![]() |
sudarno ahmad/ekspres |
Selama dua hari, 20 orang penyandang tuna rungu dan 6 orang penyandang tuna daksa diajari cara membuat keset berbahan kain perca. Mereka diajari hingga bisa membuat kerajinan tersebut oleh Irma Suryani, yang juga penyandang disabilitas sukses dengan produk kesetnya.
Kepala Dinas Sosial dan PPKB Kebumen, HA Dwi Budi Satrio, mengatakan pelatihan tersebut untuk pemberdayaan dan meningkatkan ekonomi mereka. "Harapannya setelah pelatihan ini, mereka akan membuka usaha dan mandiri, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan," kata Dwi Budi Satrio, disela-sela pelatihan.
Tak hanya sekedar pelatihan, tetapi semua peserta juga mendapat bantuan mesin jahit dan perlengkapannya. Selain itu, nantinya bagi peserta yang mau membuka usaha usai pelatihan, produknya akan ditampung oleh Irma Suryani. Dengan harga sSetiap produk keset sebesar Rp 15 ribu.
"Kalau dalam sehari dapat membuat sepuluh keset saja. Maka sebulan bisa penghasilannya bisa sampai Rp 4,5 juta," ujar pria yang sebelumnya menjabat Sekretaris DPRD Kebumen ini.
Pihaknya juga tidak akan hanya berhenti sampai pelatihan saja. Tetapi, nantinya akan dilakukan supervisi lanjutan usai kegiatan tersebut. "Sehingga nantinya mereka akan benar-benar menerapkan hasil dari pelatihan ini," tegasnya.
Sayangnya, belum semua penyandang disabilitas dapat mengikuti pelatihan tersebut. Hal itu lantaran terbatasnya anggaran yang dialokasikan untuk pelatihan serupa. Pihaknya, berharap ke depannya anggaran untuk kegiatan pemberdayaan dapat ditingkatkan lagi.
Selain pelatihan menjahit untuk penyandang disabilitas, Dinas Sosial dan PPKB Kebumen sebelumnya juga telah menggelar berbagai pelatihan. Diantaranya, untuk warga eks migran, gelandangan, anak jalanan, penderita HIV hingga wanita rawan sosial ekonomi.(ori)
Tak hanya sekedar pelatihan, tetapi semua peserta juga mendapat bantuan mesin jahit dan perlengkapannya. Selain itu, nantinya bagi peserta yang mau membuka usaha usai pelatihan, produknya akan ditampung oleh Irma Suryani. Dengan harga sSetiap produk keset sebesar Rp 15 ribu.
"Kalau dalam sehari dapat membuat sepuluh keset saja. Maka sebulan bisa penghasilannya bisa sampai Rp 4,5 juta," ujar pria yang sebelumnya menjabat Sekretaris DPRD Kebumen ini.
Pihaknya juga tidak akan hanya berhenti sampai pelatihan saja. Tetapi, nantinya akan dilakukan supervisi lanjutan usai kegiatan tersebut. "Sehingga nantinya mereka akan benar-benar menerapkan hasil dari pelatihan ini," tegasnya.
Sayangnya, belum semua penyandang disabilitas dapat mengikuti pelatihan tersebut. Hal itu lantaran terbatasnya anggaran yang dialokasikan untuk pelatihan serupa. Pihaknya, berharap ke depannya anggaran untuk kegiatan pemberdayaan dapat ditingkatkan lagi.
Selain pelatihan menjahit untuk penyandang disabilitas, Dinas Sosial dan PPKB Kebumen sebelumnya juga telah menggelar berbagai pelatihan. Diantaranya, untuk warga eks migran, gelandangan, anak jalanan, penderita HIV hingga wanita rawan sosial ekonomi.(ori)
Berita Terbaru :
- Genjot Program Speling, Taj Yasin Ingin Jateng Jadi Tujuan Wisata Kesehatan
- Ahmad Luthfi Minta ASN agar Lebih Kreatif dan Inovatif dalam Bekerja
- Ahmad Luthfi Tegaskan Jangan Potong Bantuan Perbaikan RTLH, Mahasiswa Diminta Ikut Awasi
- Wagub Jateng Dorong Penguatan Ekosistem Halal dari Hulu
- Tatag, Anak Muda di Kebumen Sukses karena Bertani
- Tertib Berlalu Lintas, Pengunjung Pasar Tumenggungan Dapat Hadiah
- Pengguna Sepeda Motor dan Anak Muda Dominasi Pelanggaran Lalu Lintas