• Berita Terkini

    Kamis, 16 November 2017

    Tangkal Paham Radikalisme, Kemenag Kebumen Gandeng Polres

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Ancaman paham radikalisme yang kerap berujung teror dan tindakan kekerasan lainnya kini semakin mengkhawatirkan. Untuk itu Kantor Kementerian Agama (Kemenag) dan Polres Kebumen menggelar memorandum of understanding (MoU) untuk bersama-sama menangkal hal tersebut.

    Penandatanganan MoU tersebut dilaksanakan oleh Kepala Kemenag Kebumen H Imam Tobroni SAg MM dan Kapolres Kebumen AKBP Titi Hastuti SSos di Aula Kemenag Kebumen, Rabu (15/11/2017). Selain MoU pada Kesempatan tersebut juga dilaksanakan kegiatan Pembinaan Mental Aparatur Sipil Negara Kantor Kementerian Agama Kebumen. Kegiatan tersebut mengusung tema “Pembinaan dan Penangkalan Paham Radikalisme”.


    Kepala Kemenag Kebumen H Imam Tobroni menyampaikan, di Indonesia saat ini terdapat beberapa golongan yang mencoba merongrong Pancasila. Di satu sisi terdapat kelompok yang tidak sependapat dengan sila pertama yakni Ketuhanan yang Maha Esa. Golongan tersebut dengan ekstrem kiri yang condong kepada atheis dan komunis. “Golongan ini juga mencoba merongrong untuk kita juga haris waspada terhadap bahaya dari kebangkitan komunis,” tuturnya.

    Golongan lainnya, lanjut Imam, yakni selalu memaknai jihad dengan peperangan. Payahnya semua golongan meskipun seagama dianggap musuh jika bukan merupakan bagian dari golongannya. Adanya pandangan tersebut kerap dapat menimbulkan perang saudara antar atau sesama agama. “Ini yang kerap disebut dengan istilah ekstrem kanan. Untuk itu perlu digencarkan kerukunan hidup antar umat beragama,” paparnya.

    Sementara itu Kapolres Kebumen AKBP Titi Hastuti SSos menegaskan, kerja sama antara Kemenag dan Polres akan menciptakan hal yang positif. Polres berupaya meningkatkan keamanan, sedangkan Kemenag berusaha meningkatkan keimanan. Jika keimanan dan keamanan dapat tercipta maka kondisi negara dipastikan aman, nyaman, makmur dan sejahtera. “Ini sangat baik, ke depan kami akan selalu bersama-sama dalam melayani masyarakat,” katanya.

    AKBP Titi Hastuti SSos radikalisme bukan hanya terdapat pada agama saja. Radikalisme mempunyai ciri-ciri menginginkan perubahan dengan cepat atau mengganti ideoligi negara dengan cepat. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, radikalisme cenderung menggunakan cara-cara kekerasan. Hal itu seperti menimbulkan teror, pembunuhan, penculikan, pengeboman, hingga bom bunuh diri.

    Untuk menambah anggota biasanya golongan tersebut akan mendekati, merekrut, membaiat, membina, adan memberikan tugas amaliyah. Tugas amaliyah dapat berupa, mencari dana, merekrut anggota, bahkan membunuh merampok, hingga melakukan tindakan bunuh diri. “Sangat mungkin orang-orang yang dekat dengan kita ternyata sudah terpengaruh. Sebab secara perilaku semua terlihat normal, padahal secara pemikiran sebetulnya telah terkontaminasi,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top