• Berita Terkini

    Rabu, 13 Desember 2017

    Bahas Empat Opsi Jalur Kereta Cepat Surabaya-Jakarta

    JAKARTA – Empat opsi peningkatan kecepatan kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya dibahas lagi di kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla, kemarin (12/12/2017). Opsi-opsi itu hasil kajian dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Wapres kemungkinan akan bertemu dengan JICA terlebih dahulu sebelum membawanya ke rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo.



                Empat opsi yang dibicarakan santai sambil makan siang itu melibatkan tiga menteri. Yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menter Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro.


                Empat alternatif itu adalah peningkatan spesifikasi teknis jalur eksisting, penambahan single track ‘narrow gauge’, penambahan single track ‘standard gauge’, dan jalur baru double track ‘standart gauge’. Masing-masing opsi itu dirinci berdasarkan kebutuhan lahan, kecepatan maksimum, waktu tempuh, dan biaya investasi yang dibutuhkan. Narrow gauge adalah rel dengan ukuran 1067 mm, sedangkan standard gauge berukuran 1.435 mm.


                Menteri Basuki menuturkan masing-masing opsi itu masih dipertimbangkan baik buruknya. Mulai dari penggunaan jalur existing atau yang telah ada hingga jenis relnya.


    ”Kalau pakai narrow gauge gimana, standard gauge gimana, standar ini yang relnya lebih lebar. Tapi rasanya kita tidak pakai ini (standard gauge, Red), karena kita akan pakai eksisting,” ujar Basuki sambil menunjukan opsi-opsi tersebut.


    Dia menuturkan ada kemungkinan JK akan bertemu dengan pihak JICA terlebih dahulu untuk membahas opsi-opsi tersebut. Setelah itu baru akan dibicarakan dan diputuskan dalam rapat terbatas. ”Nanti akan ada Ratas. Menurut saya, nanti tergantung dari hasil pak Wapres ketemu Jepang itu,” tambah dia.


    Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan dia meminta agar program kereta api Surabaya Jakarta itu dipercepat. Dia menyaratkan efisiensi biaya. Tapi tentu dengan kualitas yang bagus serta kecepatannya harus dijaga. ”Sehingga orang ke Surabaya itu bisa 5,5-6 jam sudah sampai begitu pula sebaliknya,” ungkap JK.


    Pembangunan fisik untuk proyek tersebut diharapkan bisa dimulai pada tahun depan. Sedangkan saat ini pemerintah masih berkutat pada pembahasan detail engenering design (DED). ”Itu sedang dikerjakan dia punya DED,”  imbuh dia. (jun)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top