SUBEKAN/RADAR KUDUS |
05.30 WIB. Musibah tersebut, terjadi saat perempuan warga, RT 2, RW 2, Desa Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan, hendak mengantarkan barang dagangannya ke pasar.
Petaka berlangsung saat kondisi pasar sedang, mendengar suara tabrakan yang cukup keras pengunjung pasar langsung berhamburan melihat sumber suara. Salah satunya,
Sukirno pemilik warung pecel yang biasa berlangganan lontong buatan korban.
“Tak pikir ban meletus, ternyata tabrakan,” ungkap, Sukirno pemilik warung lontong yang menjadi salah satu saksi mata tabrakan maut tersebut.
Usai tertabrak, Sukanti tergeletak dalam got. Sementara motor dan barang-barang dagangannya berserakan di jalan.“Tadi mau menyeberang jalan. Tak tahunya ditabrak bus
dan meninggal ditempat,” tambahnya.
Dia menyebutkan selepas subuh, korban rutin pergi ke pasar untuk menjual lontong hasil olahannya. Ada juga yang disetor ke para pedagang. Termasuk dia sendiri.
Menurutnya korban biasanya tak sampai menyeberang jalan untuk ke warungnya.
”Biasanya kendaraannya tidak ditumpangi sampai warung. Cukup di parkir di pinggir jalan dan lontong dibawa dengan jalan kaki,” katanya.
Insiden maut tersebut, sempat membuat geram warga sekitar lokasi. Bahkan, warga sempat merusak kaca bus. Sementara, sopir langsung meninggalkan armadanya di lokasi.
Yanuri, 36, Sopir Kramat Jati pada Jawa Pos Radar Kudus mengaku sudah berusaha menghindari korban. Namun tetap saja menabrak. Untungnya bekas galian jalan langsung
ambles, sehingga bus yang dikemudikan tidak sampai menabrak pohon.
“Korban memotong jalan, saya sudah banting setir ke kanan. Tapi tetap tidak nyandak,” jelas warga RT3, RW 8, Jalan Gajah Timur Dalam II Gayamsari, Semarang.
Dia mengaku, bus yang dikemudikan dalam keadaan kosong. Sebab baru berangkat dari Jakarta Jumat lalu (7/10). Usai terjadi tabrakan, dia lantas pergi menuju kantor
polisi mencari pengamanan. Sebab, takut di massa.
Kasatlantas Polres Blora AKP Febriyani Aer menjelaskan, kecelakaan yang terjadi antara Honda Beat nomor polisi (Napol) K 4916 RN dengan bus Nopol Pol B 7222 IS.
Bermula, saat bus melaju dari arah barat ke timur atau Jalan Blora-Ngawen.
Sesampainya di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Dukuh Sembung, Desa Adirejo, Kecamatan Tunjungan Blora, tiba-tiba sebelah kiri ada sepeda motor Honda Beat yang di
kendarai Sukanti. Korban, ingin menyeberang jalan dari arah utara ke selatan.
Karena jarak yang sudah dekat, sehingga pengemudi bus tidak mampu lagi menguasai laju kendaraannya, dan terjadilah tabrakan tersebut. “Korban meninggal dunia karena
menderita luka robek kepala belakang, pendarahan telinga kiri dan kanan, hidung dan mulut, mata mengeluarkan darah, dan robek punggung kaki kanan,” jelasnya. (sub/ali)