• Berita Terkini

    Selasa, 05 Desember 2017

    Gagal ke Jepang, Puluhan Calon TKI Brebes Lapor Polisi

    BREBES- Puluhan warga sejumlah desa di Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes mendatangi Mapolres Brebes, Senin (4/12). Mereka mengadu setelah merasa ditipu oleh salah satu perusahaan yang mengklaim bisa menempatkan mereka bekerja di Jepang.

    Warga yang merasa menjadi korban dari dugaan penipuan tersebut mencapai 80 orang. Mereka rata-rata berusia 20-40 tahun. Umumnya, korban mengaku sudah menyerahkan uang dari kisaran Rp 30 hingga Rp 70 juta kepada perusahaan tersebut demi bisa berangkat ke negeri Sakura itu. "Di Kecamatan Losari, jumlahnya mencapai lebih dari 30 orang. Namun kami yang ke Polres Brebes ada 12 orang, mewakili yang lain," ungkap Azka Abdillah, 21, salah seorang korban.

    Umumnya para calon TKI ini rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar karena tergiur dengan bayaran yang dijanjikan selama bekerja di Jepang nantinya. Apalagi, sponsor tersebut juga cukup meyakinkan. Selain pernah bekerja di Jepang, dalam mencari calon tenaga kerja, pelaku juga kerap membawa orang Jepang. "Janjinya kalau sudah bekerja di Jepang gajinya minimal Rp 30 juta per bulan. Makanya rata-rata kami percaya, dan sudah keluar duit di atas Rp 70 juta," katanya.

    Menurutnya, para korban membayar uang tersebut ke sebuah lembaga pelatihan yang berada di Desa Limbangan, Kecamatan Losari yang dikelola Dhr, yang juga warga setempat. Untuk bisa berangkat ke sana, mereka diwajibkan mengikuti pelatihan selama tiga bulan. Para peserta juga diminta membayar uang berkisar Rp 50-90 juta. 

    Azka sendiri mengaku sudah diberangkatkan ke Jepang pada awal Februari 2017 lalu. Tapi baru sampai bandara di Tokyo, dia dideportasi lantaran tidak memenuhi persyaratan. Visa yang dibawa bukan visa kerja tapi visa kunjungan.  "Saya ditanya macam-macam sama petugas di sana dan diminta kembali ke Indonesia. Setelah pulang, kami kan minta ganti uangnya, tapi tidak bisa," katanya.

    Kejadian serupa juga dialami Heri, 30, mengalami nasib hampir serupa. Dia bahkan mengaku sudah mengeluarkan duit sampai Rp 100 juta, tapi sampai saat ini belum juga diberangkatkan ke Jepang. "Padahal untuk mendapatkan uang itu saya harus utang sana sini, sampai jual tanah," katanya.
    Kini, kasus ini sudah dilaporkan ke Unit PPA Satreskrim Polres Brebes. Sebanyak 13 korban telah mendatangi Mapolres Brebes pada Senin, 4 Desember 2017. "Kami masih melakukan penyelidikan. Semua kami mintai keterangan, termasuk pengelola LPK," kata Kapolres Brebes melalui Kanit PPA Satreskrim Polres Brebes Ipda Puji Haryati. (ism)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top