• Berita Terkini

    Rabu, 22 November 2017

    Aroma Mistis "Gunung Penthol", Tambang Batu Desa Karangkembang Alian

    fotoahmadsaefurrohman/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Peristiwa meninggalnya Fauzan (35), seorang penambang batu di Desa Karangkembang, Kecamatan Alian pada Senin (20/11/2017) lalu, tak hanya menyisakan cerita pilu. Cerita lain datang dari tebing batu yang menewaskan warga RT 06 RW 02 Desa Karangkembang Kecamatan Alian tersebut.

    Menurut penuturan warga setempat, bukit batu yang awalnya bernama "Gunung Penthol" tersebut menyimpan banyak cerita mistis. Saminah (65), warga yang rumahnya tepat di samping lokasi kejadian mengatakan, lokasi tambang batu tersebut berdekatan berjarak dengan makam kuno yang berjarak sekitar 30 meter.

    Oleh warga, makam tersebut dikenal dengan nama “Makam Jaran Sembrani”.  Konon makam tersebut merupakan makam kuda seorang Kyai yang mempunyai kesaktian. Saminah bahkan mengaku pernah melihat sosok kuda jantan gagah tinggi besar berwarna hitam muncul dihadapanya. “Itu sebelah selatan ada kuburan Jaran Sembrani dulu wingit, dulu waktu saya pengantin baru saya pernah melihatnya,” ucap Saminah, ditemui Kebumen Ekspres, Senin lalu (20/11/2017).

    Dia menambahkan, ada kejadian mistis saat awal tambang cadas itu dibuka. Menurutnya, saat itu salah satu warga melihat sosok pria berjubah putih berjalan di atas tebing cadas yang curam. “Kalau orang biasa tidak mungkin karena itu tebing tinggi dan katanya orang itu lari cepat sekali,” kata Saminah menggunakan bahasa jawa.

    Tak berhenti sampai disitu, ada cerita lain soal keangkeran Gunung Penthol. Menurut warga, gunung tersebut sering terdengar suara gamelan dan pentas  wayang kulit.

    “Dahulu waktu saya kecil pernah diceritani katanya sering ada suara mirip  orang sedang wayangan. Bahkan dulu ada orang dari Semarang  katanya pernah melihat pertunjukan wayang kulit di atas Gunung Penthol. Tapi sekarang sudah tidak ada,” kata nenek yang sehari-hari bekerja sebagai pencari kayu bakar ini.


    Sehari sebelum kecelakaan maut yang menimpa Fauzan, menurut Saminah, ada warga setempat yang telah mendapat firasat.

    Firasat itu berupa mimpi. Ia menceritakan bahwa pemilik tanah yang kini menjadi tambang cadas H Matori bermimpi melihat seseorang yang menambang cadas hingga larut malam.

    “Kemarin ada yang mimpi katanya ada yang  nambang sampai larut malam dan ada orang berpesan “ Mbok ya wadas aja di jukuti baen,” (Cadas jangan diambilin terus),” beber Saminah.

    Terlepas dari itu, bukit yang menewaskan Faozan itu memang berbahaya. Saat hari kejadian, menurut penyelidikan polisi, kondisi bukit batu labil menyusul hujan deras yang mengguyur wilayah Alian beberapa waktu sebelumnya.  "Hujan menyebabkan kondisi tanah menjadi labil dan daya serap tanah menjadi jenuh sehingga rawan longsor," kata Kasubag Humas Polres Kebumen AKP Willy menyampaikan hasil penyelidikan Inafis Polres Kebumen.

    Seperti diberitakan, Mohamad Fauzan (35) warga Desa Karangkembang, Kecamatan Alian, meninggal setelah tebing yang ia tambang longsor, Senin pagi (20/11/2017). Saat kejadian, korban bersama ayah kandungnya, Suradi (70) dan tetangganya, Ahmadi. Ketiganya merupakan penambang batu tradisional. (saefur/cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top