Pengampu kegiatan Dwi Suryanto, menjelaskan, setiap kelas harus menampilkan tiga lagu, dimana salah satunya adalah lagu-lagu nasional pilihan. Siswa dibebaskan menggunakan atribut, dan sebagian besar diantara mereka memilih membawa pita merah putih. Pengenaannya berbeda-beda, ada yang di kepala, terikat di tangan atau hanya dipegang saja.
"Sebelum masuk kegiatan lomba yang kita pusatkan di tengah lapangan sekolah, anak-anak kita ajak jalan bersama mengelilingi lingkungan sekolah. Sebagai bentuk kebersamaan diantara mereka," jelas Dwi.
Dwi berharap mewajibkan setiap peserta menyanyikan lagu-lagu nasional atau perjuangan akan memberikan spirit tersendiri bagi siswa. Setidaknya akan selalu memberikan tempat dan ingat akan jasa setiap perjuangan yang telah dilakukan pahlawan. "Pancasila harus tetap kita jaga sebagai lambang negara dari segala bentuk ancaman," tegasnya.
Kepala SMPN 4 Purworejo, Yosiyanto Wahyuningtyas menambahkan gelaran lomba paduan suara juga diupayakan sebagai bentuk penguatan pendidikan karakter yang dikembangkan di sekolah. Bersentuhan dengan nasionalisme, sekolah yang belabel ABITA ini, saban pagi mewajibkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
"Lagu kita pandu dari satu tempat dan anak-anak berdiri menyanyikan bersama lagu kebangsaan itu," ujar Yosi.
Pengumandangan Indonesia Raya secara bersama-sama itu diharapkan akan terus memupuk jiwa patriotisme dan nasionalisme seluruh komponen sekolah baik dari siswa, guru maupun karyawan sekolah. "Sekolah kami merupakan kumpulan dari beberapa etnis dimana ada banyak perbedaan diantara anak. Kita selalu mengajarkan anak memiliki sikap toleransi diantara sesama," imbuh Yosi. (ndi)
