• Berita Terkini

    Selasa, 03 Oktober 2017

    Kemenkes Targetkan 34,1 Orang Mendapat Obat Filariasis

    JAKARTA – Setiap Oktober ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga). Awalnya pada 2015 lalu, ditetapkan sekitar 105 juta orang sebagai sasaran pemberian obat pencegahan masal (POPM). Targetnya akan tuntas 2020 nanti. Hingga tahun ini, diperkirakan masih ada 34,1 orang yang belum POPM.


    Dari data yang dimiliki Kemenkes, 236 kabupaten masih menjadi endemis filariasis. Dari jumlah tersebut masih 150 kota/kabupaten yang melaksanakan POPM. Empat diantaranya merupakan kota yang baru memulai pelaksanaan POPM, yakni Kabupaten Semarang, Brebes, Wonosobo, dan Grobogan.


    Filariasis merupakan penyakit yang menyebabkan beberapa bagian tubuh manusia membengkak. Hal tersebut diakibatkan oleh cacing filaria yang berada dalam darah manusia yang mengakibatkan kelenjar getah bening membengkak hingga pecah. Penularan penyakit tersebut biasanya melalui nyamuk. Dalam bahasa awam, filariasis disebut juga dengan kaki gajah.


    Pakar parasitologi klinik Universitas Indonesia Prof Agnes Kurniawan menjelaskan jika orang yang di dalam darahnya terdapat larva filaria, maka dapat menjadi sumber menularkan penyakit tersebut. Untuk mengetahui seseorang memiliki larva filaria memang harus uji laboratorium. Namun menurut Agnes demam berulang setu hingga dua kali setiap bulan dan timbul benjolan yang terasa nyeri di daerah pangkal paha atau ketiak, perlu dicurigai terdapat filaria. ”Ciri lainnya kencing berwarna seperti susu,” jelasnya.


    Filariasis ditularkan oleh seluruh jenis nyamuk. Berbeda halnya dengan demam berdarah atau malaria yang hanya dibawa oleh salah satu jenis nyamuk saja. ”Untuk berkembang biak nyamuk, waspadai air yang menggenang,” ujar Agnes.


    Filariasis jika sudah menjadi kronis dapat menyebabkan penderitanya mengalami kecacatan permanen. Biasanya salah satu bagian tubuh penderita akan membengkak. Cacat fisik tersebut dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Di Indonesia, doyemukan 13.009 kasus penyandang filariasis yang sudah kronis. Jawa Timur sendiri angkanya cukup besar, yakni mencapai 193 orang penyandang filariasi kronis.


    Untuk menanggulangi hal itu pemerintah mencanangkan percepatan eliminasi filariasi di Indonesia. ”Kami memberikan obat pencegahan masal filariasi setahun sekali. Hal itu rutin dilakukan setiap tahun sejak 2015,” jelas Direktur Jenderal Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan M Subuh. (lyn)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top