• Berita Terkini

    Sabtu, 18 November 2017

    Bupati Berharap Klanceng Jadi Ikon Kebumen

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Bupati Kebumen, Mohammad Yahya Fuad, berharap peternakan lebah trigona atau klanceng yang berada di Desa Kalipoh Kecamatan Ayah menjadi ikon Kebumen. Untuk itu peternak lebah klanceng diharapkan dapat meningkatkan mutu serta produksi madunya.

    Adanya keinginan Bupati untuk menjadikan lebah trigona atau klanceng menjadi ikon Kebumen disampaikan Camat Ayah Bambang Priyambodo, saat menggelar pertemuan dengan perwakilan Kelompok Tani Hutan Klanceng Barokah, Desa Kalipoh Kecamatan setempat. Selain itu Bambang juga mengundang pakar lebah Budi Hartono untuk dapat memberi pencerahan kepada para peternak lebah klanceng tersebut. Pertemuan dilaksanakan di Kantor Kecamatan  Ayah, Jumat (17/11/2017).

    Dalam kesempatan itu Bambang Priyambodo menyampaikan Desa Kalipoh dan Kecamatan Ayah mempunyai potensi besar untuk mengembangkan peternakan lebah klanceng. Untuk itu dengan segenap kemampuannya pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendorong memajukan peternakan tersebut. “Hal itu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh bapak Bupati Kebumen Ir HM Yahya Fuad SE,” tegasnya.

    Bambang Priyambodo dalam kesempatan itu menyampaikan dalam Kitab Suci Al Quran dijelaskan bahwa dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. “Dengan demikian jelas bahwa terdapat segala macam obat untuk segala macam penyakit dari sesuatu yang keluar dari perut lebah,” jelasnya.

    Pakar lebah yang pernah belajar lebah di Negara Jepang  tersebut menegaskan, madu merupakan hasil dari peternakan lebah yang harganya paling murah.  Selain madu masih hasil dari peternakan lebah meliputi pollen, bee pollen, propolis, lilin lebah dan royal jely. “Madu merupakan hasil lebah yang paling murah nilainya,” tegasnya.

    Sementara itu Ketua  Kelompok Tani Hutan Klanceng Barokah Fatihudin Umam menyampaikan, kelompoknya memiliki lebih dari 10.000 koloni klanceng. Terkait pemecahan, pemeliharaan dan pemasaran madu telah dapat diatasi oleh kelompok. Saat ini yang dibutuhkan yakni proses pengolahan pasca panen. “Kami sangat berharap pemerintah mengadakan pelatihan dan membantu kami peralatan yang digunakan untuk mengolah propolis,” katanya.

    Pria yang akrab disapa Umam itu menegaskan, lebah klanceng merupakan jenis lebah penghasil proposil terbanyak. Kendati demikian hingga kini belum ada peternak klanceng di Kebumen yang dapat mengolah bahan propolis menjadi propolis. Padahal harga propolis sangat mahal yakni Rp 200 ribu per 1 cc. “Kelompok kami  sangat berharap dapat mengolah proposlis, sebab bahan propolis disini sangat melimpah,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top