• Berita Terkini

    Selasa, 26 Desember 2017

    Dari Mahage Tercipta Kebumen Bersholawat

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Saat ini kerap sekali terdengar acara atau kegiatan yang mengumandangkan Sholawat Nabi. Hampir setiap malam di wilayah kabupaten berselogan Beriman ini selalu terdengar acara sholawatan dari pengeras suara. Bahkan acara sholawatan selalu dihadiri oleh ribuan jamaah yang terdiri dari para remaja.

    Jika ditelisik lebih lanjut, kegemaran remaja bersholawat di Kebumen dilaksanakan belum lama. Pasalnya kendati sejak dulu sholawat telah kerap kali didendangkan di masjid atau pun mushola, namun gaungnya dan penggemarnya tidaklah sebanyak saat ini yang notabenanya digandrungi para remaja. Lantas siapa sebenarnya yang mempopulerkan kegemaran para remaja di Kebumen untuk bersholawat?

    Jawabannya adalah Majelis Ratibul Haddad wa Maulid Simthudduror Malam Ahad Wage atau yang sering disebut dengan MAHAGE. Ya majelis ini didirikan pada Hari Sabtu Pahing tanggal 20 Maret 2010 silam yang bertepatan dengan tanggal 5 Rabi’ul Tsani 1431 H. Adapun pendirian majelis tersebut dilaksanakan di kediaman Al Habib Hasan Luthfy Alattas yang sekarang juga dijadikan pusat atau sekretariat. Adapun Habib Hasan Luthfy Alattas kini menjabat sebagai pembina Mahage.

    Ketua Mahage Kebumen Habib Fathur Rizal bin Hasan Alattas menyampaikan Mahage mempunyai visi yakni “Membangun Masyarakat Kabupaten Kebumen yang Berkarakter/ Berakhlak Mulia Berdasarkan Ajaran Islam Ahlussunah wal Jama’ah”. Untuk itu penting sekali mendekatkan para pemuda kepada agama. Sebab dasar dari pendidikan karakter yakni agama. “Saat ini telah terdapat 33 ribu anggota Mahage,” tuturnya saat ditemuai saat acara Haul Asyayid Al Habib Mudor Alattas dn tasyakuran yang diselenggarakan di Sekretariat Mahage Kebumen, Senin (25/12/2017).

    Dijelaskannya, acara Mahage dilaksanakan dengan membaca Sholawat Simthudduror  karangan Al Habib Ali bin Muhammad bin Husen Al Habsi. Sangat banyak sekali manfaat dan faedah sholawat bagi kehidupan manusia. Bahkan semua doa akan selalu diiringi dengan bacaan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. “Mahage berawal dari Kebumen, dan kini telah tersebar di JawaTengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera, DIY, DKI hingga Kalimantan dan  Madura,” papar Rizal didampingi Habib Hasan Luthfy Alattas.

    Arsadi (17) salah satu anggota jamaah Mahage mengaku telah tiga tahun mengikuti acara bersholawat. Warga Kecamatan Klirong ini menyampaikan setelah mengikuti kegiatan Mahage, maka kehidupannya menjadi tenang dan nyaman. Perasaan gelisah, marah dan suntuk pun jarang terjadi. “Dengan rasa yang nyaman hidup menjadi lebih tenang. Itu sangat penting untuk meningkatkan konsentrasi saat belajar,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top