• Berita Terkini

    Senin, 27 November 2017

    Menurunnya Minat Pelajar Solo Bersepeda ke Sekolah

    Dari 932 Murid di Solo, Hanya 25 Bersepeda

    Keasyikan bersepeda saat berangkat dan pulang sekolah di Kota Solo, pelan-pelan mulai tergusur. Banyak pelajar memilih menggunakan sepeda motor. Beragam alasan dijadikan pembenar.

    ----------------------
    LAPORAN RADAR SOLO
    ----------------------
    IMBAUAN agar ke sekolah dengan bersepeda, naik transportasi umum, atau diantarkan orang tua, kurang berjalan mulus. Fenomena tersebut ditemui di SMAN 6 Surakarta. Padahal penggunaan sepeda memiliki banyak manfaat.

    ”Selain mengurangi polusi, juga dapat menyehatkan badan,” ujar kepala sekolah setempat Agung Wijayanto. Sayangnya, hal itu malah kurang diminati. Alasannya, akses menuju SMAN 6 di Jalan Mr. Sartono No.30, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari merupakan tanjakan dan turunan. Sedangkan akses transportasi umum dirasakan belum maksimal.

    “Yang rutin setiap hari membawa sepeda ke sekolah hanya sekitar 25 anak dari total 932 murid,” jelas Agung. Mayoritas murid menggunakan sepeda motor dan diantarkan orang tuanya.

    Menurut Agung, pihak sekolah sudah tegas melarang murid yang belum memiliki SIM mengendarai sepeda motor ke sekolah. Guna mengoptimalkan aturan tersebut, para guru intens berkomunikasi dengan orang tua murid.

    Salah seorang murid SMAN 6 Surakarta yang konsisten bersepeda ke sekolah adalah Bramasto Arista Wibisono. Walaupun jarak rumah ke sekolahnya mencapai lima kilometer. Murid kelas XI ini mengaku terbiasa bersepeda sejak SMP.

    ”Saya belum punya SIM. Kalau diantar orang tua,  saya merasa lebih ribet. Karena kadang pulang sekolah ada kegiatan lain,” ucapnya.

    Bramasto tetap percaya diri ke sekolah dengan bersepeda. Meskipun tak jarang seorang diri mengayuh. Alias tanpa teman, dia tetap merasa karena jarang terlambat tiba di sekolah.”Memang kadang capek, tapi tidak masalah. Sekaligus olahraga,” ujar dia.

    Murid SMAN 6 Surakarta lainnya, Vicky Vernandita mengaku bersepeda ke sekolah karena orang tuanya harus bekerja dan tidak bisa mengantarnya. Untuk naik sepeda motor, Vicky takut karena guru melarang.

    Bukannya tanpa kendala, bagi murid yang bersepeda ke sekolah juga terdampak padatnya kendaraan bermotor. ”Sulit kalau jalan macet. Banyak hak pesepeda dan pejalan kaki yang dipakai kendaraan bermotor,” keluh Arif Nur Wahyu kelas X Bahasa SMAN 6 Surakarta.

    Lalu bagaimana dengan murid yang naik sepeda motor ke sekolah? Mereka juga punya alasan tersendiri. Seperti diungkapkan Tobias Mikha murid SMAN 6 Surakarta. Tanpa kantongi SIM, dia pun nekat. ”Orang tua mengizinkan bawa sepeda motor. Sebab sudah tidak ada yang mengantar ke sekolah,” jelasnya.

    Serupa disampaikan Hizkya Daud. ”Dulu pengen-nya naik sepeda dari rumah. Tapi orang tua kasihan karena rumah saya jauh, apalagi kalau les pulangnya harus sore,” terang dia.

    Sementara itu, di SMPN 24 Surakarta, separo muridnya menggunakan sepeda untuk berangkat dan pulang sekolah. Yakni mencapai 300 anak dari 735 murid. Sayangnya, karena keterbatasan lahan, sebagian sepeda terpaksa parkir di luar sekolah. 

    ”Kalau sekolah tidak cukup (menampung sepeda, Red), bisa dititipkan di depan sekolah. Di Jalan Bhayangkara,” ujar Kepala SMPN 24 Surakarta Siti Latifah.
    Tantangan bersepeda ke sekolah, lanjut Siti, adalah keselamatan selama di jalan raya. Sebab, kian hari, kepadatan kendaraan semakin meningkat. Karena itu, SMPN 24 Surakarta menggandeng Polsek Laweyan untuk memberikan sosialisasi bersepeda yang aman. ”Ini agar para murid lebih berhati-hati saat di jalan raya,” katanya.

    Untuk merangsang minat murid bersepeda, guru SMPN 24 Surakarta tak segan memberikan pujian. Mereka yang bersepeda ke sekolah malah jarang terlambat.

    Terpisah, humas SMPIT Nur Hidayah Didik Haryanto menerangkan, murid yang menggunakan sepeda di sekolahnya relatif banyak. ”Dari 550 murid, sekitar 100 anak menggunakan sepeda,” tutur dia.
    Untuk kenyamanan murid bersepeda, SMPIT Nur Hidayah menyediakan lahan parkir yang cukup dan dibedakan antara siswa dan siswi. “Alhamdulillah orang tua mendukung dan banyak yang bersepeda ke sekolah,” ucap Didik. (vit/wa)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top