 |
| aditya/radarbanyumas |
Dalam monitoring tersebut, Wakil Bupati dan Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kabupaten Purbalingga, hanya menemukan 46 orang yang melakukan screening AIDS. Menurutnya, jumlah tersebut kurang karena di Kecamatan Purbalingga ditemukan penderita AIDS terbesar di Kabupaten Purbalingga, pada rentang 2010 hingga 2017.
“Saya target kecamatan Kota (Purbalingga, red), yang melakukan screening AID berjumlah 200 orang pada pekan ini. Silakan bagaimanapun caranya. Entah itu dengan jemput bola atau pasien yang datang kesini langsung diperiksa. Kecamatan kota ini jumlahnya memprihatinkan,” keluhnya.
Dia menambahkan, meningkatnya penderita AIDS dari tahun ke tahun kemungkinan besar disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap ancaman AIDS. Sehingga pihak terkait sulit untuk melakukan tindakan tepat.
Saat monitoring di Puskesmas Kalimanah, Wakil Bupati memerintahkan agar Puskesmas Kalimanah bekerja berkolaborasi dengan Puskesmas Purbalingga karena letaknya yang berdekatan. Tak hanya karena wilayahnya yang berdekatan, dia menduga penderita AIDS yang ada di dua kecamatan ini memperoleh virus penyebab AIDS dari tempat yang sama.
“Sepertinya di dua kecamatan ini penderita memperoleh virus HIV dari tempat yang sama. Mohon untuk jemput bola melakukan uji lab kepada para pengunjung di beberapa tempat rawan seperti pasar hewan di malam hari, stadion Goentoer Darjono,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Kutasari Dhiah Farida SKM MKes mengatakan, sosialisasi tentang AIDS telah dilakukan. Tak hanya sosialisasi, calon pengantin pun diperiksa terlebih dahulu untuk deteksi dini AIDS. Menurutnya, dari hasil deteksi terindikasi ada calon penegantin yang diduga menderita AIDS, setelah melakukan screening. (tya)
