• Berita Terkini

    Jumat, 03 November 2017

    Mahasiswa Geruduk DPRD Cilacap

    rudipamuji/Banyumasekspres
    CILACAP-Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Imdonesia (PMII) Cabang Cilacap, Kebumen, dan Sukoharjo, berunjuk rasa di bundaran patung Jalabhumi Wijayakusuma Sakti, Alun-alun Cilacap, Kamis (2/11/2017).

    Mereka turun ke jalan untuk menuntut keadilan hukum yang obyektif terkait insiden pembubaran massa aksi oleh aparat kepolisian pada Sabtu (28/10) lalu. Dalam orasinya, mereka mengatakan kecewa dengan pembubaran aksi massa tersebut. "Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi, mengungkapkan pendapat, dan tidak hendak menciptakan kegaduhan," kata salah satu mahasiswa dengan suara lantang.

    Mereka juga mengaku kecewa dengan kata-kata yang dilontarkan aparat pada saat pembubaran aksi. Aparat menurut mereka bertindak arogan dan seharusnya aparat memberi contoh yang baik kepada masyarakat.

    Mereka juga menilai bahwa tindakan-tindakan aparat inkonstitusional, terlebih tindakan mereka dilindungi UU No 9 Tahun 1998, UU No 39 Tahun 1999, serta tidak bertentangan dengan Peraturan Kapolri No 7 Tahun 2012. Selama orasi, massa juga menggelar teatrikal yang menggambarkan tindakan represif aparat terhadap pengunjuk rasa.
    Usai orasi sekitar 30 menit, mereka melanjutkan aksi dengan berjalan kaki menuju Gedung DPRD Kabupaten Cilacap. Di depan Gedung DPRD, massa melanjutkan orasi dan teatrikal. Hanya saja, di tempat tersebut mereka merangsek ke pintu gerbang dan berusaha masuk untuk bertemu anggota DPRD.

    Koordinator aksi, Choerul Anam mengatakan, pendemo yang berjumlah ratusan tidak hanya dari PMII Cabang Cilacap, namun juga dari Kebumen, Sukoharjo, Purwokerto, dan Banjar. "Kami menuntut kepada Kapolres Cilacap untuk meminta maaf secara kelembagaan atas apa yang sudah dilakukan anggotanya secara terbuka kepada keluarga besar PMII Cilacap," katanya.

    Selain itu, pihaknya menuntut kepada Kapolres menindak tegas oknum-oknum yang bertindak tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dan mencederai nilai-nilai kemanusiaan.  Juga mereka menuntut, bersama DPRD Cilacap mengusut tuntas atau mengawal proses penegakan keadilan yang adil serta obyektif.  "Apabila itu tidak dilakukan, kami akan mengajukan tuntutan kepada Kapolda Jawa Tengah hingga Kapolri," tandasnya.

    Menanggapi aksi para mahasiswa, DPRD akhirnya mau menemui 50 perwakilan yang diterima oleh Ketua DPRD Cilacap Taswan, Ketua Komisi A Toni Osmon, dan Sekretaris Komisi D Purwati. Turut menemui mereka adalah Tietha Ernawatie Suwarto dari PAN dan Nasyirotutdiniyyah dari PKB.  Taswan mengatakan pihak DPRD sangat mendukung penyampaian aspirasi para pengunjuk rasa.

    Namun untuk menindaklanjuti tuntutan peserta aksi harus ada koordinasi terlebih dahulu dengan anggota lainnya serta aparat terkait. "Percayalah pada kami, karena saya tidak senang menggantung pekerjaan yang sangat penting. Seperti tuntutan calon-calon pemimpin Indonesia sepuluh atau lima belas tahun lagi," katanya, disambut riuh para pendemo.

    Kemudian dia menugaskan anggota Dewan yang hadir saat itu untuk datang ke ruangannya guna membahas langkah-langlah selanjutnya dalam menindaklanjuti aspirasi massa. Mendapat jawaban Taswan yang mereka nilai sangat responsif, massa langsung mengajak anggota Dewan untuk bersama-sama menyanyikan lagu-lagu yang biasa mereka nyanyikan saat unjuk rasa. (rep)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top