• Berita Terkini

    Minggu, 15 Oktober 2017

    Petani Bawang Merah di Puring Terkendala Harga Bibit

    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Sejumlah petani di Desa Purwosari Kecamatan Puring, membudidayakan tanaman bawang merah. Sejauh ini, hasilnya cukup menggembirakan. Namun demikian, mahalnya bibit masih menjadi kendala bagi para petani setempat membudidayakan secara massal.

    Sukarman (52), ini salah satu petani mengatakan, budidaya tanaman bawang merah cukup menguntungkan bahkan memiliki prospek bagus. Setidaknya, itu sudah dia buktikan sendiri dalam 4 tahun terakhir.

    Sukarman yang menanam bawang merah di lahan 70 ubin itu setidaknya menghasilkan panen 8 kuintal di musim ini. Dengan harga jual bawang merah Rp 13 ribu seperti saat ini, Sukarman masih bisa menangguk untung. "Untuk biaya perawatan habis sekitar Rp 700 ribu dari masa tanam hingga panen. Hitung-hitungannya tetap masuk meski harga jual musim ini tidak tergolong bagus," katanya.

    Kendati menguntungkan, diakui Sukarman, belum banyak petani di wilayahnya yang menanam bawang merah. Paling hanya 10 atau 11 orang. Ini terjadi lantaran untuk menanam bawang merah memang membutuhkan perawatan yang intensif.

    Namun demikian, soal perawatan itu menurut Sukarman, bukan jadi kendala utama. Justru yang paling jadi masalah adalah mahalnya harga bibit. "Awalnya banyak yang mau menanam. Namun setelah tahu harga bibit mahal, mereka tak jadi menanam," imbuh dia.

    Untuk musim ini, Sukarman mengaku harus menebus bibit bawang merah Rp 46 perkg. Padahal sebelumnya, harganya Rp 25 ribu alias ada peningkatan hampir 90 persen. "Kalau harga bibit murah, bertanam bawang merah hasilnya lumayan dan saya yakin akan semakin banyak yang menanam bawang merah," ujarnya.

    Kepala Desa Purwosari Kecamatan Puring, Sholehudin mengamini, bawang merah sangat berpotensi dikembangkan di wilayahnya. Hanya memang, mereka masih membutuhkan pendampingan dari pemerintah.  (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top