• Berita Terkini

    Selasa, 24 Oktober 2017

    Perwira Polisi di Sukoharjo Tewas Disambar KA

    ISWARA BAGUS NOVIANTO/RADAR SOLO
    SUKOHARJO – Duka menyelimuti jajaran Polres Sukoharjo. Kepala Unit (Kanit) Pendidikan dan Rekayasa (Dikyasa) Satlantas Polres Sukoharjo Iptu Sumanto meninggal dunia setelah mobil yang dikendarainya ditabrak kereta api (KA) Pasundan kemarin (23/10).

    Saksi mata Heru Budiyanto menuturkan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 15.30. Sore itu, Sumanto yang mengendarai mobil Toyota Innova nomor polisi AD 8903 DK melaju dari arah utara ke selatan (Solo-Gawok).

    Diduga ingin mempersingkat jarak tempuh ke rumahnya di Notosuman RT 05 RW 05, Desa Singopuran, Kecamatan Kartasura, Sumanto memutuskan melintasi perlintasan KA tanpa pintu di Desa Purbayan, Kecamatan Baki.

    ”Saat menyeberang perlintasan, dari arah selatan datang kereta,” jelas warga Gedangan RT 8 RW 1 Grogol, Sukoharjo tersebut.

    Karena jarak terlalu dekat, Sumanto tak sempat menghindari KA Pasundan jurusan Bandung-Surabaya. Mobil warna hitam yang dikendarainya kontan dihantam lokomotif. Benturan keras menyebabkan Toyota Innova keluaran terbaru itu terpental hingga sekitar 15 meter dari titik kecelakaan. Sumanto meninggal di lokasi kejadian.

    Anwar, pengguna jalan lainnya menuturkan, sebelum kecelakaan, mobil Sumanto baru keluar dari bengkel cat Waluyo usai didempul bagian bodinya. Dia menduga sopir mobil tak menyadari ada KA melaju dari arah selatan. Mengingat, perlintasan itu tanpa dilengkapi pintu. “Ini (perlintasan KA, Red) memang jalan pintas menuju wilayah Kartasura,” terangnya.

    Kanit Laka Satlantas Polres Sukoharjo Iptu Jaelani mewakili Kapolres Sukoharjo AKBP Iwan Saktiadi saat ditemui di lokasi kecelakaan masih melakukan olah tempat kejadian perkara.

    Terpisah, Sekretaris Desa Purbayan Madi mengungkapkan, kecelakaan di perlintasan KA tanpa pintu cukup sering terjadi. Sebelum Sumanto, seorang pengendara sepeda motor juga ditabrak KA di lokasi yang sama. “Tidak meninggal. Tapi, sepeda motornya terseret kereta,” katanya.

    Perangkat desa, lanjut Madi, telah meminta pihak terkait agar menempatkan personel jaga atau memberikan palang pintu pada perlintasan KA. Namun, sampai saat ini belum ada respons. Selama ini, ketika ada KA melintas, warga sekitar hanya berteriak-teriak untuk mengingatkan pengendara.

     Terkait perlintasan KA tanpa pintu menjadi jalur pintas, Madi mengamininya. Mayoritas yang melintas adalah warga Mayang dan Purbayan.

    Pantauan Jawa Pos Radar Sukoharjo, warga segera menyemut di lokasi kecelakaan untuk menyaksikan proses evakuasi. Beberapa tiang beton di sekitar rel KA juga terlihat bengkok dan ada yang ambruk. Sisa pecahan kaca mobil Sumanto berserakan di tempat kejadian perkara. (yan/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top