 |
| DAMIANUS BRAM/RADAR SOLO |
Yang cukup mencolok adalah lampion naga setinggi sekitar lima meter. Ukurannya paling besar dibandingkan lampion lainnya. “Lampionnya ada puluhan. Untuk jenisnya ada macam-macam. Mulai dari naga, castle, kelinci, merak, dan lainnya,” jelas Wiwin, salah seorang pekerja, Jumat (13/10).
Para pembuat lampion tersebut dibagi menjadi dua tim. Tim pertama bertugas menyusun kerangka dan memasang instalasi lampu di dalam lampion. Mereka terdiri dari para pria. Sedangkan tim kedua yang seluruhnya perempuan bertugas menempelkan kain pada kerangka lampion.
Menurut Wiwin, pemasangan lampion mendatangkan tim dari Jogjakarta. Mereka sudah bekerja sejak dua bulan terakhir. Hasil tangan-tangan kreatif tersebut memang indah. Beragam jenis lampion tampak hidup.
Itu pula yang membuat Windy kagum. Siang kemarin dia kebetulan berkunjung ke TSTJ. Penambahan wahana tersebut semakin membuatnya betah berlama-lama di objek wisata kebanggaan wong Solo tersebut.
“Ada permainannya, serta kulinernya dapat dijadikan lokasi pilihan nongkrong. Ya, harapannya semoga taman lampion ini dapat menarik lebih banyak pengunjung TSTJ,” kata dia.
Sekadar informasi, manajemen TSTJ sudah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan investor PT Cikal Bintang Bangsa pada 2 Agustus silam.
Sesuai kesepakatan, investor akan membuat beragam wahana seperti taman lampion, air mancur menari (dancing fountain), festival makanan (food court, cafe dan coffee shop), aneka permainan, night floating market dan rest area dengan nilai investasi senilai Rp 45 miliar.
Soft opening taman lampion yang terletak di sebelah utara danau buatan TSTJ dijadwalkan 25 Desember mendatang. (dam/wa)
