• Berita Terkini

    Selasa, 19 Desember 2017

    Ibu Muda di Pemalang Tewas Dibunuh Suaminya dengan Kampak

    SULUNG P/ RADAR PEMALANG
    PEMALANG- Seorang ibu beranak satu, Siti Asyiah , 34, warga Desa Pedurungan, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang tewas setelah ditikam suaminya sendiri, Senin (18/12/2017), sekitar pukul 05.30 WIB. Korban diketahui hendak salat Subuh sebelum pelaku yang bernama Mulyono tiba-tiba datang menyusup ke kamarnya sambil membawa kampak.

    Sodikin, kakak kandung korban menceritakan, sekitar empat bulan terakhir, suami-istri tersebut sudah pisah ranjang. Pelaku tinggal terpisah tidak jauh dari rumah korban. Namun, saat bertemu, mereka kerap bertengkar.

    Saat mendatangi korban pagi itu, lanjut Sodikin, pelaku yang berprofesi nelayan local itu diduga sudah menyiapkan kampak yang diselipkan di balik pakaian. Menurut dia, pelaku kesal karena pisah ranjang, sehingga tega menghabisi nyawa istrinya sendiri dengan cara keji dengan menggunakan sebilah kapak. ”Kemungkinannya karena pisah ranjang itu. Jadi berbuat kejam begitu,” katanya.

    Dia menuturkan, saat direnggut nyawanya, korban sedang berada di kamar bersama anaknya yang masih berumur enam bulan. ”Waktu itu adik saya (korban) lagi di kamar bersama bayinya. Korban mau salat, tapi nunggu ibunya salat dulu untuk gantian jaga bayi. Tiba-tiba pelaku datang, kemungkinan menyusup lewat jendela,” imbuhnya.

    Ibu kandung korban yang sempat melerai tak mampu berbuat banyak dan hanya bisa berteriak minta tolong sekencang-kencangnya. Namun, karena leher belakang bersimbah darah terhujam kampak, korban pun kemudian meninggal dunia. Atas kejadian tersebut, Sodikin berharap agar pelaku bisa dihukum seberat-beratnya.

    Sementara itu, salah satu saksi yang sempat mendengar teriakan minta tolong, Trisno, mengaku, bersama tetangganya langsung bergegas masuk ke rumah korban. Saat melihat kejadian itu, pelaku sudah menggendong bayinya sambil menggenggam kampak. ”Kita langsung rebut bayinya. Walaupun sempat lari, akhirnya pelaku bisa diamankan oleh warga,” kata Trisno sambil mengatakwan bahwa dalam keseharian itu, pelaku merupakan sosok yang pendiam, tapi cenderung tempramental.

    Hingga berita ini diturunkan, rumah korban saat ini sudah dipasangi garis polisi. Sementara, jenazah korban sudah dilarikan ke rumah sakit dr Ashari Pemalang untuk dilakukan otopsi.

    Saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Pemalang AKP Akhwan Nadzirin membenarkan kejadian tersebut. Menurut dia, dari keterangan pelaku, pembunuhan itu dilakukan dengan alasan karena kangen kepada anaknya. Dimana setiap kali ingin bertemu, pelaku tidak diperbolehkan oleh istrinya. Meski mengakui, karena keadaan pelaku belum stabil, hari ini pelaku akan dibawa ke psikiater Semarang.

    ”Dari keterangan pelaku, korban dibunuh dengan menggunakan kampak kayu bagian belakang (yang tumpul, red). Hasil otopsi, kepala bagian belakang korban pecah,” ungkapnya melalui saluran telepon. (sul/fat)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top