• Berita Terkini

    Senin, 27 November 2017

    Agustus-November 2017, Ada 16 Kasus Bunuh Diri di Kebumen


    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Angka kejadian bunuh diri di Kebumen sepertinya sudah cukup membuat kita cemas. Data yang berhasil dihimpun Kebumen Ekspres, setidaknya ada 16 kejadian bunuh diri dari periode  1 Agustus - 25 November 2017.

    Atau dengan kata lain,  ada 4 orang di Kebumen yang melakukan bunuh diri di setiap bulannya pada periode tersebut.

    Rinciannya, di bulan Agustus terjadi 5 kali bunuh diri.  Memasuki September 3 kasus dan Oktober juga 3 kasus bunuh diri. Dan di bulan November, persisnya hingg tanggal 25, sudah terjadi  5 kasus bunuh diri.

    Bila dilihat dari wilayah cukup menyebar. Yakni Kecamatan Kebumen, Sempor, Kutowinangun, Mirit, Karanggayam, Ayah, Gombong, Karanganyar dan Petanahan. Bila dilihat dari sisi umur, korban bunuh diri dari 19 tahun (di Kecamatan Ayah) dan 84 tahun di Kecamatan Gombong.

    Itu belum termasuk beberapa warga yang melakukan upaya bunuh diri namun berhasil digagalkan. Setidaknya ada 3 kasus semacam ini. Yakni satu di Kecamatan Buluspesantren, Kecamatan Bonorowo dan Kebumen.

    Yang harus digarisbawahi, data ini hanya berdasarkan catatan yang dihimpun Kebumen Ekspres. Sebab hingga saat ini, belum ada data resmi dari angka kejadian bunuh diri di Kebumen.

    Kapolres Kebumen, AKBP Titi Hastuti melalui Kasubag Humas AKP Willy Budiyanto sebelumnya menyampaikan, depresi menjadi mayoritas penyebab upaya nekat bunuh diri tersebut. Depresi itu dapat berupa gangguan jiwa, depresi karena tekanan ekonomi, juga depresi karena sakit yang tak kunjung sembuh.

    Pengamat masalah-masalah sosial Kabupaten Kebumen, Teguh Hindarto sebelumnya mengatakan, kasus bunuh diri di Kebumen sudah bisa disebut  egoistik dan anomik. Yakni jenis kasus bunuh diri yang disebabkan karena sifat individualisme yang semakin tinggi di kalangan masyarakat.

    "Bunuh diri jenis ini disebabkan kohesi sosial atau kerapatan hubungan renggang akibat sikap hidup yang individualisme dan sebelumnya hanya terjadi di kota-kota besar," katanya.

    Individualisme itu cenderung membuat manusia mudah frustasi terhadap sejumlah kegagalan yang mereka alami. Rasa frustasi itu kemudian bisa mendorong mereka melakukan tindakan berdasarkan dorongan egonya. Salah satunya, keputusan mengakhiri kehidupannya sendiri (bunuh diri). (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top