• Berita Terkini

    Rabu, 25 Oktober 2017

    Santap Nasi Padang, Puluhan Guru di Wonogiri Keracunan Massal

    IWAN KAWUL/RADAR WONOGIRI
    WONOGIRI – Hari kedua workshop peningkatan mutu pendidikan di Gedung PGRI yang diikuti ratusan guru Taman Kanak-Kanak (TK), geger. Satu per satu guru harus dibawa ke rumah sakit karena mengalami gejala keracunan, Selasa (24/10).

    Mereka mengalami diare, mual, dan pusing. Kondisi tersebut sudah dirasakan sejak Senin malam (23/10), setelah menyantap menu nasi padang yang disajikan pada hari pertama workshop siang harinya.

    Hari kedua, gejala keracunan semakin parah. Mereka segera dievakuasi ke sejumlah rumah sakit di Wonogiri. Salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soediran Mangoen Soemarso.

    Kedatangan pasien dalam jumlah banyak dan hampir bersamaan membuat petugas medis bekerja ekstrakeras. Untuk mempercepat penanganan, begitu turun dari ambulans, sejumlah guru langsung mendapatkan penanganan di teras Instalasi Gawat Darutat (IGD) rumah sakit setempat.

    “Ada banyak mas (guru mengalami gejala keracunan, Red). Yang parah langsung dibawa ke sini (RSUD, Red),” ujar Sutini, guru TK asal Slogohimo.

    Menurutnya, salah seorang teman sesama guru TK mengalami diare, mual, dan pusing sejak Senin malam. Tapi, tetap dipaksakan datang lagi ke kegiatan workshop pada Selasa siang.

    “Tadi (Selasa, Red) belum makan kok. Makannya itu kemarin (Senin, Red). Makan siang nasi padang. Ada ayam, rendang, sayur gori, sambel cabai hijau dan lalapan daun singkong,” ujar Sutini.

    Uri Imakulata, guru TK/Paud Al Falah Baturetno merasakan sakit perut dan diare sejak Senin malam. Keesokan harinya, tubuhnya makin lemas. Namun, dia nekat berangkat kembali mengikuti workshop hari kedua. ”Tadi malam (Senin malam, Red) sebenarnya sudah mulai diare,” kata dia.

    Benar saja, saat pelaksanaan workshop hari kedua, banyak peserta yang tumbang hingga dirawat di rumah sakit. Imakulata juga ikut mendapat pemeriksaan tim medis, namun diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan.

    Guru TK lainnya, Firda asal Gesungrejo, Kecamatan Baturetno menuturkan, rasa nasi padang yang disantap pada hari pertama workshop cukup aneh. Yakni daging terasa asam. “Saya selamat karena tidak cocok dengan menunya. Kemudian jajan makan ikan goreng,” ucap dia.

    Serupa dilakukan Murtini, guru TK Negeri Pembina Baturetno. Dia memilik tidak menyantap lauk ayam dan daun singkong pada menu nasi goreng. Alasannya, tidak tertarik dengan menu tersebut. “Saya hanya makan sedikit. Cuma sambal yang saya cocolkan ke nasinya,” jelasnya.
    Guru lain yang namanya enggan dikorbankan menjelaskan, hingga kemarin, badanya masih terasa meriang. Sehari sebelumnya, dia ikut menyantap nasi padang yang dihidangkan.

    “Masakan padang-nya ada ayam, daging rendang yang dicacah lembut, dan lalapan. Saya makan semua. Sampai di rumah, sekitar pukul 01.00 perut rasanya kruwel-kruwel (melilit, Red). Sampai sekarang masih meriang,” bebernya.

    Ditambahkan sumber tersebut, daya tahan masing-masing guru berbeda, sehingga ada yang butuh perawatan intensif di rumah sakit, atau sekadar rawat jalan.

    Sementara itu, dari puluhan guru TK yang mengalami gejala keracunan, dua di antaranya dalam kondisi hamil. Keduanya segera mendapatkan penanganan medis secara intensif.

    “Kita mendapat laporan (gejala keracunan, Red) pukul 11.43. Terakhir memasukan pasien ke IGD pukul 12.45,” jelas Direktur RSUD dr Soediran Mangoen Soemarso, Setyarini.
    Tim medis belum bisa memastikan penyebab keracunan. Terkait rasa daging nasi padang yang masam, bisa saja hal tersebut disebabkan oleh bakteri. Sedangkan bagi guru TK yang hamil, Setyarini memastikan janin dalam kondisi baik.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Penyehatan Lingkungan ( Kabid P2PL) Dinas Kesehatan Wonogiri Suprio Heryanto menambahkan, tidak menutup kemungkinan jumlah guru yang mengalami keracunan bertambah. Sebab, tenaga medis juga melakukan penanganan di Gedung PGRI. “Kalau gawat, nanti dibawa ke rumah sakit,” terang dia. (kwl/aw/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top