• Berita Terkini

    Selasa, 07 November 2017

    Program "OTT Sampah" Pemkab Kebumen Diapresiasi

    Teguh Hindarto SSos MTh
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Keputusan Pemerintah Kebumen dalam hal ini Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH), terkait OTT Sampah mendapat apresiasi dari Pengamat Sosial Budaya Teguh Hindarto SSos MTh. Pasalnya Program tersebut akan memberikan efek jera dan sanksi sosial.

    Bukan hanya itu saja, secara tidak langsung adanya OTT Sampah akan membentuk perilaku pembuang sampah sembarangan tidak lagi melakukan kebiasaan tersebut. Sebab pelanggaran terhadap membuang sampah sembarangan akan mendapat konsekuensi hukum. “Terlepas dari upaya penindakan, perlu adanya penanaman kesadaran baru pada masyarakat bahwa membuang sampah sembarangan adalah perilaku kebudayaan yang buruk,” tuturnya, Senin (6/11/2017).

    Dijelaskannya, ketika kebudayaan hanya dipahami sebagai kegiatan kesenian (teater, tarian, puisi) maka telah terjadi pereduksian (pemangkasan) dan banalitas (pendangkalan) pemahaman terhadap kebudayaan. “Kesenian hanyalah salah satu dari wujud kebudayaan. Sementara wujud yang lain berupa kompleksitas nilai dan norma serta perilaku berpola dari masyarakatnya,” jelasnya.

    Pemahaman yang bersifat reduktif dan banal, lanjutnya, akan menyebabkan individu dan masyarakat tidak merasa bahwa perilaku seperti membuang sampah sembarangan, membuang air seni di taman, melakukan aksi vandalisme yang merusak keindahan, merupakan cerminan ketidakberbudayaan atau kalaupun disebut kebudayaan adalah kebudayaan yang negatif.

    Berangkat dari pemahaman reduktif dan banal tersebut maka diperlukan upaya-upaya re-edukasi pada masyarakat. Ini agar mengubah perilaku sosial budayanya dan memperluas pemahaman kebudayaan. “Hal itu bukan hanya sekedar kesenian saja, melainkan perilaku keseharian yang sudah menumbuh menjadi kebiasaan alias gaya hidup,” paparnya.

    Lembaga pendidikan formal, lanjut Teguh, diharapkan juga menjadi ujung tombak perubahan perilaku sosial budaya para siswa didiknya. Mata pelajaran yang bertema sosial dan budaya bukan hanya sekedar mengulang dan menghafal definisi-definisi kebudayaan. Kebudayaan mendekatkan para siswa didik pada perilaku kebudayaan dalam keseharian termasuk budaya membuang sampah pada tempatnya dan budaya membuang air seni pada tempatnya serta mengekspresikan bakat seni pada tempatnya.

    “Sementara itu, peran pemerintahan daerah melalui dinas terkait dapat mengambil peran lebih maksimal dengan menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah lebih banyak dan di tempat yang memungkinkan dijangkau masyarakat,” katanya.

    Teguh menambahkan, dalam hal ini perlu kreativitas dalam membudayakan perilaku tidak membuang sampah sembarangan. Ini dilaksanakan dengan sosialisasi secara verbal menggunakan pengeras suara pada saat kegiatan masyarakat. “Sosialisasi dilaksanakan pada kegiatan semacam Car Free Day (CFD), dan lain sebagainya,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top