• Berita Terkini

    Rabu, 29 November 2017

    Siklon Tropis Cempaka Tarik Abu ke Barat Daya

    JAKARTA – Penutupan bandara Ngurah Rai akibat letusan Gunung Agung berpeluang lebih lama. Mengingat, arah angin diprediksi tidak menguntungkan dalam beberapa hari ke depan. Terutama, setelah badai siklon tropis Cempaka menerjang kawasan pesisir selatan pulau Jawa sejak Senin (27/11) malam.


    Kemarin (28/11), Menko maritim Luhut Binsar Pandjaitan menggelar video conference dengan sejumlah pemangku kepentingan. Baik dengan Muspida Bali, Basarnas, BMKG, PT Angkasa Pura II di Bandara Ngurah rai, serta Bandara Internasional Lombok. Juga, menghubungi Menhub Budi KArya Sumadi yang sedang menghadiri sidang International Maritime Organization (IMO) di London, Inggris.


    Dalam video conference tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa siklon tropis itu mempengaruhi arah angin di sekitar gunung Agung. Senin (27/11) lalu, angin masih mengarah dari Barat ke Timur sebagaimana umumnya arah angin di akhir tahun. Namun, sejak kemarin arah angin berbelok ke selatan dan barat daya, karena ditarik oleh arus badai di selatan Jawa.


    ’’Diperkirakan, setidaknya sampai 1 Desember kondisinya akan terus seperti itu,’’ terang Dwi. Dampaknya, abu akan mengarah ke bandara Ngurah Rai. Bahkan tidak tertutup kemungkinan abu Gunung Agung juga akan mengarah ke Banyuwangi bagian selatan.


    Begitu pula dengan kondisi cuaca di sekitar Gunung Agung. Akibat siklon tropis tersebut, diperkirakan kawasan sekitar Gunung Agung akan mengalami hujan deras. Intensitasnya bahkan berpeluang mencapai 50 mm per hari. Sehingga sudah bisa dikategorikan sebagai cuavca ekstrem. Kecepatan angin diperkirakan sekitar 30 knots atau 56 kilometer perjam.


    Buntut perubahan arah angin itu, penutupan Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai diperpanjang. Dari semula sampai kemarin pukul 07.00 wita, diperpanjang menjadi sampai dengan hari ini pukul 07.00 wita. ’’Abu vulkanik menutupi jalur pemanduan lalu lintas pesawat udara dan ruang udara di atas bandara I Gusti Ngurah Rai,” ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono melalui keterangan resmi kemarin.


    Senada dengan Dwi, Wisnu menyampaikan bahwa keadaan penyebaran abu vulkanik akibat siklon tropis cempaka dapat berlangsung selama dua hingga empat hari ke depan. Pemanduan lalu lintas penerbangan dilakukan sesuai SOP dan menghindari area sebaran abu vulkanik sesuai dengan contingency plan.


    "Selain itu, evaluasi status bandara baik pembukaan maupun penutupan akan kita laksanakan secara terpadu dengan instansi terkait secara berkala,” terang Wisnu. Evaluasi akan dilaksanakan setiap enam jam sekali oleh otoritas bandara untuk menentukan apakah kondisi langit sekitar bandara sudah klir atau belum.


    Penutupan bandara itu berdampak pada pembatalan penerbangan baik penerbangan Internasional maupun Domestik. “Data yang masuk sementara ini terdapat 419 penerbangan yang terdampak,’’ lanjutnya. penerbangan itu berasal dari lima jalur penerbangan domestik dan enam jalur penerbangan internasional.


    Adapun rincian 419 penerbangan tersebut antara lain 84 kedatangan penerbangan internasional, 92 keberangakatan penerbangan internasional, 120 kedatangan penerbangan domestik dan 114 keberangkatan penerbangan domestik.


    Karena itu, Kemenhub menyiapkan 10 bandara alternatif untuk pengalihan jalur sementara. Baik untuk pesawat berbadan lebar atau wide body (WB) maupun sempit alias narrow body (NB). Masing-masing bandara memiliki kapasitas yang terbatas untuk parkir pesawat hasil pengalihan rute.


    Ke-10 bandara itu adalah Adisutjipto Jogjakarta, Adi Sumarmo Solo, Juanda Surabaya, dan Blimbingsari Banyuwangi untuk pulau Jawa. Untuk luar Jawa, ada bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Praya Lombok, Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, El Tari Kupang, Sam Ratulangi Manado, dan Pattimura Ambon.


