• Berita Terkini

    Kamis, 30 November 2017

    Anak Bunuh Ibu Kandung di Kudus Jalani Pemeriksaan Kejiwaan

    KUDUS – Kasus pembunuhan ibu oleh anak kandungnya sendiri masih terus diselidiki aparat. Pelaku yang diduga mengalami gangguan jiwa, saat ini menjalani tes kejiwaan di RSUD dr Loekmono Hadi. Jika terbukti gangguan jiwa, kepolisian akan mengeluarkan surat perintah pemberhentian penyelidikan (SP3).

    Seperti diketahui, Aminah, 77, warga RT 2/RW 2, Desa Getasserabi, Gebog, dibunuh oleh Ansori, 33, anak kandungnya sendiri. Penyebabnya, karena si anak tidak diberi uang. Lelaki yang pernah menjalani perawatan di Bangsal Jiwa RSUD ini pun tega membunuh ibunya dengan cangkul pada Selasa (28/11) lalu.

    Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning mengatakan, pelaku sudah dibawa ke RSUD dr Loekmono Hadi guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Untuk hasil pemeriksaannya, diperkiraan selesai satu pekan lagi. ”Pelaku harus menjalani berbagai tes kejiawaan. Kemungkinan satu pekan lagi baru keluar hasilnya. Namun lebih cepat lebih baik,” ungkapnya.

    Kalau terbukti mengalami gangguan jiwa, pihaknya akan mengeluarkan SP3. Dengan demikian, pelaku akan diserahkan kepada keluarga. ”Nanti pihak keluarga dapat membawa pelaku ke bangsal jiwa untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” jelasnya.

    Ditanya penyebab kematian, kapolres mengatakan, korban mengalami pendarahan yang cukup banyak. Bahkan bagian belakang kepala, khususnya di bagian tengkorak sobek cukup besar. ”Bagian tengkoraknya memang pecah. Korban sudah kehilangan banyak darah dan tidak segera dilarikan ke RS,” katanya.

    Saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan hingga hasil pemeriksaan kejiwaan keluar. Jika pelaku terbukti tidak mengalami gangguan jiwa, maka akan diproses hukum lebih lanjut.

    Abu Ali, anak korban tewas mengaku, setelah kematian korban, digelar pengajian dan tahlilal. Lokaisnya di TKP (tempat kejadian perkara) rumah korban. Hal ini dilakukan agar rumah tersebut didoakan banyak orang. ”Awalnya pengajiannya mau saya taruh di rumah saya. Namun karena seluruh anak-anak sepakat tetap dilakukan di rumah ibunya, maka saya mengalah,” ungkapnya.

    Dia mengatakan, pelaku yang tak lain adiknya memang mengalami gangguan jiwa sekitar dua tahun lalu. Namun sudah sembuh. Bahkan pelaku sempat bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi beberapa bulan terakhir kejiawaannya mulai terganggu lagi. ”Sebelum meninggal, bapak saya juga diancam dibunuh. Namun saya tidak menyangka kalau ibu saya dibunuh,” katanya.

    Saat ini, pihak keluarga belum menjenguk pelaku. Dari keluarga masih berbela sungkawa dan tidak percaya dengan kelakuan adiknya. ”Biar diurus pihak berwajib dulu,” imbuhnya. (mal/lil)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top