• Berita Terkini

    Kamis, 23 November 2017

    Ngajar Siswa SMK di Rembang, Ganjar Ditanya soal EKTP

    JPG
    REMBANG-Bisa dibilang, tidak ada gubernur di Indonesia yang aktif mengajar siswa di sekolah setiap pekannya. Tapi Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo sudah lebih dari 100 kali mengajar. Kalau dikalkulasi sekitar 200 jam dalam program Gubernur Mengajar yang dilaksanakan sejak awal 2013.

    Bukan pelajaran matematika atau IPA yang ia ajarkan, melainkan tentang budi pekerti, pendidikan kewarganegaraan, wawasan nusantara, antinarkoba, antihoax, dan ajakan untuk mengedepankan musyawarah mufakat, gotong royong serta persatuan kesatuan bangsa.

    Sebagaimana Rabu (22/11) kemarin, Ganjar mengajar di SMK Muhammadiyah Pamotan Rembang. Sekolah kecil di pelosok kota garam ini, hanya punya 200-an siswa. Karena tak punya aula, gubernur mengajar di ruang kelas biasa. Bahkan, agar ruang kelas tersebt menampung seluruh siswa, meja dan kursi dikeluarkan. Gubernur dan siswa duduk lesehan.

    Tema yang diambil siang itu adalah soal wawasan kebangsaan dan kebanggaan pada tanah air. Setelah ice breaking yang mencairkan ketegangan siswa dengan joke segar, Ganjar tiba-tiba bertanya tentang Asian Games 2018. “Siapa yang tahu Asian Games tahun depan bertempat di mana? Yang tahu silahkan ke depan?” kata Gubernur Ganjar.

    Awalnya tidak ada yang mau maju. Ganjar pun merangsang dengan cerita kepemimpinan harus memiliki karakter , yakni berani dan percaya diri. Barulah seorang siswa berani ke depan. Ia mampu menjawab benar. “Jakarta dan Palembang,” tegasnya.

    Dari situ perbincangannya mengalir ke pentingnya olahraga yang mengajarkan hidup sehat dan semangat sportivitas serta kekompakan. Siswa menyimak dan sesekali bertanya tanpa segan.

    Namun di tengah dialog riang itu, ada satu pertanyaan siswa yang membuat semua orang terdiam. Putri namanya. Siswa kelas X jurusan akuntansi. “Pak Ganjar, saya mengidolakan bapak, saya doakan bapak terpilih lagi jadi gubernur tahun depan. Tapi saya akhir-akhir ini terganggu, kenapa ya Pak Ganjar sekarang malah difitnah isu macam-macam, dituduh terlibat kasus, maaf pak,” katanya.

    Seisi ruangan, termasuk Bupati Rembang Abdul Hafidz terdiam. Ganjar justru tersenyum dan mendekati gadis berkerudung itu. “Kasus apa, tidak apa-apa saya terbuka kok, omong saja,” katanya. “Ee.. EKTP pak, apakah bisa dijelaskan itu bagaimana sebenarnya,” katanya setelah bisa mengatasi keraguan.

    Dengan kembali tersenyum Ganjar memuji Putri karena menyampaikan pertanyaan cerdas. Ia kemudian meminta ajudan mengambil dokumen. Ternyata salinan berita acara pemeriksaan (BAP) Miryam S Haryani, politikus Partai Hanura yang kini jadi terpidana kasus kesaksian palsu EKTP. Miryam sempat mencabut BAP itu, namun hakim menyatakan pencabutannya tidak berdasar sehingga BAP itu sah demi hukum.

    “Begini, yang menuduh saya hanya satu orang. Saya sudah jelaskan ke semua pihak, di Youtube bisa dilihat. Dan saya sih merasa tidak sehina itu ya,” kata Ganjar. “Tapi sebelum saya jelaskan, saya minta seluruh kamera dimatikan, jangan ada yang merekam,” lanjutnya.

    Ia kemudian meminta Putri melihat beberapa halaman BAP dimana terdapat pengakuan Miryam bahwa telah membagikan uang suap EKTP kepada Pimpinan Komisi II DPR RI. Dari empat nama pimpinan di situ, salah satunya adalah Ganjar Pranowo. Namun Miryam mengatakan hanya Ganjar yang menolak uang pemberiannya. Pada bagian Ganjar menolak itu, Putri membacanya keras-keras. “100 juta rupiah saya berikan ke Bapak Ganjar Pranowo dari Fraksi PDIP, namun dikembalikan lagi pada saya,” baca Putri.

    “Jadi dari empat ini, yang tidak terima siapa?” tanya Ganjar. “Ganjar, eh njenengan,” kata Putri yang disambut tepuk tangan teman-temannya.

    Gubernur mengakhiri sesi mengajarnya dengan memberi hadiah pada Putri. Yakni sebuah buku dan laptop sebagai penghargaan atas keberanian siswa tersebut. “Ketika kita bekerja serius memberantas korupsi, selalu ada pihak-pihak yang merasa terganggu. Saya mungkin dianggap pengganggu, kemudian fitnahnya masyaallah. Tapi Allah menunjukkan jalan pada saya untuk menepis ini, salah satunya lewat bocoran BAP ini. Saya dituduh korupsi, (jika benar) rasanya saya lebih baik mundur jadi gubernur,” tutup Ganjar.

    Sebelumnya, pada waktu pemberian alat tangkap nelayan di Pelabuhan Ikan Tasikmadu Rembang, pagi harinya, sejumlah wartawan bertanya tentang kesaksian Nazaruddin. Ganjar dengan santai mengatakan, dinengke wae (diamkan saja). “Kenapa harus takut jika tidak bersalah,” tukasnya. (amh/hms/ida)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top