• Berita Terkini

    Rabu, 06 Desember 2017

    Gatot Nurmantyo Minta Segera Diganti

    BOGOR – Langkah Presiden Joko Widodo mengusulkan Marsekal Hadi Tjahjanto menuai apresiasi. Termasuk dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Menurut Gatot, Hadi cocok menjadi panglima TNI berikutnya karena masa pensiunnya masih lama. Di luar itu, Gatot juga berharap Presiden segera mempensiunkan dia.


    Niat untuk pensiun lebih cepat itu disampaikan Gatot, usai mengikuti persiapan pemeriksaan laporan keuangan pemerintah pusat 2017 di Istana Bogor kemarin (5/12). Saat ini, nama Hadi sudah masuk ke DPR untuk menjalani fit and proper test. ’’Sebaiknya, begitu sudah diputuskan oleh DPR disetujui, jangan lama. Jangan menunggu saya sampai Maret lagi,’’ ujar Gatot.

    Jenderal kelahiran Tegal itu memang baru memasuki masa pensiun per 1 April mendatang. Dia khawatir, terjadi dualisme di tubuh TNI bila jeda antara persetujuan DPR dengan turunnya keppres terlalu lama. Di satu sisi panglima baru telah terpilih, namun di sisi lain panglima sebelumnya masih menjabat.


    "Saya kerja pekewuh, pak Hadi juga. Lebih baik, begitu selesai, tidak lama mungkin satu minggu atau lima hari (turun keppres), memberi kesempatan saya utuk pamitan, "lanjutnya. Gatot akan memosisikan diri di belakang. Dia siap mendampingi Hadi untuk orientasi kepemimpinan sebagai panglima TNI.


    Gatot menuturkan, momen pergantian panglima kali ini sudah tepat. Mengingat, 2018 merupakan tahun politik. Untuk mengawal tahun politik tersebut di antara tiga kepala staf yag ada saat ini, Hadi dinilai paling memenuhi syarat dibandingkan KSAD maupun KSAL.

    Hadi, tutur Gatot, merupakan perwira yang tergolong masih muda. Saat ini, Hadi berusia 54 tahun dan baru akan pensiun per 1 Desember 2021. ’’KSAL pensiun Mei 2018. KSAD peniun Januari 2019, sehingga kalau jadi panglima TNI hanya sebentar,’’ tutur alumnus Akmil 1982 itu. Lagipula, Hadi memang sudah dipersiapkan untuk menjadi panglima, tidak secara mendadak.


    Posisi Hadi ke depan menurut Gatot cukup krusial. Dia akan menjadi panglima TNI saat Indonesia memiliki dua gawe besar dalam dua tahun berturut-turut. Yakni, Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Kontestasi politik akan sangat kental, sehingga berpeluang pula untuk berpengaruh pada kondisi keamanan nasional.


    Saat disinggung rencananya usai pensiun, Gatot menyatakan bakal menebus hutangya 35 tahun belakangan. Gatot mengaku tidak pernah mengambil cuti selama 35 tahun kariernya di TNI. Termasuk saat terlibat dalam tujuh kali operasi militer. ’’Anak-anak saya tumbuh berkembang tanpa gendongan saya, sehingga saya merasa berutang kepada keluarga saya,’’


    Gatot tidak sempat melihat anak-anaknya tumbuh dewasa. Karena itu, dia akan melampiaskannya dengan cara memanjakan cucunya. ’’Saya tidak mau kalah dengan presiden,’’ kelakar Gatot.


    Namun, ketika disinggung mengenai kemungkinan terjun ke dunia politk, Gatot belum mau berandai-andai. Saat ini, dia masih menjadi panglima TNI, di mana ada aturan yang melekat kepada dia. Sehingga, tidak etis membicarakan hal lain di luar kariernya sebagai prajurit TNI.


    Meskipun demikian, Gatot tetap memberikan jawaban diplomatis. Mengenai karier barunya selepas pensiun, tidak tertutup kemungkinan dia berpartisipasi lewat jalur lain. ’’Sebagai prajurit, walaupun pensiun, manakala negara memanggil saya siap mengabdi. Nyawa pun saya berikan,’’ tambahnya.


    Di tempat yang sama, Hadi Tjahjanto masih tampak malu-malu untuk bicara soal pencalonannya sebagai panglima TNI. Ketika dicegat wartawan, dia hanya memberikan senyuman sembari terus berjalan menghindar. ’’Nanti saja ya, takdongengi panjang,’’ ucap alumnus AAU 1986 itu.


    Begitu pula saat disinggug kesiapannya mengemban amanah sebagai panglima TNI, hadi kembali memilih tersenyum dan buru-buru memasuki mobil dinasnya. ’’Mohon doanya saja,’’ ucapnya sebelum menutup pintu mobil.

    Dari gedung parlemen, surat presiden terkait pencalonan Hadi sebagai Panglima TNI langsung dibacakan dalam sidang paripurna DPR, kemarin. Paripurna langsung menugaskan kepada Komisi I DPR untuk mempersiapkan agenda uji kelayakan dan kepatutan kepada Hadi.


    Siang hari sekitar pukul 13.00 WIB, Komisi I DPR langsung menggelar rapat internal tertutup, membahas jadwal fit and proper test terhadap mantan Komandan Lanud Adi Soemarmo itu. Setelah sekitar dua jam melakukan rapat, Komisi I memastikan bahwa DPR akan langsung memproses fit and proper test Hadi pada hari ini.


    ”Kami sepakat besok (hari ini, red) pukul 10.00 WIB akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan,” kata Tubagus Hasanudin, Wakil Ketua Komisi I DPR di gedung parlemen, kemarin.

    Menurut Hasanudin, tahapan fit and proper test dibagi tiga tahap. Tahap pertama adalah pemeriksaan administrasi. Dalam pemeriksaan ini, para anggota Komisi I akan menanyakan hal-hal teknis administrasi kepada Hadi, sebelum masuk ke materi lain. ”Waktunya disini 45 menit,” ujarnya

    Setelah itu, fit and proper test memasuki materi inti. Diawali dengan penyampaian visi dan misi oleh Hadi, dilanjutkan dengan sesi pendalaman, yakni menanyakan segala hal terkait dengan kesiapan Hadi sebagai calon Panglima. ”Visi dan misi serta pendalaman dilakukan terbuka, jika memang ada hal yang bersifat rahasia, bisa dilakukan tertutup,” ujar mantan Sekretaris Militer Presiden itu.


      Sesi terakhir dari rangkaian fit and proper test adalah pengambilan keputusan. Hasanudin menjelaskan, dalam sesi ini Komisi I akan melakukan rapat tertutup, apakah akan menyetujui atau menolak posisi Hadi sebagai calon tunggal Panglima TNI usulan Presiden. Namun, Hasanudin optimis bahwa sesi ini akan diakhir dengan persetujuan oleh Komisi I.

      ”Selama ini kami belum pernah menolak calon panglima TNI usulan Presiden,” tandasnya. (byu/bay)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top