mulyono memang kerap mendatangi korban. Kadang jam sembilan malam, kadang pula jam dua pagi sambil menggedor-gedor pintu rumah.

    "Biasanya saat seperti itu, adik saya langsung sembunyi ke rumah saya lewat jendela. Saya akan membopong anaknya melewati jendela. Tapi pas kejadian malah pelaku lewat sini," terang Kunaeni.

    Dikatakan, meski terbilang pendiam, Mulyono adalah orang yang gampang sekali marah. Bahkan menurutnya, sudah beberapa kali lelaki itu mengancam akan membunuh istrinya.

    Sementara itu, Raenah, 70, ibu kandung korban, yang menyaksikan sendiri saat kepala anaknya dipukul dengan kampak terlihat masih trauma. Dia hanya bisa berharap kepada pihak berwajib agar pelaku bisa dihukum mati.

    "Saya tidak ikhlas, pelaku kudu dihukum mati karena anak saya juga mati," ujarnya, sembari menahan tangis. Selain tidak rela, bila tidak dihukum mati dia mengaku takut kalau-kalau pelaku datang lagi ke rumahnya.

    Pelaku saat ini masih mendekam di Mapolres Pemalang untuk menjalani pemeriksaan. Dari keterangan Kasat Reskrim Pemalang AKP Akhwan Nadzirin, pelaku nekat melakukan itu karena kangen pada anaknya. Dimana saat ingin bertemu tidak diperbolehkan. (sul)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top