• Berita Terkini

    Selasa, 24 Oktober 2017

    Pelayanan Kesehatan di Purworejo Masih Perlu Banyak Pembenahan

    PURWOREJO- Penyelengaaraan pelayanan kesehatan di Kabupaten Purworejo perlu banyak pembenahan. Hal itu mengemuka dalam acara Forum Komunikasi Dengar Aspirasi Publik atau Critical Voice Point (CVP) bertajuk Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Purworejo yang berlangsung di Pendopo Kabupaten, Senin (23/10).

    Beragam aspirasi dan kritikan dilontarkan oleh para peserta yang hadir dari berbagai unsur/kalangan. Keberadaan RSUD dr Tjitrowardojo dan Puskesmas yang menjadi fasilitas kesehatan milik pemerintah daerah paling dominan disoroti. Mulai dari menumpuknya antrean pasien hingga kurangnya tenaga dokter spesialis.

    Ketua PDM Purworejo, Drs H Pudjino, menilai bahwa saat ini sejumlah masalah kerap dialami oleh pasien JKN-KIS atau BPJS Kesehatan. Menurutnya, kondisi tersebut terjadi akibat belum meratanya rumah sakit, khususnya rumah sakit swasta yang menjadi provider BPJS Kesehatan. Pihaknya juga menilai bahwa jumlah fasilitas kesehatan di Purworejo masih minim.

    “Rumah sakit jika dibagi dengan jumlah penduduk di Purworejo ini masih sangat kurang,” katanya.

    Hartono, peserta lain, menyebutkan bahwa saat ini Purworejo berpredikat Kabupaten Layak Anak. Namun, kondisi tersebut belum tercermin dari maksimalnya pelayanan kesehatan terhadap anak di tingkat bawah. Belum ada dokter spesialis anak di Puskesmas.

    “Di Puskesmas harusnya ada dokter spesialis anak karena Purworejo ini sebagai kabupaten ramah anak,” ungkapnya.

    Aspirasi juga disampaikan oleh dr Putri dari RS Budi Sehat. Menurutnya, pemerintah daerah harus dapat menggandeng rumah sakit swasta agar dapat memajukan pelayanan kesehatan di Purworejo.

    Direktur RSUD dr Tjitrowardojo, drg Gustanul Arifin MKes, dalam kesempatan itu mengakui bahwa sejak adanya program BPJS, rumah sakit menjelma menjadi puskesmas raksasa. Jumlah kunjungan pasien meningkat drastic hingga kerap mengalami penumpukan, khususnya saat pendaftaran

    Menurutnya, setiap harinya jumlah pasien yang berkunjung mencapai rata-rata 600-800 orang. Antrean panjang diperparah dengan minimnya jumlah dokter spesialis.
    “Dokter spesialis terbatas, hanya 32 dokter. Bahkan, ada dokter spesialisasi tertentu yang menangani sampai 200 pasien,” sebutnya.

    Menyikapi lamanya waktu antrean pasien rawat jalan yang selama ini terjadi, pihaknya berharap agar sitem rujukan berjenjang dapat dimaksimalkan di tingkat bawah. Pihaknya juga menyatakan telah menyiapkan sistem online untuk pendaftaran.

    “Dalam waktu dekat akan kita luncurkan,” katanya.

    Bupati Purworejo, Agus Bastian SE MM, dalam sesi akhir CVP menyatakan apresiasinya terhadap seluruh masukan. Pihaknya mengakui selama ini kerap mendapatkan laporan keluhan terkait pelayanan yang menumpuk di RSUD.

    “Ke depan kami berharap pusat-pusat kesehatan kita ini dapat kita perbaiki, baik pelayanan maupun fasilitasnya. Sementara ini semuanya menumpuk di RSUD. Saya lihat fasilitas RSUD memang belum memadai, peralatan perlu ditambah yang canggih,” jelasnya.

    Bupati juga menyadari kapasitas RSUD sangat terbatas. Terlebih, tidak hanya warga Purworejo yang berobat di RSUD. Karena itu, dalam waktu dekat Pemkab akan mendirikan rumah sakit tipe C agar dapat mendukung pelayanan yang sudah ada.

    “Terkait minimnya jumlah dokter spesialis, kami tidak membolehkan dokter ke luar Purworejo. Kalau masuk boleh karena kita sangat kekurangan dokter," tandasnya. (top)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top