    Ditutupnya Bandara Ngurah Rai menyebabkan banyak penerbangan menuju Indonesia yang transit di Bali terpaksa ditunda. Alfin Tofler, 29, yang hendak kembali ke Jakarta dari Jepang terpaksa menginap di Bandara Narita karena penerbangan yang telah dipesannya jauh-jauh hari dibatalkan.


    ”Senin kemarin (27/11) jadwal saya kembali ke Indonesia. Saya sudah sampai check in dan menaruh barang di bagasi. Aman berarti. Tapi, tiba-tiba ada pengumuman penerbangan dibatalkan karena Bandara Ngurai Rai ditutup,” tutur Alfin kepada Jawa Pos.


    Pria yang berprofesi sebagai forografer itu menuturkan, penerbangan hari sebelumnya dari maskapai tersebut juga sempat dibatalkan dan dialihkan ke penerbangan yang akan ditumpangi Alfin. ”Kalau pembatalan hari sebelumnya itu bukan karena bandara ditutup. Tapi karena maskapai tidak mau mengambil risiko dengan kondisi Gunung Agung yang sedang aktif,” terangnya.


    Alfin menjelaskan, dia sempat meminta konfirmasi kepada mengenai kemungkinan pesawat tersebut mendarat di bandara lain yang lebih aman. Dia juga sempat meminta diberangkatkand engan penerbangan lain menuju Jakarta, Kuala Lumpur, atau Singapura. Pihak maskapai memberi penjelasan bahwa hal tersebut, untuk saat itu, tidak mungkin dilakukan.


    ”Soal pindah penerbangan itu enggak memungkinkan karena maskapainya beda. Sedangkan soal pindah bandara itu, mereka bilang mereka hanya punya izin mendarat di Bali. Tidak bisa mendarat di bandara lain,” tutur Alfin.


    Menjawab hal tersebut, Sekjen Kemenhub Sugihardjo menyatakan bahwa sebenarnya cancel penerbangan tidak perlu terjadi. ’’Diurus saja (pengalihan rutenya),’’ ujarnya. Pemerintah memberi jaminan bakal mempermudah maskapai mengurus izin pengalihan rute pesawat sebagai dampak dari bencana alam.


    ’’Misalnya Garuda, itu penumpangnya dari Jakarta tetap diberangkatkan ke Surabaya, lalu difasilitasi bus menuju Bali,’’ terangnya. 10 bandara cadangan itu disiapkan untuk pengalihan rute dari yang tadinya hendak terbang langsung menuju Denpasar.


    Selain membuka 10 bandara untuk menerima pengalihan rute pesawat atau divert akibat letusan Gunung Agung, Kemenhub juga menyiapkan moda alternatif lain. yakni bus. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Baitul Ihwan mengatakan, ada sebanyak 100 bus yang disiapkan sebagai moda alternatif.

    ”Ada 40 bus dari Damri dan 60 bus dari Organda yang dipinjamkan untuk angkutan evakuasi,” tutur Ihwan kepada Jawa Pos kemarin. Ihwan menjelaskan, bus-bus tersebut digunakan untuk mengangkut masyarakat yang terdampak aktivitas Gunung Agung.


    Bus-bus itu disiapkan di bandara-bandara untuk menuju terminal dan pelabuhan. Ihwan mengatakan, bus-bus itu juga akan mengantarkan penumpang ke tujuan mereka. ”Tergantung permintaan. Ada yang ke Banyuwangi. Ada juga yang minta ke Juanda. Kami siapkan transportasi lewat darat dan laut,” ungkap dia.

    Dari 100 bus yang disiapkan, Ihwan mengatakan pihaknya belum ada rencana untuk menambah armada. Menurutnya, dari 100 bus tersebut belum semuanya digunakan dan akan tetap stand by juga sewaktu-waktu dibutuhkan.


    Usai video conference, Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan meyakinkan bahwa semua angkutan alternatif sudah siap. ’’Kami juga minta bantuan kapal dari TNI AL, administrasinya segera kami urus, untuk mengangkut penumpang yang terdampak,’’ terangnya.


    Dia juga meminta Kapolda Bali agar menindak maskapai di pulau dewata yang menarik cancellation fee kepada calon penumpang. ’’Ini force majeur. Kita harus layani turis sebaik-baiknya. Besok permenhub yang mengatur tentang itu akan keluar,’’ tegasnya. (byu/and)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top