• Berita Terkini

    Minggu, 08 Oktober 2017

    Seberapa Efektif Program Inbox SCTV Dongkrak Sektor Pariwisata Kebumen?

    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Program Inbox SCTV yang berlangsung Sabtu-Minggu (7-8/10/2017) menjadi upaya Pemkab Kebumen menghibur masyarakat sekaligus menjadi sarana lebih mengenalkan Kebumen di kancah nasional dari sisi potensi UMKM dan pariwisata.

    Namun demikian, sejumlah pihak tak yakin acara semacam ini menjadi cara efektif mempromosikan sektor pariwisata yang muaranya mendongkrak sektor ekonomi masyarakat Kabupaten Kebumen.

    Pengamat Kebijakan Publik Kabupaten Kebumen, Agung Widhianto SIP, ini salah satu yang menyatakan pesimisnya. Alih-alih mempromosikan potensi pariwisata Kabupaten Kebumen secara nasional, kata dia, program Inbok SCTV malah cenderung menjadi acara hiburan semata, sama seperti daerah lain.

    "Jika ada kalangan yang meyakini Inbox SCTV mampu mempromosikan potensi pariwisata Kabupaten Kebumen secara nasional, saya kira itu keyakinan yang terburu-buru sekaligus terlalu percaya diri," katanya, Sabtu (8/10/2017).

    Belum lagi kalau dilihat dari sisi anggaran yang menggunakan dana APBD. Menurutnya, tak seharusnya Pemda memaksakan diri menghabiskan uang masyarakat untuk turut memfasilitasi Inbox SCTV.

    "Ini masyarakat bukan datang gratis untuk melihat hiburan yang memang populer. Masyarakat sudah turut membayar Inbox. Hanya saja jalurnya melalui Pemda. Ini bisnis terselubung, bagi saya," ujar dia.

    Baca juga:
    (Soal Program Inbok SCTV, ini Penjelasan Bupati Kebumen)


    Namun demikian, menurutnya, bukan berarti Program Inbok SCTV tanpa sisi positif. Dari sisi ekonomi, Agung sepakat bahwa inbox SCTV memiliki dampak yang signifikan. Sayangnya, tak banyak pihak yang menikmatinya, mengingat program ini hanya berlangsung paling lama 2 hari saja.

    "Itupun peraup keuntungan terbesar adalah event organizer dan hotel. Sementara para pedagang kaki lima di sekitar lokasi Inbox SCTV hanya mendapatkan recehan saja," ujar Direktur Pandjer School of Public (PSP) tersebut.

    Daripada menggelar acara semacam ini, Agung lebih mendorong Pemda lebih cermat menerima kehadiran kegiatan kegiatan semacam Inbox SCTV di Kebumen. "Dalih mempromosikan wisata bagi saya terlalu mengada-ngada karena program promosi wisata kan semestinya lebih gencar dan memadai dilakukan Pemda tanpa adanya Inbok SCTV," ujarnya.

    Agung lebih mendorong Pemda berupaya lebih serius untuk menemukenali brand wisata Kebumen dan mempromosikannya melalui media milik Pemda, media massa, dan media sosial. "Itu lebih berkelanjutan dibanding mempromosikan wisata 2 hari yang cuma sementara dan belum jelas dampak nyatanya bagi pembangunan di Kebumen," katanya.

    Ungkapan senada diungkap anggota DPRD Kabupaten Kebumen, Marifun Arif. Marifun mengamini, program inbok SCTV telah sukses dari sisi menghibur masyarakat Kebumen.  Namun demikian, dia tak yakin acara semacam ini menjadi cara yang tepat untuk mempromosikan potensi Kebumen khususnya sektor pariwisata.

    Daripada mengeluarkan dana APBD ratusan juta untuk program Inbok SCTV, Marifun mendorong Pemkab dalam hal ini Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporawisata) membenahi dahulu sistem intern. Seperti pembenahan tim penarik retribusi,  tata sistem Informasi tekknologi (IT) untuk mengurangi kecurangan penarikan retribusi.

    Pembenahan ke dalam ini penting. Apalagi dengan asumsi program Inbox SCTV nantinya berhasil menarik minat wisatawan berbondong-bondong ke Kebumen. Bila itu terjadi sementara tata kelolanya masih belum tergarap dengan baik, Marifun khawatir malah akan menjadi bumerang bagi Pemkab.

    "Ketika efeknya banyak pelancong ke Kebumen untuk wisata tetapi sistem internal masih belum maksimal ya rugi negara. Ketika banyak pelancong wisata ke Kebumen tetapi fasilitas kumuh, ya malah rugi. Dia akan woro-woro ke dunia luar Kebumen kumuh," ujarnya.

    "Bukannya tidak sepakat, tapi bagi saya program inbok SCTV ini momennya tidak tepat bahkan terkesan menghambur-hamburkan uang rakyat. Intinya, benahi dulu internalnya baru go internasional," ujar Politisi Gerindra tersebut.

    Di bagian lain, pemerhati kebijakan Kabupaten Kebumen sekaligus anggota Pakar Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Kebumen, Achmad Marzoeki mengapresiasi program inbok SCTV sebagai upaya menghibur masyarakat sekaligus mempromosikan potensi wista di Kebumen.

    Seharusnya, acara semacam ini menjadi momen yang tepat bagi para pelaku kesenian daerah untuk tampil sekaligus turut serta mempromosikan wisata Kebumen. Sayangnya, hal itu belum terlihat.

    "Sebagai salah satu Pembina DKD, saya tidak melihat DKD ikut berperan mengenalkan kesenian Kebumen, karena sejak awal yang berkoordinasi dengan panitia hanya dari Komunitas Republik Ngapak. Selama ini DKD terkesan baru mencari panggung untuk dirinya sendiri, sehingga sudah puas kalau ada personil DKD yang ikut terlibat atau tampil, tidak berupaya mencarikan panggung bagi kesenian-kesenian tradisional saat ada momen yang bisa digunakan untuk itu," ujarnya

    Salah satu tokoh pemuda di Kebumen, Ahmad Munawir mengatakan hal senada. Dari sisi hiburan, Program Inbok SCTV diakuinya telah berhasil menjadi sarana hiburan bagi masyarakat.

    Namun demikian, Ahmad Munawir mempertanyakan sisi edukatif dari acara semacam ini. Belum lagi, soal anggaran yang begitu besar. "Dari sisi menghibur masyarakat sih iya. Namun yang masih harus ditunggu, efektifkah kegiatan semacam ini dalam mendongkrak pembangunan sektor ekonomi pariwisata di Kebumen," ujarnya.

    Seperti diberitakan, Pemkab Kebumen menggelar program Inbox SCTV selama dua hari, Sabtu-Minggu (7-8/10/2017). Untuk kegiatan ini, Pemkab mengalokasikan dana sebesar Rp 150 juta. Sejauh ini, kegiatan yang menghadirkan puluhan artis ibukota tersebut mendapat sambutan sangat positif dari masyarakat. Mereka berbondong-bondong mendatangi alun-alun Kebumen agar dapat menyaksikan even yang digelar Pemkab bekerja sama dengan stasiun televisi nasional tersebut.(cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top