• Berita Terkini

    Rabu, 25 Oktober 2017

    Panglima Gatot Nurmantyo Kecewa Dilarang Masuk AS

    JAKARTA - Nasi sudah jadi bubur. Larangan masuk ke Amerika Serikat terhadap Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berbuntut. Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar tidak perlu ada perwakilan dari Indonesia yang hadir dalam pertemuan panglima angkatan bersenjata se-Asia Pasifik di Washington DC, Amerika Serikat.


    Meskipun sudah ada permintaan maaf serta penyesalan dari pemerintah AS, JK tetap pada sikapnya. Lantaran sebelumnya ada penolakan dari US Custom and Border Protection (CBP) kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pada saat check in di Bandara Internasional Soekarno Hatta.


    ”Kita juga merasa perlu untuk kali ini tidak memenuhi undangan karena sudah adanya kejadian itu. Ya sampai sekarang (kemarin pagi, Red) belum mengetahui apa yang terjadi sebenarnya,” ujar JK di ruang VIP Bandara Halim Perdanakusuma, pagi kemarin (24/10). JK baru saja mendarat usai kunjungan kerja ke Turki dan Arab Saudi untuk menghadiri pertemuan D-8.


    Pertemuan bertajuk Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization (VEOs) itu berlangsung pada 23-24 Oktober di Washington DC. Waktu Indonesia lebih cepat 12 jam dibandingkan AS. Jadi, bila hari ini (25/10), di Amerika masih Selasa (24/10).


    Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menuturkan bakal mengecek ke Kedubes Indonesia di Washington DC terkait kemungkinan penggantian Gatot dengan pejabat Atase Pertahanan (Athan) untuk hadir dalam pertemuan tersebut. Lantaran undangan itu ditujkan kepada Gatot dan mewakili pemerintah Indonesia.


    ”Saya kira saya harus cek apakah pak Athan hadir di sana atau tidak. Saya harus cek. Pertemuannya kan tanggal 24 (Oktober). Hari ini (kemarin, Red) kan Amerika tanggal 23 malam jadi saya akan cek kepada dubes kita yang ada di Washington,” ungkap Retno yang mendampingi Wapres.


    Dia menuturkan meskipun sudah ada jaminan Gatot bakal bisa masuk ke Amerika Serikat lagi. Tapi, pemerintah Indonesia tetap meminta terlebih dahulu penjelasan alasan penolakan Gatot oleh US Custom and Border Protection pada Sabtu (21/10). ”Tentunya, kalau terkait dengan konferensi ini sudah tidak terkejar lagi. Tetapi, intinya adalah bahwa kunjungan kapan pun warmthly welcome,” ujar diplomat kelahiran Semarang itu.


    Retno menuturkan persoalan telah selesai. Tapi, pemerintah Indonesia tetap ingin mengetahui penyebabnya. Untuk itu mereka menunggu sebab penolakan yang hanya diberitahukan melalui lisan oleh petugas maskapai Emirates itu.


    ”Mudah-mudahan dalam waktu dekat paling tidak ada penjelasan. Dan dalam waktu dekat kita harapkan komunikasi langsung dari Jenderal Dunford pada Jenderal Gatot. Karena komunikasi langsung antara dua jenderal ini sangat membantu untuk menyelesaikan masalah ini,” ungkap dia.


    Sementara itu, Gatot juga menyampaikan hal senada. Dia menyatakan, keberangkatannya ke AS itu atas perintah presiden untuk mewakili Indonesia. ’’Begitu saya tidak bisa berangkat, saya lapor kepada presiden, menkopolhukam, dan menteri luar negeri,’’ terangnya usai pembukaan Konferensi Internasional tentang Global Health Security di Istana Negara kemarin.


    Soal keberangkatannya lagi ke AS karena larangan telah dicabut, da mengaku belum tahu. Sebab, tidak mungkin dia berinisiatif karena sejak awal keberangkatannya sebagai wakil Indonesia. Bagaimana respons presiden? ’’Saya laporkan kenapa terjadi seperti itu, (presiden mengatakan) Ya sudah, tidak usah berangkat,’’ lanjutnya.


    Karena itu, dia menyerahkan sepenuhnya urusan terkait larangan masuk itu kepada pemerintah Indonesia. ’’Kalau dikatakan saya kecewa, saya kecewa. Karena saya bersahabat dengan jenderal Dan Ford,’’ tuturnya. Pada kunjungan sebelumnya, dia disambut dnegan baik oleh Dan Ford yang merupakan Chairman atau pimpinan dari kepala staf gabungan militer AS. Bahkan, dia disuguhi penampilan tentara AS yang menyanyikan lagu Bengawan Solo. (jun/byu)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top