• Berita Terkini

    Senin, 18 Desember 2017

    Ancam Boikot, bila Presiden Trump tak Cabut Pengakuan

    fotoimamhusein/jawapos
    JAKARTA – Penyair Taufiq Ismail membacakan puisi karyanya Palestina, Bagaiamana Bisa Aku Melupakanmu dihadapan peserta Aksi Bela Palestina di silang Monumen Nasional, pagi kemarin (17/12). Meskipun dibuat pada 1989 atau 28 tahun lalu, tapi puisi itu masih relevan menggambarkan kondisi Palestina. Puisi itu juga menunjukan solidaritas Indonesia bagi warga Palestina yang sekarang makin terdesak dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.



    Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka, menjawab laras baja dengan timpukan batu cuma, lalu dipatahi pergelangan tangan dan lengannya, siapakah yang tak menjerit serasa anak-anak kami Indonesia jua yang dizalimi mereka. Demikian salah satu penggalan puisi karya sastrawan 82 tahun itu.


    Taufiq menuturkan Palestina adalah salah satu negara yang paling awal mengakui kemerdekaan Indonesia. Saat itu, Taufiq yang masih berusia sekitar 10 tahun mendengar bagaimana susahnya para pejuang mengupayakan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Nah, saat Palestina sekarang dalam kondisi dijajah maka rakyat Indonesia pun menyerukan solidaritas yang sama.


    ”Saya melihat rasa terima kasih itu diperlihatkan oleh umat Islam dan saya yakin bukan hanya Jakarta saja, tapi selruh rakyat Indonesia itu bahwa mereka juga merasa sangat tidak adil kalau Palestina diperlalukan seperti ini,” ujar Taufiq usai aksi.


    Aksi damai yang diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu dihadiri oleh sejumlah tokoh. Diantaranya Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Ketua GNPF Ulama KH Bachtiar Nasir. Hampir seluruh ruang terbuka di kompleks Monas penuh sesak oleh massa dari berbagai daerah. Rumput Monas yang hijau dijaga agar tidak diinjak oleh peserta aksi.


    Massa tampak mulai mengalir memadati kawasan Silang monas sejak sekitar pukul 06.00 WIB. Peserta aksi yang mengawali sholat shubuh berjamaah di Masjid Istiqlal, masuk dari pintu Silang Timur Laut. Sementara warga yang mengikuti aksi datang dari arah kota masuk melalui pintu Silang Merdeka Barat daya atau Patung Kuda.

    Hampir seluruh luas lapangan merdeka dan areal sekitar tugu penuh oleh lautan manusia. Panggung utama terletak di Silang Barat Laut arah Istana Merdeka. Kawasan CFD Patung Kuda nyaris tak bisa diterobos meski hanya berjalan kaki. Massa menyemut mengitari kolam, meluber hingga ke Jalan Budi Kemulyaan dan ke arah Bank Indonesia.

    Kepadatan juga terlihat di Utara Tugu Tani hingga depan Stasiun Gambir. Dua ruas Jalan Merdeka Timur Habis oleh luapan massa yang bergerak ke arah utara. Sementara Jalan Medan Merdeka Utara tampak relatif longgar. 


    Selain di panggung utama, massa juga terkonsentrasi di sekitar Kantor Kedubes Amerika Serikat di Jalan Merdeka Selatan. meskipun Aparat mengosongkan 100 metermasing-masing arah ke barat dan timur dengan barikade kawat berduri dan kendaraan lapis baja.


    Sebuah mobil komando tampak memberikan orasi di dekat tikungan masuk menuju Medan Merdeka Selatan. Beberapa kali orator mengajak massa yang menyemut di depan kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk membaca surat Al-Fiil. Saat sampai pada kata-kata Tarmiihim (Arab: hantamlah), para peserta mengacungkan kepal ke arah kantor kedubes. “Tarmihim, Tarmihim, Tarmihim, arahkan ke kedubes Amerika,” teriak sang orator beberapa kali.


    KH Ma’ruf Amin menuturkan bahwa umat Islam Indonesia bersatu siap berjuang untuk membela Palestina. Aksi kemarin adalah momentum untuk menyampaikan protes keras kepada Presiden Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel.


    ”Kita jadikan ini momentum untuk sampaikan petisi kepada Amerika Serikat melalui kedubes di AS. Kita minta supaya pengakuan Trump dicabut,” kata KH Ma’ruf dalam orasinya.


    Dia menuturkan bila petisi itu tidak dihiraukan dan Amerika tidak mencabut pengakuannya Jerusalem sebagai ibukota Isreal maka akan ada aksi boikot produk Amerika Serikat. Dia pun meneriakan kata-kata boikot berkali-kali diiringi dengan teriakan dari peserta aksi.


    ”Kita bismillah mulai hari ini, berjuang bersama pemerintah untuk bebaskan Palestina dari penjahan melalui jalur diplomasi politik, ekonomi, dan semua jalur yang akan kita lakukan demi kemerdekaa Palestina,” ujar KH Ma’ruf yang juga Rais ‘Aam PB NU itu.


    Petisi yang dibacakan Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas itu terdiri atas enam poin itu berisi desakan agar Presiden Trump mencabut pernyataannya. Selain itu juga mendesak negara-negara OKI agar ada pemberian sanksi kepada Amerika Serikat dengan pemutusan hubungan diplomatik. Selain itu mendorong agar PBB segera menggelar sidang istimewa dengan opsi membekukan AS sebagai anggota PBB.


    ”Mendesak DPR membentuk panitia khusus untuk meninjau kembali semua bentuk investasi atau bisnis perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang ada di negeri ini,” ujar dia. “Serta mengimbau masyarakat Indonesia untuk melakukan boikot terhadap seluruh produk-produk Amerika dan Israel yang beredar di tanah air,” imbuhnya.


    Ketua GNPF Ulama KH Bachtiar Nasir menuturkan kalau batas waktu tujuh hingga 10 hari tidak ada keputusan konkrit dari Presien Trump kemungkinan besar massa akan bergerak lagi. Bahkan, bisa jadi juga boikot terhadap produk-produk consumer goods yang kerjasama dengan Yahudi dan Zionis. ”Biasa umat itu akan menagih. Mana lagi nih, apa gunanya kita datang ke Jakarta,” ujar dia.


    Sementara itu, Wakapolri Komjen Syafruddin mengapresiasi aksi yang berjalan dengan tertib dan damai. Dia menilai itu adalah aksi tersebesar di dunia bila dibandingkan dengan aksi-aksi di negara lain.


    ”Saya katakan aksi ini yang menjadi momentum yang menjadikan Indonesia merupakan aksi terbesar di dunia. Di jazirah arab pun di Mesir dan dimana-mana ini aksi yang terbesar. Diperkirakan pak kapolda, ya 100 ribu ini terbesar,” ungkap Syafrudin yang memantau ke lokasi. (jun/tau)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top