• Berita Terkini

    Rabu, 29 November 2017

    Tak Diberi Uang, Anak di Kudus ini Bunuh Ibu Kandungnya Sendiri

    FOTO: DONNY SETYAWAN/RADAR KUDUS
    KUDUS – Darah segar masih terlihat di ruang tamu milik Aminah, 77, kemarin (28/11) siang. Darah itu berada hingga melewati pintu masuk rumah. Terlihat juga bekas seretan bercak darah dari lantai menuju jalan masuk rumahnya. Kira-kira sekitar lima meter.

    Miris. Siapa sangka, Ansori, anak Aminah diduga tega membunuh ibu kandungnya, Aminah, 77, kemarin sekitar pukul 10.30. Lelaki berusia 33 tahun itu ditenggarai dilanda amarah.

    Kemarahan warga RT 2 RW 2, Desa Getasserabi, Kecamatan Gebog ini lantaran tidak diberi uang oleh Aminah, ibunya. Lelaki yang diduga gangguan jiwa itu menyerang ibunya. Aminah yang sudah tua tak dapat membela diri. Dia meninggal dunia di tangan anak kandungnya.

    Tak ada yang tahu kejadian pembunuhan Aminah. Selama ini Aminah hanya tinggal bersama Ansori. Anak Aminah yang lain hidup terpisah. Kebetulan anak lainnya bekerja.
    Kejadian itu diketahui berawal Ansori menghampiri Kepala Dusun (Kadus) Bahrin, 56. Pelaku mengakui, membunuh ibunya lantaran tidak diberi uang. ”Ibuku tak pateni. Aku ora dikei duit,” kata Bahrin menirukan ucapan Ansori.

    Lantas dia menuju rumah korban. Bahrin mendapati Aminah bersimbah darah di pelataran. Dia mencari anak-anaknya dan memberitahu bahwa Ansori yang diduga membunuh ibunya. ”Saya langsung cari Abu Ali, kakak Ansori,” ungkapnya.

    Aminah tergeletak tak berdaya di tanah. ”Kondisinya menyedihkan. Aminah mengeluarkan banyak darah,” jelasnya.

    Dia mengakui, Ansori memiliki gangguan jiwa. Keluarga dan warga yang lain sudah tahu keadaannya. Namun, dia tidak menyangka kalau lelaki yang baru ditinggal ayahnya itu tega membunuh ibunya.

    ”Kalau marah suka mengancam. Ibunya sering diancam. Namun, hanya sekedar dibentak-bentak,”katanya.

    Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning menjelaskan, kronologinya berawal ketika Ansori meminta uang kepada korban. Karena tidak bisa mengontrol emosi, Ansori yang pernah mengalami gangguan jiwa memukul ibunya dengan cangkul.

    Akibatnya, kepala bagian belakang mengalami luka serius. Sebab, kepalanya mengalami luka paling banyak hingga kehabisan darah. ”Bagian tengkoraknya pecat. Begitu kiranya pemeriksaan dokter,”ungkapnya.

    Saat ini pihaknya mengatakan pelaku mengarah ke anak kandung. Pihaknya belum bisa memastikan. Sebab, tidak ada saksi mata.

    Terkait motif, pihaknya belum bisa memastikan. Sebab saat ini pihak kepolisian baru menduga anak korban yang menjadi pelaku. ”Kami akan dalami lebih lanjut,” jelasnya.
    Saat ini Ansori dibawa kepolisian untuk dimintai keterangan. Selanjutnya, pihaknya akan membawa Ansori ke RSUD dr Loekmono Hadi untuk dilakukan observasi.

    ”Nanti biar dicek. Apakah betul gangguan jiwa atau tidak. Sebab, kami sangat membutuhkan keterangan anak korban. Semenatara ini kami hanya dapatkan dari olah TKP,” terangnya.

    Sementara itu, suasana haru menyelimuti keluarga korban dan pelaku. Tangis pilu masih terdengar di rumah sederhana itu kemarin. Sebab, ibu dari keluarga ini meninggal ditangan saudaranya sendiri.

    Siti Alimah berderai air mata saat mendengar ibunya meninggal dunia. Anak pertama keluarga ini tidak tak kuasa melihat ibunya. Dia menangis dan menyesali perbuatannya. Yakni, meninggalkan ibunya kepada Ansori. ”Ibu saya itu baik sekali. Selalu memanjakan kami semua. Terlebih kepada Ansori,” ungkapnya.

    Dia menceritakan, Aminah semasa hidup menjual tanah untuk pengobatan Ansori. Hasilnya untuk menutupi kebutuhan dan uang jajan Ansori. ”Setiap hari adik saya minta jatah Rp 100 ribu. Untuk beli minum atau jajan di warung. Karena tidak bekerja, uang hasil jual tanah yang digunakan,” terangnya.

    Adiknya yang paling bontot mengalami ganguan jiwa sekitar dua tahun lalu. Keluarga pernah membawa ke RSUD untuk menjalani perawatan. Setelah sembuh, Ansori dibawa pulang. ”Adik saya sempat bekerja. Namun, belakangan kumat lagi,”jelasnya.

    Sekitar dua hari lalu, Ansori berobat ke dokter spesial jiwa. Dari petunjuk dokter, Ansor harus segera dibawa ke RS untuk menjalani pengobatan lebih lanjut. Karena belum ada yang mengurus, Ansori tidak dibawa ke RS. ”Baru mau kami urus. Sebab harus mengurus KK dan KTP,”papar Alimah.

    Tak hanya Alimah, Abu Ali, kakak pelaku mengaku, adiknya kehabisan obat. Jika rutin minum obat emosinya bisa terkontrol. ”Kebetulan belum kami urus,” ungkapnya.
    Dia mengaku, adiknya mengalami gangguan jiwa setelah bercerai dari istrinya. Itu membuat Ansori mengalami depresi akut. ”Kalau tahu kejadiannya begini, saya akan bawa adik ke RSUD. Saya jengkel juga kepada Ansori, kenapa tega melakukan ini,” katanya sambil berurai air mata.

    Ditanya semasa hidup, Aminah terkenal penyayang dan lembut. Tidak memiliki musuh atau membentak orang lain. Terlebih kepada Ansori. Dia mengaku, ibunya sangat menyayangi Ansori.

     ”Kalau saya bertengkar dengan Ansori, ibu saya selalu bilang ojo tukari adikmu. Saake wonge kurang genep. Syukur awakmu seng seger kewarasan,” jelasnya.
    Dia tidak menyangka akan ditinggalkan ibunya secepat ini. Padahal subuh kemarin, dia masih bertemu ibunya. ”Ibu saya masih jalan pakai tongkat ke warung. Dia mau beli tempe,” paparnya.

    Kendati demikian, dia tidak berani melihat kondisi ibunya. ”Saya tidak tega,”tuturnya.

    Korban mengalami luka parah di kepala bagian belakang. Tepatnya ada kerusakan di bagian tengkorak.

    Untuk memastikan kondisinya, pihak kepolisian membawa Ansori ke kantor polisi. Setelah itu, akan dibawa ke RSUD untuk mengetahui kondisi psikologis pelaku. ”Semoga adik saya sembuh dan menyesali perbuatannya,” paparnya. (mal/ris)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top